Madonna Ratu Pop yang Mengubah Wajah Electronic Dance Music (EDM)

Sukabumiupdate.com
Selasa 11 Nov 2025, 06:02 WIB
Madonna Ratu Pop yang Mengubah Wajah Electronic Dance Music (EDM)

DNA EDM yang Madonna tanam sejak 80-an: dari remix Shep Pettibone, Ray of Light, hingga dominasi 50 lagu No. 1 di tangga Dance Club Songs Billboard. (Ilustrasi: Canva)

SUKABUMIUPDATE.com - Sejak kemunculannya di awal tahun 1980-an, Madonna Louise Ciccone telah menjadi sinonim dengan Pop Global. Namun, di balik label "Ratu Pop," terdapat jejak kontribusi yang jauh lebih dalam, seringkali tidak disadari oleh khalayak umum, Madonna adalah salah satu figur terpenting yang membawa DNA Electronic Dance Music (EDM), yang kala itu masih bersifat underground, ke dalam denyut nadi budaya Pop.

Banyak yang mengira keterlibatan Madonna dengan EDM baru terjadi pada era Ray of Light (1998) atau MDNA (2012) ketika ia bekerja dengan produser Trance atau Electro House populer. Padahal, benih musik dansa elektronik sudah tertanam kuat di single debutnya.

Ketika "Everybody" dirilis pada tahun 1982, lagu tersebut mungkin terdengar seperti Post-Disco atau Dance-Pop biasa. Namun, fondasi produksinya adalah cikal bakal EDM. Madonna secara artistik dibesarkan di kancah klub underground Kota New York, tempat kelahiran House Music dan Garage subgenre yang menjadi tulang punggung EDM global.

Lagu-lagu awalnya, seperti "Holiday" dan "Borderline", sangat bergantung pada Drum Machine dan Synthesizer yang berulang, alih-alih band konvensional, ciri khas musik elektronik dansa.

Baca Juga: Trauma di Balik Ledakan SMAN 72 Ternyata Balas Dendam Perundungan, Mendorong Refleksi Nasional

Jejak EDM Madonna: Peran Ratu Pop dalam memvalidasi budaya DJ dan remix, dari Jejak EDM Madonna: Peran Ratu Pop dalam memvalidasi budaya DJ dan remix, dari "Everybody" hingga dominasi tangga lagu Dance Club. Pelajari cetak biru bintang Pop modern.(Credit: @Madonna/Facebook)

Selain mendominasi lantai dansa dengan beat synth yang keras, pada tahun 1987 Madonna juga menunjukkan fleksibilitasnya dalam sound dansa global melalui "La Isla Bonita". Meskipun memiliki nuansa Latin dan World Music, lagu ini tetap diikat oleh ritme Pop yang up-tempo, menunjukkan bagaimana Madonna secara smooth menggabungkan elemen musik etnik yang segar dengan struktur musik dansa Pop yang familier.

Ketergantungan pada tastemaker klub, seperti DJ Mark Kamins yang membantu meluncurkan kariernya, menunjukkan bahwa fokusnya sejak hari pertama adalah untuk mendominasi lantai dansa, inti dari DNA EDM.

Kontribusi terbesar Madonna pada DNA EDM adalah perannya dalam memvalidasi Remix sebagai bentuk seni. Di era pra-streaming, inovasi musik yang terjadi di klub-klub adalah "unicorn" bagi sebagian besar dunia. Madonna berfungsi sebagai jembatan, membawa inovasi sound dari DJ bawah tanah melalui remix resmi ke jutaan rumah tangga.

Album You Can Dance (1987), sebagai album remix pertama dari bintang Pop ternama, adalah deklarasi yang membuktikan bahwa lagu Pop dapat bahkan harus diinterpretasikan ulang secara drastis untuk lantai dansa. Kolaborasinya dengan remixer seperti Shep Pettibone menunjukkan kesediaan untuk menyerahkan kendali artistik kepada para visioner klub.

Baca Juga: Kaleidoskop 2025: Harga Sebuah Kebebasan & Dilema Penggemar Musik di Musim Konser

Era Emas Elektronik Ray of Light dan MDNA

Jika awal kariernya meletakkan fondasi EDM, maka album Ray of Light (1998) adalah langkah paling berani untuk merangkul Elektronik Progresif arus utama. Madonna sepenuhnya merangkul sound yang dipengaruhi Trance, Trip Hop, dan Ambient melalui kolaborasinya dengan William Orbit.

