SUKABUMIUPDATE.com - Tanpa kita sadari, Awi (Bambu) tak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat Sunda. Bahkan bisa dibilang budaya Sunda adalah budaya Bambu, hal ini dapat dilihat dari peran Bambu yang selalu ada didalam sendi kehidupan masyarakat Sunda, mulai dari rumah (Rumah tradisional seperti rumah adat-red), perkakas rumah tangga, alat musik, kuliner, hingga filosofi Sunda yang diambil dari sifat tanaman ini.
Sedikit mengulas soal Bambu, Bambu adalah tanaman jenis rumput-rumputan dengan rongga dan ruas di batangnya, Bambu memiliki banyak tipe, di beberapa daerah Bambu disebut juga Buluh, Aur, dan Eru.
Di Dunia ini Bambu merupakan salah satu tanaman dengan pertumbuhan paling cepat. Karena memiliki sistem rhizoma-dependen unik, dalam sehari Bambu dapat tumbuh sepanjang 60 Centimeter (24 Inchi) bahkan lebih, tergantung pada kondisi tanah dan klimatologi tempat Bambu ditanam.
BACA JUGA:Â Kerajinan Bambu Pangleseran Cikembar Berjuang Mencari Pasar
Bambu mudah ditanam di mana saja, dan tidak memerlukan perawatan yang sulit. Mempunyai ketahanan yang luar biasa dan kekuatan tariknya dapat bersaing dengan Baja. Rumpun Bambu yang telah dibakar, masih dapat tumbuh lagi.
Selain itu, Bambu mempunyai kelenturan yang tinggi, ditambah dengan sifatnya yang elastis, struktur Bambu mempunyai ketahanan tinggi terhadap angin maupun gempa. Dari sekitar 159 jenis yang hidup di Indonesia, 37 jenis di antaranya ada di Jawa Barat, hanya sayangnya beberapa jenis telah mulai langka, seperti Awi Eul eul yang dipercaya mengandung banyak kasiat obat, hingga Awi Totol yang unik karena motif totol pada kulitnya.
Mulai langkanya sejumlah jenis bambu dikarenakan beralihnya fungsi lahan menjadi area perumahan dan pemanfaatan Bambu yang mengabaikan unsur-unsur keberlanjutan. (National geograpic)
"Meski perannya sangat penting dalam kehidupan masyarakat Sunda, namun kepedulian kita sebagai masyarakat pengguna terhadap Bambu sangat minim, mungkin karena menganggap Bambu mudah didapat dan harganya murah, kita menjadi semena-mena menggunakan Bambu,†ujar Agus Ridwan, selaku Seniman dan juga pemerhati lingkungan kepada sukabumiupdate.com, Sabtu (22/7/2017).
BACA JUGA:Â Diminati Warga Asing, Kerajinan Berbahan Limbah di Kecamatan Cikole
Padahal lanjut Agus, selain fungsi-fungsi yang bersifat tradisional, jika diolah dengan tehnologi modern atau diberi sentuhan seni artistik, Bambu bisa menjadi barang bernilai jual tinggi.
“Sudah saatnya kita memperlakukan Bambu dengan lebih istimewa. Sudah seharusnya kita mulai melakukan budidaya dan mengurangi mengambil Bambu dari alam, agar kita bisa menghindarkan Bambu dari kepunahan," imbuhnya seraya mengignatkan.
Apa yang disampaikan Agus tersebut sangat beralasan, mengingat beberapa Negara maju dan berkembang telah mulai melirik Bambu sebagai komoditas multi guna, seperti China yang mulai memproduksi lantai dan dingding partisi dari serbuk Bambu, Thailand menjadikan bambu sebagai serat tekstil utuk membuat pakaian, Brazil menggunakan Bambu sebagai pengganti baja pada kontruksi bangunan bertingkat, serta Negara-negara di Eropa yang banyak mengeksplorasi Bambu sebagai pelengkap fashion.
BACA JUGA:Â Serba Rp50 Ribu, Perkakas Buatan Perajin Besi Cipicung Kabupaten Sukabumi
"Padahal, tidak semua Negara yang saya sebut, memiliki pohon Bambu. Mereka mendatangkannya dari Negara-negara tropis termasuk dari kita. Tidak sepenuhnya kita ketinggalan dalam bidang pengembangan Bambu, di bidang alat musik kita masih nomor satu. Alat musik yang saya maksud adalah alat musik modern berbahan dasar Bambu,†ujarnya.
Namun kata Agus, diolah sedemikian rupa. “Contohnya Biola, Gitar, dan Drum yang dikembangkan sebuah komunitas berbasis di Bandung. Produk mereka sudah terkenal ke manca Negara. Namun pemanfaatan Bambu dalam bidang lain kita masih ketinggalan. Kita di Sukabumi, dikaruniai limpahan hutan Bambu, temasuk satu jenis Bambu endemik, yaitu Awi gereng yang hanya tumbuh di kawasan Ciletuh. Jangan sampai harta yang tidak ternilai harganya ini hilang sia-sia, atau dimanfaatkan bangsa lain,†tandasnya.
Kedepannya Agus berharap, kesadaran masyarakat akan fungsi Bambu dalam berbagai bidang terus bertambah. “Dan tidak ada salahnya, kita mulai menanam Bambu untuk berbagai kepentingan mulai sekarang, hingga Bambu bisa terhindar dari kepunahan,†tutupnya.