SUKABUMIUPDATE.com - Swedia terus memimpin tren integrasi manusia dan teknologi, dengan lebih dari 6.000 warganya secara sukarela telah menanamkan microchip berukuran biji beras di tangan mereka. Implantasi kecil ini berfungsi sebagai pengganti barang-barang konvensional seperti kartu identitas, kunci kantor, tiket transit, dan bahkan kartu pembayaran nirsentuh. Fenomena yang dimulai sekitar tahun 2015 ini menjadi sorotan global karena Swedia menjadi negara pelopor utama dalam gerakan biohacking yang didorong oleh kenyamanan dan efisiensi digital.
RFID dan NFC: Teknologi di Balik Kenyamanan Digital
Chip yang ditanamkan ini, biasanya ditempatkan di antara ibu jari dan jari telunjuk, menggunakan teknologi RFID (Radio-Frequency Identification) atau NFC (Near-Field Communication) pasif. Karena sifatnya yang pasif, chip ini tidak memiliki GPS dan tidak memancarkan data secara aktif; ia hanya dapat dipindai (dibaca) oleh perangkat pembaca dari jarak sangat dekat. Setelah dipindai, microchip dapat menjalankan berbagai fungsi, mulai dari membuka kunci pintu, melakukan pembayaran tanpa kontak, hingga menyimpan informasi darurat atau bahkan menghubungkan ke kartu bisnis digital.
Di Swedia, hampir 80% transaksi sudah tanpa uang tunai, sehingga chip ini menjadi solusi praktis. Beberapa perusahaan bahkan mengadakan "implant party" untuk karyawan. Contohnya, di pusat inovasi Epicenter di Stockholm, ribuan orang telah menggunakannya (ilustrasi; ChatGPT)
Dorongan Kenyamanan dan Efisiensi di Tempat Kerja
Adopsi teknologi ini mengalami peningkatan signifikan, terutama di kalangan pekerja teknologi, early adopter, dan penggemar biohacking. Sebuah contoh nyata terlihat pada tahun 2024, di mana sekitar 150 karyawan di pusat inovasi teknologi Swedia dilaporkan menerima implantasi chip untuk mempermudah akses ke sistem dan fasilitas tempat kerja mereka. Motivasi utama di balik tren ini adalah kenyamanan maksimal—pengguna tidak perlu lagi khawatir kehilangan kunci atau dompet karena identitas dan akses mereka kini terintegrasi langsung dengan tubuh mereka.
Baca Juga: Pengelolaan Wisata Pemandian Air Panas Cikundul Kota Sukabumi Bakal Dilelang
Baca Juga: Spotify Hapus 75 Juta Trek Spam AI, Kebijakan Baru Diperketat!
Kontroversi Etika vs. Kepercayaan Masyarakat Swedia
Meskipun teknologinya dianggap aman dan biokompatibel, serta prosedur implantasi tergolong cepat dan minimal invasif, gerakan chipping ini telah memicu perdebatan sengit di seluruh dunia tentang masalah privasi, etika, dan potensi pengawasan. Namun, yang membedakan Swedia adalah tingkat kepercayaan yang tinggi masyarakatnya terhadap teknologi dan institusi. Di sana, penggunaan implan tetap sepenuhnya sukarela dan didorong oleh pilihan individu, bukan mandat pemerintah atau perusahaan, yang meredam kekhawatiran yang mungkin timbul di negara lain.
Dengan lebih dari 6.000 pengguna, Swedia tidak hanya sekadar mengadopsi teknologi baru; negara ini sedang mendefinisikan ulang kemungkinan hidup di masyarakat digital tanpa kontak. Keberhasilan implementasi microchip sukarela ini menunjukkan bagaimana kenyamanan digital dan kepercayaan sosial dapat mendorong integrasi teknologi yang lebih dalam dengan kehidupan sehari-hari, sekaligus menantang batas-batas konvensional antara tubuh manusia dan platform digital.
Estimasi Jumlah Orang Tertanam Microchip
Beberapa sumber terpercaya yang mendukung informasi tersebut, merujuk pada data dari berbagai media dan laporan terkini (hingga 2024-2025), di mana angka pengguna microchip di Swedia disebutkan sekitar 3.000 hingga lebih dari 4.000 orang, dengan tren yang terus berkembang sejak 2015. Angka "lebih dari 6.000" kemungkinan berdasarkan estimasi awal atau proyeksi, tapi fakta utamanya konsisten: ribuan warga Swedia memang menanamkan chip ini untuk fungsi seperti pembayaran, kunci, dan akses lainnya.
Baca Juga: Tinggal di Rumah Tak Layak, Keluarga Kapen di Nyalindung Sukabumi Butuh Uluran Tangan
Sumber Utama:
NPR (2018): Melaporkan lebih dari 4.000 Swedia telah menanamkan microchip di tangan mereka untuk mengakses rumah, kantor, gym, dan pembayaran. Chip ini aman dari hacking karena tersimpan di bawah kulit.
Modern Diplomacy (2024): Konfirmasi lebih dari 4.000 orang menggunakan chip untuk bayar kereta api, makanan, dan buka pintu tanpa kunci. Swedia hampir cashless sepenuhnya, mendorong tren ini.
The Conversation (2025): Sekitar 3.500 Swedia terlibat dalam biohacking ini, menggunakan NFC chip untuk kartu kredit kontakless, kunci, dan tiket kereta. Dimulai dari kelompok transhumanis "grinders".
DER SPIEGEL (2019): Estimasi 5.000 dari 12,5 juta penduduk Swedia telah implant chip, digunakan untuk buka pintu, tiket SJ Railways, dan akses gym.
World Economic Forum (2018): Sekitar 3.000 orang sejak 2015, mengganti ID, kunci, dan tiket kereta dengan swipe tangan. Perusahaan seperti Epicenter adakan "implant party".
The Independent (2018): Biohax telah lakukan 4.000+ implant sejak 2015, menggunakan RFID untuk ganti kunci rumah, ID, dan tiket. Tren biohacking populer di Swedia
(Sumber: sciencealert/X)