Kisah Kehidupan Raya, Balita Kabandungan Sukabumi yang Meninggal Akibat Cacingan

Sukabumiupdate.com
Rabu 20 Agu 2025, 22:48 WIB
Kisah Kehidupan Raya, Balita Kabandungan Sukabumi yang Meninggal Akibat Cacingan

Arif, Kepala Dusun 03 Lemah Duhur, Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi | Foto : Ibnu Sanubari

SUKABUMIUPDATE.com - Kehidupan almarhumah Raya, balita asal Kampung Padangenyang RT 06/03, Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, yang meninggal akibat penyakit cacingan, ternyata penuh keterbatasan. Kepala Dusun 03 Lemah Duhur, Arif, mengungkapkan keseharian Raya sebenarnya sama seperti anak-anak pada umumnya, namun sejak kecil ia sudah memiliki riwayat sakit.

“Kesehariannya seperti halnya anak biasa pada umumnya ya. Cuma mungkin memiliki penyakit dari anak-anak, dimulai dari penyakit paru katanya. Dari masa awalnya seperti itu,” kata Arif, Rabu (20/08/2025).

Menurutnya, lingkungan tempat tinggal juga memengaruhi kesehatan Raya. Rumah keluarga ini masih sederhana, berdinding kayu, dan memiliki kolong yang sering dijadikan tempat bermain. “Karena rumahnya masih kumuh gitu ya, terus ada kolongnya juga. Itu juga kaitannya dengan pola asuh dari orang tuanya yang memang memiliki sedikit keterbelakangan mental,” ujarnya.

Baca Juga: Perhatian Bupati Sukabumi, Lansia Diduga Derita Kaki Gajah Dirujuk ke RS Bandung

Posyandu selalu dikunjungi, tapi Cacingan baru terungkap

Meski demikian, pihak desa menegaskan keluarga Raya tidak pernah absen dari layanan kesehatan. “Raya dan ibunya itu selalu datang ke Posyandu. Ada juga kunjungan dari kader Posyandu dan bidang kesehatan ke rumahnya,” jelas Arif.

Hanya saja, penyakit cacing yang akhirnya merenggut nyawa Raya baru terdeteksi ketika ia dibawa ke rumah sakit. “Kalau untuk cacingnya baru kemarin ya. Karena awalnya diadukannya paru aja gitu. Dari Posyandu, bidang kesehatan, sampai Puskesmas tidak mengetahui bahwa ada penyakit cacing di dalamnya,” kata Arif.

Ia menduga keterbatasan fasilitas di tingkat Posyandu menjadi penyebab penyakit cacing tidak terdeteksi lebih awal. “Kemungkinan terbatasnya peralatan ya. Sehingga kader Posyandu tidak memiliki keahlian untuk mendeteksi cacing itu,” ungkapnya.

Kendati begitu, Arif memastikan program pemberian obat cacing tetap berjalan. “Obat cacingnya secara umum dikasih. Minimal dua tahun sekali itu diberikan oleh kader posyandu dengan anggaran dari pemerintah desa,” ucapnya.

Baca Juga: Gempa M4,9 Guncang Bekasi, Getaran Terasa Hingga Sukabumi

Kendala dokumen dan evaluasi desa

Lebih jauh, Arif menilai salah satu kendala keluarga Raya dalam mengurus kesehatan adalah persoalan administrasi kependudukan. “Bukan tidak punya, tapi dokumen kependudukannya sempat hilang atau terselip. Padahal tahun 2022–2023 keluarga ini masih menerima bantuan langsung tunai, artinya memang punya dokumen,” ujarnya.

Atas kejadian ini, ia mengaku menyesal sekaligus akan melakukan evaluasi bersama pemerintah desa. “Perasaan menyesal tentu saja itu hal yang normal ya. Apalagi saya secara pribadi selaku aparat setempat yang paling dekat dengan warga. Sangat mohon maaf sebesar-besarnya kalau ada kelalaian. Untuk ke depan tentu akan ada evaluasi pelayanan masyarakat di wilayah kami,” tuturnya.

Orang tua Raya dalam perawatan

Arif menambahkan, saat ini orang tua Raya, yakni Udin dan Endah, tengah menjalani perawatan di rumah sakit jiwa di Cimahi, Bandung. “Ibunya orang sini, ayahnya dari Cicurug. Endah pernah ikut orang tuanya yang bercerai, kemudian merantau ke Cicurug dan bekerja sebagai pemulung. Pernikahannya dengan Udin adalah pernikahan kedua. Udin sendiri sehari-hari bekerja serabutan, siapa yang menyuruh dia kerja, dia ikut,” kata Arif.

Berita Terkait
Berita Terkini