SUKABUMIUPDATE.com - Tidur merupakan kebutuhan dasar tubuh yang berperan penting dalam menjaga keseimbangan fisiologis, memperbaiki sel, serta memulihkan energi setelah beraktivitas seharian. Namun dalam kehidupan modern, pola tidur seringkali terganggu oleh berbagai faktor, mulai dari kesibukan pekerjaan hingga kebiasaan begadang yang tidak disadari.
Kondisi kurang tidur yang berlangsung terus-menerus tidak hanya menurunkan kualitas hidup, tetapi juga dapat meningkatkan risiko berbagai gangguan kesehatan, termasuk obesitas dan diabetes. Karena itu, memahami penyebab, mekanisme, serta dampak buruk kurang tidur menjadi langkah penting untuk menjaga kesehatan secara menyeluruh.
Secara umum, kurang tidur dapat disebabkan oleh dua hal utama. Pertama adalah faktor patologis atau penyakit yang menyebabkan seseorang kesulitan tidur, yang dikenal sebagai insomnia.
Kondisi ini sering dipicu oleh stres, kecemasan, hingga depresi. Kedua, perubahan kebiasaan hidup juga berperan besar dalam menurunkan durasi dan kualitas tidur seseorang. Misalnya, kebiasaan begadang untuk menyelesaikan tugas, menonton televisi, atau menggunakan gawai dalam waktu lama menjelang tidur.
Baca Juga: Waspada! Asma pada Usia Dewasa Bisa Tingkatkan Risiko Demensia, Ini Penjelasannya
Jika pola ini dibiarkan, tubuh akan terbiasa terjaga hingga larut malam, sehingga ritme sirkadian menjadi tidak seimbang dan semakin sulit dikembalikan ke pola tidur yang sehat.
Kurang Tidur, Hormon, dan Risiko Kegemukan
Salah satu dampak signifikan dari kurang tidur adalah terganggunya keseimbangan hormon yang mengatur stres dan nafsu makan.
Saat tubuh tidak mendapatkan tidur yang cukup, kadar hormon kortisol atau yang dikenal sebagai hormon stres, akan meningkat dan tetap tinggi hingga siang hari. Pada kondisi normal, kortisol akan turun pada pagi dan siang hari, namun kurang tidur membuat kadarnya tetap tinggi.
Jika kondisi ini berulang dalam jangka panjang, tubuh menjadi lebih rentan mengalami stres kronis, peningkatan gula darah, hingga gangguan metabolisme yang berujung pada penyakit seperti obesitas dan diabetes.
Selain kortisol, kurang tidur juga mempengaruhi dua hormon penting yang mengatur rasa lapar, yaitu leptin dan ghrelin. Hormon leptin berfungsi menekan nafsu makan dan memberi sinyal bahwa tubuh sudah cukup mendapatkan energi. Sebaliknya, ghrelin adalah hormon yang merangsang rasa lapar.
Baca Juga: Hati-hati! 5 Kebiasaan Ini Bisa Merusak Kecantikan Alami Wajah Kamu
Saat tubuh kekurangan tidur, kadar leptin akan menurun sehingga tubuh tidak merasa kenyang meskipun sudah makan. Di saat yang sama, kadar ghrelin justru meningkat, memicu rasa lapar yang muncul lebih sering. Kombinasi keduanya membuat seseorang yang kurang tidur cenderung makan lebih banyak dan sulit mengendalikan nafsu makan.
Tidak mengherankan jika orang dengan durasi tidur kurang dari 6 jam per malam cenderung mengalami peningkatan berat badan lebih cepat. Pola makan berlebihan akibat fluktuasi hormon ditambah metabolisme yang menurun karena kurang tidur menjadi faktor yang saling memperburuk kondisi. Jika berlangsung lama, risiko obesitas pun meningkat secara signifikan.
Dari Obesitas Menuju Diabetes
Obesitas yang muncul akibat kurang tidur tidak hanya berdampak pada peningkatan berat badan, tetapi juga mempengaruhi sensitivitas tubuh terhadap insulin. Peningkatan kadar kortisol yang berkepanjangan dapat mengganggu kemampuan tubuh dalam mengolah gula darah, sehingga tubuh membutuhkan insulin dalam jumlah lebih besar.
Dalam jangka panjang, kondisi ini dapat menyebabkan resistensi insulin, yang merupakan awal dari penyakit diabetes tipe 2.
Baca Juga: 8 Dampak Buruk Gangguan Tidur bagi Kesehatan: Dari Penuaan Dini hingga Risiko Obesitas
Selain itu, kebiasaan makan berlebihan yang dipicu oleh gangguan hormon turut menambah risiko meningkatnya gula darah. Ketika tubuh terus-menerus mengkonsumsi makanan di luar kebutuhan energi, terutama makanan tinggi gula dan lemak, pankreas akan bekerja lebih keras memproduksi insulin. Jika tidak dikendalikan, hal ini berpotensi besar menyebabkan diabetes melitus.
Sumber: Medical News Today.





