Fakta Menarik Sains: Mayoritas Oksigen Bumi Ternyata Berasal dari Lautan!

Senin 23 September 2024, 12:00 WIB
Ilustrasi. Laut. Sebagian besar oksigen di Bumi ternyata diproduksi oleh lautan. (Sumber : Pixabay/DimitrisVetsikas)

Ilustrasi. Laut. Sebagian besar oksigen di Bumi ternyata diproduksi oleh lautan. (Sumber : Pixabay/DimitrisVetsikas)

SUKABUMIUPDATE.com - Oksigen adalah unsur kimia dengan simbol O dan nomor atom 8. Oksigen merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa.

Gas dengan rumus kimia O2 ini sangat penting bagi kehidupan di Bumi karena diperlukan oleh hampir semua makhluk hidup untuk proses pernapasan.

Tahukah Anda? Sebagian besar oksigen di Bumi ternyata diproduksi oleh lautan!

Menurut penelitian, sekitar 50-80% oksigen di atmosfer Bumi berasal dari organisme laut, terutama melalui proses fotosintesis yang dilakukan oleh fitoplankton, alga, dan tumbuhan laut lainnya.

Baca Juga: Prasasti Jawa Kuno di Sungai Cicatih Sukabumi, Bukti Kerajaan Sunda di Jabar

Meskipun rahasia umum yang beredar adalah oksigen berasal dari hutan hujan. Faktanya, organisme laut berbasis tumbuhan ternyata memproduksi oksigen untuk udara segar itu, menurut National Oceanic Service.

Plankton, rumput laut, dan fotosintesis lainnya menghasilkan lebih dari setengah oksigen dunia. Meskipun para ilmuwan masih belum dapat menjelaskan misteri lautan lainnya.

Lantas, berapa banyak oksigen yang berasal dari laut? Merujuk laman resmi Pusat Nasional untuk Ilmu Kelautan Pesisir NOAA, diperkirakan sekitar setengah oksigen Bumi berasal dari lautan.

Lapisan permukaan laut dipenuhi dengan plankton fotosintetik. Meskipun tidak terlihat oleh mata telanjang, mereka menghasilkan lebih banyak oksigen daripada pohon redwood terbesar.

Para ilmuwan memperkirakan bahwa sekitar setengah dari produksi oksigen di Bumi berasal dari lautan. Sebagian besar produksi oksigen berasal dari plankton samudra — tumbuhan yang hanyut, alga, dan beberapa bakteri yang dapat berfotosintesis.

Salah satu spesies tertentu, Prochlorococcus, adalah organisme fotosintesis terkecil di Bumi. Namun, bakteri kecil ini menghasilkan hingga 20% oksigen di seluruh biosfer. Persentase produksi oksigen itu lebih tinggi daripada akumulasi semua hutan hujan tropis di daratan.

Baca Juga: Air Danau Mengalir Misterius, Lost Lake Oregon Wisata Ajaib Diluar Nalar

Menghitung persentase pasti oksigen yang diproduksi di lautan sulit dilakukan karena jumlahnya terus berubah.

Ilmuwan dapat menggunakan citra satelit untuk melacak plankton yang melakukan fotosintesis dan memperkirakan jumlah fotosintesis yang terjadi di lautan. Akan tetapi citra satelit tidak dapat menceritakan keseluruhan jumlah oksigen yang dihasilkan oleh laut.

Sebab, jumlah plankton berubah secara musiman dan sebagai respons terhadap perubahan beban nutrisi air, suhu, dan faktor-faktor lainnya. Penelitian telah menunjukkan bahwa jumlah oksigen di lokasi tertentu bervariasi menurut waktu dan pasang surut air laut.

Penting untuk diingat bahwa meskipun lautan menghasilkan setidaknya 50% oksigen di Bumi, oksigen juga dikonsumsi saat tumbuhan dan hewan yang mati membusuk di lautan.

Kemudian, seperti hewan di darat, hewan laut juga menggunakan oksigen untuk bernapas, dan baik tumbuhan maupun hewan menggunakan oksigen untuk respirasi seluler.

Ada juga oksigen di atmosfer yang telah terakumulasi selama ratusan juta tahun. Sebagai hewan darat, sebagian besar oksigen yang dihirup manusia berasal dari sumber produksi oksigen ini.

Hal ini khususnya menjadi masalah ketika ledakan alga mati dan proses dekomposisi menggunakan oksigen lebih cepat daripada yang dapat diisi ulang. Kondisi tersebut dapat menciptakan area dengan konsentrasi oksigen yang sangat rendah, atau hipoksia.

Baca Juga: Kenapa Sukabumi Dijuluki Kota Mochi? 2 Versi Sejarah Ini Ungkap Alasannya!

