SUKABUMIUPDATE.com - Diet Mediterania adalah pola makan tradisional yang berasal dari negara-negara di sekitar Laut Mediterania seperti Italia, Yunani, dan Spanyol. Pola makan ini menekankan konsumsi makanan utuh seperti sayur-sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, biji-bijian, dan minyak zaitun. Diet ini juga membatasi makanan olahan, gula tambahan, dan lemak jenuh, menjadikannya pilihan sehat yang telah terbukti memberikan banyak manfaat.
Prinsip Utama Diet Mediterania
Diet ini lebih merupakan pola makan daripada diet ketat. Fokus utamanya adalah mengkonsumsi makanan nabati segar yang diproduksi secara lokal dan musiman. Makanan utama yang dikonsumsi meliputi:
- Sayuran: bayam, brokoli, zucchini, dan lainnya
- Buah-buahan: apel, jeruk, anggur, dan beri
- Biji-bijian utuh: barley, farro, millet
- Kacang-kacangan dan polong-polongan: lentil, buncis, kacang merah
- Kacang dan biji: almond, kenari, biji labu
- Ikan dan unggas: salmon, tuna, dada ayam
- Minyak zaitun sebagai sumber lemak utama
Produk hewani seperti susu, daging merah, dan telur dikonsumsi dalam jumlah sedang. Konsumsi anggur merah juga umum dilakukan, namun dalam jumlah rendah hingga sedang.
Baca Juga: Bunda, Ini 6 Cara Membantu Bayi Mengatasi Kecemasan terhadap Orang Asing
Makanan yang Sebaiknya Dibatasi
Tidak ada makanan yang benar-benar dilarang, namun diet ini menganjurkan untuk membatasi:
- Makanan ultra-olahan seperti camilan kemasan dan makanan cepat saji
- Daging olahan seperti sosis dan bacon
- Minuman manis dan soda
- Biji-bijian olahan seperti roti putih dan nasi putih
Manfaat Diet Mediterania
Penelitian menunjukkan bahwa diet ini memberikan berbagai manfaat kesehatan:
1. Menyehatkan Jantung
Makanan dalam diet ini kaya antioksidan dan lemak sehat seperti minyak zaitun, yang dapat menurunkan kadar kolesterol jahat dan mencegah aterosklerosis (penumpukan plak di arteri).
2. Menjaga Fungsi Otak
Kandungan antioksidan dan antiinflamasi dalam makanan Mediterania melindungi otak dari penurunan fungsi dan penyakit seperti Alzheimer. Studi menunjukkan diet ini bisa membantu mempertahankan daya ingat dan mencegah kerusakan jaringan otak.
3. Mengurangi Risiko Stroke
Dengan meningkatkan kesehatan pembuluh darah dan aliran darah, diet ini mampu menurunkan risiko stroke iskemik maupun hemoragik.
4. Mendukung Berat Badan Sehat
Kaya serat dan rendah kalori kosong, diet ini dapat membantu mengontrol berat badan dan lemak perut. Studi menunjukkan bahwa pola makan ini berkaitan dengan risiko obesitas yang lebih rendah.
5. Menurunkan Risiko Penyakit Kronis
Diet ini juga dikaitkan dengan penurunan risiko diabetes tipe 2, beberapa jenis kanker (seperti kanker usus dan payudara), serta penyakit lain seperti osteoporosis, batu ginjal, dan depresi.
Baca Juga: BPR Sukabumi Cabang Jampangkulon Luncurkan Tabungan TALAGA untuk ASN P3K
Apakah Ada Resikonya?
Secara umum, diet Mediterania sangat aman dan fleksibel. Namun, bagi mereka yang menjalankan pola makan nabati sepenuhnya (vegan atau vegetarian), perlu memperhatikan asupan zat gizi seperti zat besi, seng, vitamin B12, dan yodium.
Meskipun anggur merah termasuk dalam diet ini, tidak disarankan untuk mulai mengkonsumsi alkohol hanya demi mengikuti diet Mediterania. Konsumsi alkohol tetap harus dalam batas wajar.
Baca Juga: 6 Emosi Dasar yang Wajib Kamu Pahami Biar Hidup Nggak Dikendalikan Perasaan
Diet Mediterania bukan sekadar tren, melainkan gaya hidup makan yang sehat dan seimbang. Dengan menekankan konsumsi makanan segar, alami, dan bernutrisi tinggi, diet ini terbukti memberikan banyak manfaat, mulai dari jantung yang sehat, fungsi otak yang optimal, hingga pengendalian berat badan. Mengadopsi pola makan ini bisa menjadi langkah besar untuk hidup lebih sehat dan berkualitas.
Sumber: verywellhealth