Bibi Ungkap Kondisi Keluarga Raya, Balita Sukabumi yang Meninggal karena Cacingan

Sukabumiupdate.com
Rabu 20 Agu 2025, 23:27 WIB
Bibi Ungkap Kondisi Keluarga Raya, Balita Sukabumi yang Meninggal karena Cacingan

Sarah, Bibi almarhum Raya, saat berziarah | Foto : Ibnu Sanubari

SUKABUMIUPDATE.com – Kisah pilu keluarga almarhumah Raya (3 tahun), balita asal Kampung Padangenyang RT 06/03, Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, yang meninggal akibat penyakit cacingan, mulai terungkap. Sang bibi, Sarah, mengungkapkan kondisi keluarga kecil tersebut yang hidup dalam keterbatasan dan orang tuanya diduga mengalami gangguan mental.

Menurut Sarah, ayah Raya, Udin, masih bisa diajak berkomunikasi meski kondisinya tidak sepenuhnya normal. Namun, sang ibu, Endah, disebut mengalami gangguan yang lebih parah.

“Kalau Rizal (Udin) masih agak normal, kalau istrinya sudah parah mentalnya, suka bicara sendiri. Dari sebelum menikah juga memang sudah begitu. Kalau sudah kumat, tidak ada yang sanggup menanganinya,” tutur Sarah kepada wartawan, Rabu (20/8/2025).

Sarah menambahkan, Udin dan Endah sebelumnya pernah memiliki anak dari hubungan lain. Dari pernikahan keduanya, mereka dikaruniai dua anak, yakni Risna (6) dan Raya. Keluarga ini tinggal di rumah sederhana hasil gotong royong warga dengan bantuan kepala desa. “Tinggal di sini kira-kira sudah delapan tahun, sama dengan usia pernikahan mereka,” ujarnya.

Baca Juga: Kisah Kehidupan Raya, Balita Kabandungan Sukabumi yang Meninggal Akibat Cacingan

Kakak Raya Jalani Pemeriksaan

Sarah juga menuturkan kondisi Risna, kakak kandung Raya, yang menurut keluarga tidak sepenuhnya normal. “Kalau waktu masih ada almarhumah Raya, suka bilang ke adiknya itu teteh, padahal sebenarnya adiknya. Jadi memang agak berbeda,” jelasnya.

Meski demikian, setelah kepergian Raya, Risna sudah menjalani pemeriksaan kesehatan. “Alhamdulillah hasilnya aman, tidak positif (cacingan),” kata Sarah.

Lingkungan Rumah Sederhana

Kepala Dusun 03 Lemah Duhur, Arif, menuturkan bahwa keseharian Raya sebenarnya sama seperti anak-anak lain, namun ia memiliki riwayat sakit sejak kecil. “Kesehariannya seperti anak biasa pada umumnya. Cuma mungkin memiliki penyakit dari kecil, katanya penyakit paru,” jelas Arif.

Menurut Arif, kondisi rumah keluarga Raya yang masih sederhana juga turut memengaruhi kesehatan. “Karena rumahnya masih kumuh, berdinding kayu, dan ada kolongnya yang sering jadi tempat bermain. Itu juga kaitannya dengan pola asuh orang tuanya yang memang memiliki keterbatasan mental,” katanya.

Arif menambahkan, orang tua Raya saat ini tengah menjalani perawatan di rumah sakit jiwa di Cimahi, Bandung. “Endah orang sini, ayahnya dari Cicurug. Sehari-hari Udin bekerja serabutan, sementara Endah sebelumnya sempat ikut orang tuanya lalu merantau. Pernikahan mereka ini yang kedua,” jelasnya.

Baca Juga: Laska Hotel Sukabumi Meriahkan HUT ke-80 RI dengan Lomba 17 Agustus dan Promo Kuliner Spesial

Posyandu Rutin, Cacingan Tak Terdeteksi

Meski hidup dalam keterbatasan, Arif memastikan keluarga Raya tidak pernah absen dari layanan kesehatan. “Raya dan ibunya selalu datang ke Posyandu. Ada juga kunjungan kader Posyandu dan tenaga kesehatan ke rumah,” ujarnya.

Namun, penyakit cacingan yang merenggut nyawa Raya baru terdeteksi saat ia dirawat di rumah sakit. “Awalnya dikira sakit paru. Dari Posyandu sampai Puskesmas tidak mengetahui adanya penyakit cacing di dalam tubuhnya,” kata Arif.

Menurutnya, keterbatasan fasilitas di tingkat Posyandu menjadi kendala utama. “Kemungkinan terbatasnya peralatan ya. Kader Posyandu tidak memiliki kemampuan untuk mendeteksi penyakit cacing,” pungkasnya.

Berita Terkait
Berita Terkini