Area dengan oksigen yang rendah sering disebut zona mati, karena kadar oksigen terlalu rendah untuk mendukung sebagian besar kehidupan laut. Maka dari itu, Pusat Nasional untuk Ilmu Kelautan Pesisir NOAA melakukan penelitian dan prakiraan ekstensif tentang ledakan alga dan hipoksia untuk mengurangi kerusakan yang terjadi pada ekosistem laut dan lingkungan manusia.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini
Sehat04 Oktober 2024, 09:00 WIB

Panas Lalu Turun Hujan, 6 Cara Menjaga Kesehatan di Musim Pancaroba

Menjaga kesehatan saat musim pancaroba, di mana perubahan cuaca sering kali tidak menentu, sangat penting untuk mencegah penyakit.
Ilustrasi. Menjaga kesehatan saat musim pancaroba, di mana perubahan cuaca sering kali tidak menentu, sangat penting untuk mencegah penyakit. (Sumber : pixabay.com)
Sukabumi Memilih04 Oktober 2024, 08:59 WIB

Jurus Ampuh Serasi! Simak 13 Program Unggulan Fahmi-Dida untuk Kota Sukabumi

Bersama Dida Sembada, Fahmi merancang program-program baru yang hendak mereka jalankan ketika terpilih.
Pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi dan Dida Sembada saat mendaftar ke KPU pada Selasa, 27 Agustus 2024. | Foto: Tim Fahmi-Dida
Sehat04 Oktober 2024, 08:00 WIB

Pola Makan Vegan, Ini 12 Rekomendasi Makanan untuk Vegetarian

Jangan khawatir, ada beberapa rekomendasi hidangan vegetarian lezat dan sehat yang bisa dikonsumsi dalam pola makan vegan.
Ilustrasi. Pola Makan Vegan, Ini Rekomendasi Makanan yang Ramah untuk Vegetarian (Sumber : Freepik/@freepik)
Inspirasi04 Oktober 2024, 07:37 WIB

Kolaborasi untuk Memperkaya Arus Informasi yang Inspiratif

Salah satu sesi menarik di hari pertama Local Media Summit 2024 adalah talkshow "Inspiring Talks – Serving The Audience of Tomorrow" yang menghadirkan Edy Prasetyo, Mifhatul Khoer, dan Reza Permadi sebagai pembicara.
Local Media Summit 2024, talkshow "Inspiring Talks – Serving The Audience of Tomorrow" yang menghadirkan Edy Prasetyo, Mifhatul Khoer, dan Reza Permadi sebagai pembicara. (Sumber : Istimewa).
Life04 Oktober 2024, 07:00 WIB

11 Cara Mengembalikan Kepercayaan Orang yang Sudah Hilang Respect

Membangun kembali kepercayaan dan rasa hormat memerlukan ketulusan, kesabaran, dan usaha yang konsisten.
Ilustrasi. Ada Cara untuk Mengembalikan Kepercayaan Orang yang Sudah Hilang Respect (Sumber : Freepik/@freepik)
Food & Travel04 Oktober 2024, 06:00 WIB

Resep Sup Tahu Putih, Menu Simpel untuk Sarapan Anak Sekolah!

Sup Tahu Putih sangat cocok dinikmati saat cuaca dingin atau sebagai makanan sehat rendah kalori.
Ilustrasi. Tahu Putih, Inspirasi Olahan Menu Simpel untuk Sarapan Anak Sekolah! (Sumber : Freepik/@azerbaijan_stockers)
Science04 Oktober 2024, 05:00 WIB

Prakiraan Cuaca Jawa Barat 4 Oktober 2024, Sukabumi Potensi Diguyur Hujan di Siang Hari

Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca berawan dan hujan ringan pada 4 Oktober 2024.
Ilustrasi - Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca berawan dan hujan ringan pada 4 Oktober 2024. (Sumber : Pixabay.com/@_Alicja_)
Keuangan04 Oktober 2024, 00:55 WIB

Utang Pemerintah Tembus Rp8.641 Triliun, Ini Jumlah Cicilan yang Harus Dibayar Setiap Tahunnya

Laporan Kinerja APBN yang dirilis Kementerian Keuangan pada akhir September 2024 mencatat bahwa utang pemerintah Indonesia telah mencapai Rp8.641 triliun
Utang pemerintah tembus Rp 8.641 triliun per September 2024| Foto : Pixabay
Nasional03 Oktober 2024, 23:19 WIB

Nasib Cawapres? Gugatan PDIP atas Pencalonan Gibran Diputuskan 10 Hari Jelang Pelantikan Presiden

Gugatan PDI Perjuangan atas pencalonan Gibran Rakabuming Raka sebagai Wakil Presiden akan diputus Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta pada Kamis, 10 Oktober 2024 pekan depan
Didampingi Gibran Rakabuming, Prabowo Subianto sampaikan pidato perdana setelah resmi ditetapkan jadi Presiden RI terpilih. (Sumber : Youtube KPU RI)
Sukabumi03 Oktober 2024, 22:20 WIB

60 Persen Perlintasan Kereta di Sukabumi Tanpa Palang Pintu, Ini Tindakan PT KAI

Pelaksana Harian Humas Daop 1 Jakarta, Tohari menyebutkan berdasarkan data yang dimiliki KAI Daop 1 Jakarta, tercatat ada 503 perlintasan liar, 60 persen diantaranya tidak memiliki palang pintu.
Tohari, Pelaksana Harian Humas Daop 1 Jakarta saat diwawancarai pada Kamis (3/10/2024) | Foto : Asep Awaludin