SUKABUMIUPDATE.com - Tidak ada hal yang lebih menenangkan bagi orangtua selain melihat bayi tidur pulas. Kadang, si Kecil tersenyum atau tampak bergerak seolah sedang merasakan sesuatu dalam tidurnya. Hal ini sering membuat orang tua bertanya-tanya, apakah bayi benar-benar bisa bermimpi seperti orang dewasa?
Apakah Bayi Bisa Bermimpi Sejak Lahir?
Pertanyaan ini masih menjadi perdebatan. Mimpi biasanya membutuhkan kemampuan berpikir abstrak, sedangkan bayi yang baru lahir belum memiliki kemampuan tersebut. Mereka masih berada dalam tahap perkembangan otak yang sangat awal.
Meski begitu, sejumlah penelitian menunjukkan bahwa bayi memang bisa mengalami mimpi. Hal ini terlihat dari adanya beberapa fase tidur yang mereka alami, salah satunya fase REM (rapid eye movement). Pada fase ini, otak tetap aktif walau tubuh tertidur, dan mimpi biasanya muncul di tahap tersebut.
Baca Juga: 5 Cara Ampuh Mengatasi Telapak Tangan Kasar dan Kering Agar Selalu Lembut
Uniknya, bayi lebih sering berada dalam fase REM dibanding orang dewasa. Pada orang dewasa, hanya sekitar 20% waktu tidur yang masuk REM. Sedangkan pada bayi baru lahir, hingga 50% tidurnya berada dalam fase ini. Itulah sebabnya bayi diduga sudah bisa bermimpi sejak dini, terutama mulai usia dua minggu setelah lahir.
Bagaimana Tahapan Mimpi Bayi?
Sama halnya dengan orang dewasa, bayi melewati dua tahap tidur utama yaitu non-REM dan REM. Dalam fase REM, ada tanda-tanda yang bisa terlihat, misalnya:
- Kelopak mata berkedut karena bola mata bergerak cepat.
- Tubuh menyentak ringan, seperti tangan atau kaki bergerak.
- Pola napas berubah-ubah, kadang berhenti sebentar lalu berlanjut lebih cepat.
Saat fase ini berlangsung, otak bayi sedang memproses informasi yang mereka terima saat terjaga. Namun, mimpi bayi berbeda dengan mimpi orang dewasa. Jika orang dewasa bisa bermimpi dengan alur cerita lengkap dan dialog, mimpi bayi biasanya hanya berupa potongan gambar. Bisa berupa wajah orang tua, mainan, atau suasana kamar, tanpa suara atau jalan cerita tertentu.
Fase REM juga punya fungsi penting bagi bayi. Menurut para ahli saraf, fase ini membantu memperkuat memori serta mendukung perkembangan otak. Jadi, meskipun bayi terlihat tertidur lelap, otaknya sebenarnya sedang aktif bekerja dan belajar dari pengalaman sehari-hari.
Apakah Bayi Bisa Mengalami Mimpi Buruk?
Banyak orangtua khawatir ketika bayi tampak gelisah, menjerit, atau menangis di tengah tidur. Namun, kondisi ini bukan berarti bayi sedang bermimpi buruk.
Baca Juga: Bisa Cegah Kanker: Ini 20 Manfaat Luar Biasa Bayam untuk Kesehatan Tubuh, Kulit dan Rambut
- Alasannya sederhana: bayi belum bisa merasakan takut dari sesuatu yang ada di mimpinya. Mereka belum memahami konsep ketakutan, sehingga mimpi buruk hampir tidak mungkin terjadi pada bayi.
- Tangisan atau kegelisahan saat tidur biasanya disebabkan oleh hal lain, seperti:
- Suhu ruangan terlalu panas atau dingin.
- Bayi merasa lapar.
- Posisi tidur tidak nyaman.
Mimpi buruk biasanya baru bisa dialami anak setelah usia 2–3 tahun, ketika mereka mulai mengenal perbedaan emosi seperti senang, takut, atau marah. Jadi, orangtua tidak perlu panik jika bayi menangis dalam tidurnya. Sebagian besar kasus, bayi akan kembali tenang dan melanjutkan tidur tanpa bantuan.
Bahkan, terlalu sering menggendong atau menenangkan bayi saat menangis bisa membuatnya benar-benar terbangun. Sebaliknya, jika dibiarkan sebentar, bayi biasanya mampu menenangkan dirinya sendiri dan kembali tidur pulas.
Bayi dapat mengalami mimpi sejak dini, terutama setelah usia dua minggu, meski isi mimpinya hanya berupa gambar tanpa suara.
Proses mimpi terjadi saat fase REM, yang lebih sering dialami bayi dibanding orang dewasa.
Fase REM pada bayi bukan hanya tentang mimpi, tapi juga penting untuk perkembangan otak dan daya ingat.
Bayi tidak bisa mengalami mimpi buruk karena belum mengenal rasa takut. Tangisan saat tidur lebih sering disebabkan rasa tidak nyaman.
Baca Juga: La Liga: Atletico Madrid Siap Jegal Rekor Unbeaten Real Madrid, Prediksi Skor dan Susunan Pemain
Jadi, saat melihat si Kecil tersenyum atau bergerak dalam tidurnya, bisa jadi ia memang sedang bermimpi. Namun, yang terpenting, pastikan bayi tidur dengan nyaman agar proses tumbuh kembangnya tetap optimal.
Sumber: hellosehat