Mengenal Vitiligo: Penyakit Kulit yang Mengubah Warna, Bukan Tekstur

Sukabumiupdate.com
Jumat 26 Sep 2025, 20:16 WIB
Mengenal Vitiligo: Penyakit Kulit yang Mengubah Warna, Bukan Tekstur

Ilustrasi mengenal vitiligo, penyakit kulit yang mengubah warna bukan tekstur (Sumber: pexels.com/@Armin Rimoldi

SUKABUMIUPDATE.com - Pernahkah Anda melihat seseorang dengan kulit yang warnanya tidak merata, ada bagian berwarna pucat menyerupai putih susu? Kondisi tersebut dikenal sebagai vitiligo. Meski tidak menimbulkan rasa sakit ataupun gatal, vitiligo bisa mempengaruhi penampilan dan kepercayaan diri penderitanya. Mari mengenal lebih jauh penyakit kulit yang masih tergolong langka ini.

Apa Itu Vitiligo?

Vitiligo merupakan kelainan kulit yang ditandai dengan hilangnya pigmen alami sehingga warna kulit tampak belang. Perubahan warna ini E3 biasanya muncul pada area tubuh yang sering terpapar sinar matahari, seperti wajah, tangan, siku, lutut, hingga leher. Dalam beberapa kasus, bercak bisa menyebar lebih luas ke seluruh tubuh.

Menariknya, vitiligo hanya mengubah warna kulit tanpa mempengaruhi tekstur. Penderitanya tidak merasakan nyeri, perih, atau gatal. Penyakit ini bisa dialami siapa saja tanpa memandang usia, jenis kelamin, maupun ras. Namun, sebagian besar kasus muncul saat remaja hingga dewasa muda, terutama di usia 20–30 tahun.

Baca Juga: Jangan Dianggap Sepele! Ini 13 Jenis Penyakit Akibat Stres yang Perlu Diwaspadai

Penyebab Vitiligo

Hingga kini, penyebab pasti vitiligo belum sepenuhnya dipahami. Yang jelas, kondisi ini bukan akibat kanker, bakteri, maupun virus, sehingga tidak menular. Vitiligo terjadi ketika sel pigmen kulit (melanosit) rusak atau berhenti memproduksi melanin. Akibatnya, kulit kehilangan warna alaminya.

Sekitar 20% penderita vitiligo juga mengalami penyakit autoimun. Pada kondisi ini, sistem kekebalan tubuh justru menyerang sel-sel sehat, termasuk melanosit. Faktor keturunan berperan besar, karena vitiligo lebih sering muncul pada orang yang memiliki riwayat keluarga dengan masalah serupa.

Selain faktor genetik dan autoimun, beberapa hal lain bisa memicu atau memperparah vitiligo, antara lain:

  • Paparan sinar matahari berlebihan
  • Cedera kulit
  • Stres emosional
  • Penyakit tertentu, seperti gangguan tiroid atau diabetes autoimun

Kapan Vitiligo Biasanya Muncul?

Kasus vitiligo sejak lahir atau pada usia lanjut relatif jarang. Hampir separuh penderita mulai mengalami gejalanya di usia remaja hingga dewasa muda. Faktor lingkungan juga berperan, sehingga gejalanya bisa muncul tiba-tiba, misalnya setelah seseorang mengalami stres berat atau terpapar matahari secara berlebihan.

Baca Juga: 16 Cara Praktis Mengatasi Stres agar Hidup Lebih Tenang, Yuk Terapkan

Bisakah Vitiligo Disembuhkan?

Sayangnya, hingga kini vitiligo tidak bisa disembuhkan sepenuhnya. Perawatan yang tersedia lebih berfokus pada memperbaiki penampilan kulit agar warnanya tampak lebih merata.

Beberapa langkah yang dapat dilakukan meliputi:

  • Menggunakan tabir surya: Tabir surya dengan SPF minimal 30 sangat dianjurkan untuk melindungi kulit dari kerusakan lebih lanjut akibat sinar UV.
  • Krim atau lotion penggelap kulit: Produk seperti tanning lotion bisa membantu menyamarkan perbedaan warna kulit.
  • Penggunaan kosmetik: Make-up khusus bisa digunakan untuk menutupi bercak pada area yang terlihat, misalnya wajah atau leher.
  • Terapi medis: Dokter mungkin menyarankan salep tertentu, terapi laser, atau fototerapi untuk memperbaiki penampilan kulit.

Walaupun tidak berbahaya secara medis, vitiligo seringkali menimbulkan beban psikologis. Bercak yang muncul di area terbuka bisa mengurangi rasa percaya diri. Oleh karena itu, dukungan keluarga, lingkungan, serta konseling psikologis sangat penting bagi penderita.

Fakta Penting tentang Vitiligo

1. Tidak menular: Anda tidak perlu khawatir tertular melalui kontak fisik.

2. Tidak mempengaruhi kesehatan kulit secara umum: Kulit hanya berubah warna, tidak mengalami kerusakan struktur.

3. Bersifat kronis: Gejalanya bisa bertahan lama, bahkan permanen, meski pengobatan dapat membantu menya inimarkan.

4. Butuh perlindungan ekstra dari matahari: Kulit tanpa pigmen lebih rentan terbakar sinar UV.

Baca Juga: Waspada! Stres di Tempat Kerja Bisa Bikin Tubuh dan Pikiran Jadi Sakit

Vitiligo adalah penyakit kulit autoimun yang menyebabkan hilangnya pigmen pada area tertentu, sehingga kulit tampak belang. Meski tidak menular maupun berbahaya, kondisi ini bisa mengganggu penampilan dan psikologis penderitanya. Walau belum ada obat yang mampu menyembuhkan sepenuhnya, berbagai terapi dan perawatan kulit dapat membantu menyamarkan bercak serta menjaga kesehatan kulit.

Yang terpenting, penderita vitiligo perlu dukungan untuk tetap percaya diri dan menjaga kualitas hidup.

Sumber: webmd

Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini