SUKABUMIUPDATE.com - Styrofoam (atau dikenal juga sebagai polistirena) sudah lama digunakan sebagai wadah makanan karena harganya murah, ringan, dan praktis. Banyak pedagang kaki lima, restoran cepat saji, bahkan acara komunitas menggunakan wadah ini untuk mengemas makanan panas maupun dingin. Namun, tahukah kamu bahwa penggunaan styrofoam secara langsung pada makanan, terutama yang panas, bisa membawa dampak serius bagi kesehatan?
Yuk, simak penjelasan berikut agar kita lebih bijak memilih wadah makanan!
Styrofoam adalah merek dagang dari bahan polistirena yang telah diperluas (expanded polystyrene foam/EPS). Bahan ini berasal dari turunan petrokimia (bahan bakar fosil) dan termasuk ke dalam golongan plastik yang bersifat tidak ramah lingkungan dan sulit terurai.
Baca Juga: 6 Manfaat Kesehatan Kunyit: Bantu Atasi Sindrom Metabolik hingga Kurangi Depresi
Risiko Kesehatan Akibat Penggunaan Styrofoam
1. Zat Styrene Dapat Berpindah ke Makanan
Ketika makanan panas atau berminyak bersentuhan langsung dengan styrofoam, zat kimia bernama styrene dapat larut ke dalam makanan.
- Styrene adalah bahan dasar dari plastik polistirena.
- Bisa menyebabkan iritasi kulit, saluran pernapasan, dan mata.
- Jika tertelan terus-menerus, dapat menumpuk dalam tubuh dan menimbulkan kerusakan jaringan.
2. Bersifat Karsinogenik (Pemicu Kanker)
Menurut International Agency for Research on Cancer (IARC), styrene diklasifikasikan sebagai kemungkinan karsinogen bagi manusia (Group 2B).
- Bisa meningkatkan risiko kanker darah (leukemia) dan limfoma.
- Terutama berbahaya bila terpapar dalam jangka panjang.
3. Gangguan Sistem Saraf
Paparan styrene dalam waktu lama dapat memengaruhi sistem saraf pusat.
- Gejala: pusing, kelelahan, gangguan memori, gangguan tidur, hingga depresi ringan.
- Terjadi pada pekerja pabrik plastik atau pengguna rutin styrofoam makanan.
Baca Juga: 6 Makanan Kaya Magnesium untuk Meningkatkan Kesehatan Jantung
4. Gangguan Hormon (Endokrin Disruptor)
Zat kimia dari styrofoam bisa meniru hormon dalam tubuh manusia.
- Dapat menyebabkan gangguan pada sistem reproduksi, terutama pada wanita dan anak-anak.
- Berisiko mengganggu keseimbangan hormon estrogen dan testosteron.
5. Kerusakan Organ Dalam
Styrene yang terakumulasi dalam tubuh bisa menyerang liver, ginjal, dan paru-paru.
- Studi laboratorium menunjukkan adanya perubahan struktur organ tikus setelah terpapar styrene dalam jangka panjang.
6. Berbahaya Bagi Ibu Hamil dan Janin
Paparan bahan kimia berbahaya dari styrofoam dapat berdampak pada pertumbuhan janin.
- Risiko: kelainan perkembangan otak janin, gangguan sistem saraf bayi, atau bahkan keguguran.
Baca Juga: Lewat Kolaborasi Komunitas, Dinkes Sukabumi Perluas Cakupan Program Cek Kesehatan Gratis
Risiko Lingkungan
Selain membahayakan kesehatan manusia, styrofoam juga sangat mencemari lingkungan:
- Tidak bisa terurai secara alami butuh waktu ratusan tahun untuk hancur
- Menjadi sampah laut yang berbahaya bagi hewan air
- Menghasilkan mikroplastik yang bisa masuk ke rantai makanan manusia
Solusi Aman & Ramah Lingkungan
Agar tetap aman dan mendukung lingkungan sehat, kamu bisa mulai beralih ke:
- Wadah makanan dari kertas food grade
- Wadah stainless atau kaca untuk bekal
- Daun pisang (untuk makanan tradisional)
- Wadah biodegradable dari serat alami (misalnya tebu atau jagung)
Menggunakan styrofoam untuk makanan panas mungkin tampak sepele, tapi resikonya besar. Demi kesehatan jangka panjang dan bumi yang lebih lestari, hindari penggunaan styrofoam sebagai wadah makanan langsung, terutama untuk makanan panas, berminyak, atau asam.
Mari jadi konsumen cerdas, lindungi tubuh dan lingkungan dengan memilih wadah makanan yang aman dan berkelanjutan!
Baca Juga: Dari Teh Hijau ke Teh Jahe: Ini 7 Jenis Teh yang Kaya Manfaat untuk Kesehatan Tubuh dan Pikiran
Sumber: Berbagai Sumber