SUKABUMIUPDATE.com - Kecamatan Kalibunder, Kabupaten Sukabumi, memiliki potensi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang beragam. Mulai dari pengolahan gula kelapa dan aren, pembuatan kue kering dan basah, hingga kerajinan bambu. Namun, yang paling menonjol dan menjadi ciri khas wilayah ini adalah kerajinan dari bahan baku bambu.
Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Camat (Sekmat) Kalibunder, Taofik Nurhadi. Ia menjelaskan bahwa sentra perajin bambu tersebar di tiga desa, yakni Desa Kalibunder, Sukaluyu, dan Balekambang. Namun, yang paling dominan berada di Kampung Neglasari, Desa Kalibunder.
"Mayoritas perajin ada di Kampung Neglasari. Usaha ini sudah turun-temurun dan lebih bersifat home industri," ujar Taofik kepada sukabumiupdate.com, Rabu (23/4/2025).
Produk kerajinan yang dihasilkan antara lain bakul, boboko, nampan, nyiru, hingga hihid. Saat ini, pengrajin juga mulai berinovasi dengan membuat tempat tisu, asbak, wadah ballpoint, dan rantang dari anyaman bambu.
Baca Juga: Menengok Galeri IKM Kerajinan Limbah Kerang di Ujunggenteng, Dorong Kreativitas Warga Pesisir
Bahan baku bambu yang digunakan pun beragam, seperti bambu tali, bambu hitam, dan bambu gombong. Harga produk bervariasi, mulai dari Rp35 ribu hingga Rp60 ribu tergantung ukuran dan tingkat kesulitan pengerjaan.
Kerajinan bambu di Kalibunder Kabupaten Sukabumi | Foto : Ragil Gilang
Meski memiliki potensi besar, para perajin bambu di Kalibunder masih menghadapi tantangan besar dalam hal pemasaran. "Selama ini pemasaran masih mengandalkan sistem pesanan. Sebagian besar hasil kerajinan pun dijual melalui tengkulak atau dengan sistem borsom, sehingga harga yang diterima pengrajin sangat rendah," kata Taofik.
Menurutnya, para pengrajin sebenarnya mampu berinovasi dan menghasilkan produk yang lebih variatif seperti tas, keranjang, dan wadah serbaguna. Namun, keterikatan dengan tengkulak dan keterbatasan akses pasar menjadi hambatan utama.
"Harapan perajin ke depan ada dukungan lebih besar dari pemerintah daerah maupun pihak swasta dalam hal pelatihan, pendampingan, dan akses pasar agar kerajinan bambu Kalibunder bisa lebih dikenal luas dan menjadi sumber ekonomi yang berkelanjutan bagi masyarakat setempat," tuturnya.