Pengakuan terhadap alter ego Veronica Electronica dan perilisan album remix pendampingnya yang berisi karya Peter Rauhofer, Sasha, dan BT menunjukkan komitmennya pada komunitas Dance sejati. Memasuki dekade 2010-an, melalui album MDNA (2012), ia merangkul EDM arus utama yang didominasi Electro House, bekerja langsung dengan bintang EDM global seperti Martin Solveig dan Benny Benassi untuk memastikan relevansinya di panggung festival.

DNA Madonna tidak hanya tercermin dalam beat elektroniknya, tetapi juga dalam narasi lirik yang ia suntikkan ke dalam musik dansa. Tidak seperti banyak lagu dansa yang hanya berfokus pada pesta dan escapism murni, Madonna menggunakan platform up-tempo-nya untuk membahas isu-isu yang lebih dalam:

  • Seksualitas dan Pemberdayaan Wanita: Lagu-lagu seperti "Like a Virgin" dan "Erotica" menggunakan kebebasan ekspresi di lantai dansa untuk menantang norma-norma sosial tentang moralitas dan seksualitas wanita.
  • Kebebasan dan Toleransi: Lagu seperti "Express Yourself" dan "Vogue" adalah seruan bagi otentisitas diri dan perayaan budaya queer dan komunitas Ballroom yang merupakan akar spiritual EDM.
  • Spiritualitas dan Refleksi: Di era Ray of Light, lirik-liriknya membahas tentang kelahiran, spiritualitas, dan introspeksi, membuktikan bahwa musik dansa elektronik mampu membawa kedalaman filosofis.

Model yang dibangun Madonna—yakni menggabungkan sound klub underground dengan citra visual yang berani dan pesan liris yang provokatif—telah menjadi model musik EDM bagi hampir setiap bintang Pop wanita yang muncul setelahnya.Model yang dibangun Madonna yakni menggabungkan sound klub underground dengan citra visual yang berani dan pesan liris yang provokatif telah menjadi model musik EDM bagi hampir setiap bintang Pop wanita yang muncul setelahnya (Credit:@Madonna/Facebook).

Baca Juga: Obrolan Warung Kopi Kenapa Bayar Royalti Musik itu Wajib, Tapi Bikin UMKM Jantungan? LMK Nggak Boleh Pungut!

Melalui liriknya, Madonna mengubah musik dansa dari sekadar hiburan menjadi pernyataan budaya dan politik yang kuat. Model yang dibangun Madonna yakni menggabungkan sound klub underground dengan citra visual yang berani dan pesan liris yang provokatif telah menjadi cetak biru bagi hampir setiap bintang Pop wanita yang muncul setelahnya.

Pengaruh Madonna terlihat jelas dalam langkah-langkah karier bintang-bintang Pop generasi berikutnya, seperti:

  • Lady Gaga: Mengikuti jejak Madonna dalam merangkul Dance-Pop yang agresif, persona yang berubah-ubah, dan self-reinvention yang konstan.
  • Britney Spears: Era Pop awalnya sangat dipengaruhi oleh estetika Dance-Pop dan Visual Madonna, terutama dalam hal produksi up-tempo.
  • Rihanna: Menggunakan EDM dan subgenre Dancehall dan House dalam musiknya untuk menciptakan single yang mendominasi klub global.
  • Katy Perry: Merangkul Electro-Pop yang cerah dan synth-driven yang berhutang budi pada suara Madonna di awal 2000-an.

Secara esensial, Madonna mengajarkan bintang Pop wanita cara untuk menjadi produser utama dari karier mereka sendiri, menggunakan inovasi musik dansa sebagai senjata utama mereka untuk mencapai dominasi global. Madonna tidak hanya memiliki unsur EDM; dia adalah salah satu kekuatan paling berpengaruh yang memvalidasi budaya DJ, seni remix, dan sound musik dansa elektronik di mata dunia.

Prestasi luar biasa 50 lagu No. 1 di tangga lagu Dance Club Songs Billboard adalah bukti bahwa DNA EDM telah menjadi inti dari identitas artistik Madonna sejak hari pertama ia menginjakkan kaki di lantai dansa New York, dan sejak itu, ia telah mengubah wajah musik Pop dan peran wanita di dalamnya.

Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini