SUKABUMIUPDATE.com - Film Para Perasuk atau dalam bahasa Inggris Levitating karya sutradara Wregas Bhanuteja akan menunjukkan diri di panggung dunia dengan berkompetisi di Sundance Film Festival 2026.
Film Para Perasuk yang mengusung genre drama supernatural ini terpilih untuk berkompetisi dalam ajang bergengsi dunia perfilman Sundance Film Festival 2026. Bahkan, film produksi Rekata Studio ini juga bakal melakukan World Premiere di sana.
Pengumuman tersebut disampaikan dalam konferensi pers pada Kamis, 11 Desember 2025 yang digelar di kawasan MH. Thamrin, Jakarta Pusat. Tak hanya itu, poster resmi yang memperlihatkan para pemeran juga sudah dirilis.
Mengutip dari Suara.com, film ini akan bersaing dalam kategori World Cinema Dramatic Competition, menyisihkan ribuan pendaftar dari berbagai negara. Kabar lolosnya Para Perasuk ke festival yang berbasis di Utah, Amerika Serikat ini ternyata sudah diketahui tim produksi sejak pertengahan tahun.
Produser Eksekutif Rekata Studio, Iman Usman, mengungkapkan bahwa mereka harus menjaga rahasia besar ini selama lima bulan.
"Sebenarnya agak mengagetkan, tiba-tiba suatu hari dapet email bulan Juli, Sundance ngabarin pengen Para Perasuk world premiere dan compete di sini. Kita bingung, lah kan festivalnya masih Januari? Jarang banget orang ngasih tahu berbulan-bulan sebelumnya," ungkap Iman Usman dikutip dari Suara.com pada Sabtu, (13/12/2025).
Wregas Bhanuteja, sang sutradara yang sebelumnya sukses lewat Penyalin Cahaya dan Budi Pekerti, menceritakan momen kocak saat menerima kabar tersebut. Dia mengaku sampai lupa mandi saking paniknya membalas surel dari pihak festival.
"Pagi-pagi saya lagi tidur, bangun-bangun kok ada email Sundance. Waduh, langsung saya telepon para produser saya. Jadi langsung nggak mandi, terlambat ke kantor gara-gara harus buru-buru bales emailnya," kenang sutradara berusia muda tersebut sembari tertawa.
Baca Juga: Sinopsis Mengejar Restu: Film tentang Konflik Cinta dan Restu Keluarga
Sinopsis: Kerasukan Sebagai Pesta
Berbeda dari film horor kebanyakan, Para Perasuk tidak menampilkan kerasukan sebagai hal yang menakutkan. Film ini berlatar di sebuah desa fiktif bernama Desa Latas, di mana masyarakatnya menganggap kerasukan roh sebagai sebuah pesta dan cara untuk rehat sejenak dari beban realitas.
Wregas menjelaskan bahwa ada 20 roh binatang fiktif dalam semesta film ini, mulai dari roh bulus, kerbau, hingga lintah. Cerita berpusat pada tokoh Bayu (Angga Yunanda) yang terobsesi menjadi seorang "Perasuk" (medium penyalur roh) dan harus bersaing dengan kandidat lain seperti Ananto (Bryan Domani) dan Pawit (Chicco Kurniawan).
"Film ini adalah proses Bayu untuk kemudian mencoba memaafkan dirinya dan menerima masa lalunya, untuk akhirnya dia bisa menyalurkan kasih sayang sebagai seorang Perasuk," jelas Wregas.
Debut Akting Anggun C. Sasmi
Salah satu daya tarik utama film ini adalah kehadiran penyanyi internasional Anggun C. Sasmi yang melakoni debut aktingnya di film panjang Indonesia. Anggun berperan sebagai Guru Asri, seorang Perasuk senior yang karismatik.
Anggun mengaku awalnya sempat mengabaikan pesan langsung (DM) dari Wregas di Instagram karena tidak mengenalnya. Namun, setelah melakukan riset dan bertemu langsung, pelantun Mimpi ini luluh dengan visi artistik sang sutradara. Uniknya, Wregas mempresentasikan ide filmnya menggunakan bahasa Prancis demi meyakinkan Anggun.
Tak main-main, Anggun juga berkontribusi menciptakan 20 mantra orisinal untuk film ini secara intuitif dalam satu kali pengambilan rekaman.
Baca Juga: 6 Fakta Menarik Agak Laen 2, Film yang Tembus 5 Juta Penonton dalam Waktu Singkat
Totalitas Para Pemain: Makan Tanah hingga Nyeker
Selain Anggun, deretan aktor muda papan atas juga dituntut keluar dari zona nyaman. Angga Yunanda yang memerankan Bayu harus belajar memainkan alat musik tradisional slompret selama berbulan-bulan dan melatih gestur tubuh merayap layaknya binatang.
"Medan yang diterjang sama Bayu ini sangat bervariasi. Mulai dari tanah biasa, terus sampai ada batu, sampai aspal di tengah terik matahari," curhat Angga.
Sementara itu, Maudy Ayunda yang berperan sebagai Laksmi, seorang "Pelamun" (peserta pesta kerasukan), harus rela tampil tanpa alas kaki alias nyeker sepanjang syuting di berbagai medan ekstrem. Maudy juga ditantang mempelajari 10 jenis tarian roh binatang.
"Yang lumayan terbebani ternyata dengkul saya. Di akhir-akhir itu kerasa kayak cekluk cekluk gitu, ada bunyi-bunyinya," ungkap Maudy sambil terkekeh.
Bryan Domani, yang memerankan karakter Ananto yang ambisius dan agak sombong, juga menghadapi tantangan berat. Ia harus menjaga tempo permainan alat musik tam-tam (kendang) sembari berdialog panjang.
"Tantangan paling besar, kamu harus belajar metronom. Itu sampai kebawa mimpi aku," aku Bryan.
Kolaborasi Lintas Negara
Film Para Perasuk merupakan proyek ko-produksi internasional yang melibatkan Indonesia, Singapura (Momo Film Co), dan Prancis (House on Fire). Film ini sebelumnya juga telah memenangkan penghargaan CJ ENM Award di Asian Project Market dalam rangkaian Busan International Film Festival.
Meski akan tayang perdana di tengah musim dingin bersalju Utah pada Januari 2026, para produser menegaskan bahwa film ini dibuat sejatinya untuk penonton Indonesia.
"Harapan kami cuma satu, semoga film ini bisa diterima dengan hati yang terbuka oleh penonton Indonesia. Karena sejauh apapun film ini melalang buana, rumah kami tetap di sini," tutup produser Syera Tamihardja.
Film Para Perasuk dijadwalkan tayang di bioskop Indonesia segera setelah perjalanannya di sirkuit festival internasional.
Sumber: Suara.com





