Kenapa Lebaran NU dan Muhammadiyah Berbeda? Simak Penjelasannya Disini

Rabu 19 April 2023, 04:30 WIB
Ilustrasi. Kenapa Lebaran NU dan Muhammadiyah Berbeda? Simak Penjelasannya Disini (Sumber : sunnewsonline)

Ilustrasi. Kenapa Lebaran NU dan Muhammadiyah Berbeda? Simak Penjelasannya Disini (Sumber : sunnewsonline)

SUKABUMIUPDATE.com - NU dan Muhammadiyah sering kali menetapkan Hari Raya Idul Fitri di hari yang berbeda. Lantas apa sebenarnya yang menyebabkan perayaan hari besar itu jatuh ditanggal yang beda?

Seperti diketahui Muhammadiyah telah menekan maklumat Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah jatuh pada hari Jumat, 21 April 2023.

Sementara, pemerintah melalui Kementerian Agama masih akan menunggu keputusan dari sidang Isbat yang akan dilaksanakan pada tanggal 20 April 2023.

Baca Juga: 30 Link Download Gambar Ucapan Idul Fitri 2023 Gratis untuk Update di Media Sosial

Melansir dari Suara.com, perbedaan penentuan Idul Fitri ini tidak bisa dilepaskan dari sejarah hisab dan rukyatul hilal, dua metode perhitungan berbeda yang digunakan oleh Muhammadiyah dan Kementerian Agama. 

Muhammadiyah menggunakan metode hisab untuk menentukan jatuhnya bulan baru. Di sisi lain, pemerintah melalui Kementerian Agama menggunakan metode rukyatul hilal. Dua metode ini memiliki sejarah yang berbeda dalam penentuan Idul Fitri

Melansir tarjih.muhammadiyah.or.id, hisab secara bahasa berarti perhitungan atau pemeriksaan.

Dalam bidang fiqih menyangkut penentuan waktu-waktu ibadah, hisab digunakan sebagai dasar perhitungan waktu dan arah tempat, seperti penentuan waktu salat, puasa, idul fitri, haji, dan waktu gerhana untuk melaksanakan salat gerhana, serta penentuan arah kiblat agar dapat melaksanakan salat dengan arah yang tepat ke ka'bah.

Baca Juga: 40 Link Gambar Ucapan Idul Fitri Terbaru, Untuk Dikirimkan ke Grup WhatsApp

Penetapan waktu dan arah tersebut dilakukan dengan perhitungan terhadap posisi-posisi geometris benda-benda langit khususnya matahari, bulan, dan bumi.

Pada zaman Nabi Saw ilmu yang mengkaji benda-benda astronomi belum berkembang.

Pengetahuan masyarakat Arab mengenai benda-benda langit pada saat itu lebih banyak bersifat pengetahuan perbintangan praktis untuk kepentingan petunjuk jalan di tengah padang pasir di malam hari. 

Mereka belum mempunyai pengetahuan canggih sebagaimana telah dikembangkan oleh bangsa-bangsa Babilonia, India dan Yunani. 

Sehingga, penentuan waktu-waktu ibadah, khususnya Ramadan dan idul fitri, pada masa Nabi Saw didasarkan kepada rukyat fisik, karena inilah metode yang tersedia dan paling mungkin dilakukan di zaman tersebut.

Ilmu-ilmu yang berkaitan dengan hisab dan astronomis kemudian berkembang sejak budaya penerjemahan ilmu-ilmu pengetahuan yang juga diadopsi oleh Islam. Di Indonesia pelopor penerapan hisab adalah pendiri Muhammadiyah, Ahmad Dahlan. 

Metode Rukyat

Di samping hisab, metode yang sering digunakan dalam penentuan idul fitri adalah rukyat, atau mengamati secara langsung baik menggunakan mata atau teropong penampakan hilal setelah matahari terbenam. Untuk menghindari bias, rukyat biasanya dilakukan di sejumlah titik untuk menghindari bias. 

Apabila hilal terlihat, maka pada petang (magrib) waktu setempat telah memasuki bulan (kalender) baru hijriah. Apabila hilal tidak terlihat maka awal bulan ditetapkan mulai magrib hari berikutnya.

Namun, pada kenyataannya hilal tidak selalu terlihat apalagi jika selang waktu terbenamnya matahari terlalu pendek karena iluminasi cahaya bulan masih terlalu suram dibandingkan cahaya langit sekitarnya.

Kendati demikian, rukyat dan hisab menurut Kementerian Agama merupakan dua metode yang saling melengkapi. 

Laporan rukyat digunakan sebagai konfirmasi atas informasi hitungan hisab sehingga kedua pendekatan ini digunakan untuk saling melengkapi.

Terlebih, fatwa MUI Nomor 2 Tahun 2004 memberikan kewenangan kepada Pemerintah untuk melakukan penetapan awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijjah dengan dua metode, yaitu hisab dan rukyat.

Sumber: Suara.com (Nadia Lutfiana Mawarni)

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini
Sukabumi20 April 2024, 00:14 WIB

Usai Lebaran, Pasien Membludak di RSUD Palabuhanratu Sukabumi

Humas RSUD Palabuhanratu Sukabumi sebut pasien yang datang rata-rata mengeluhkan penyakit demam, pencernaan, metabolik, serta penyakit dalam.
Kondisi di sekitar IGD RSUD Palabuhanratu Sukabumi, Jumat (19/4/2024). (Sumber : SU/Ilyas)
Sukabumi Memilih19 April 2024, 23:48 WIB

Yudi Suryadikrama Respon Perundingan Kebonpedes Soal Dukungan Maju Pilkada Sukabumi

Ketua DPC PDIP Kabupaten Sukabumi, Yudi Suryadikrama merespon pernyataan sejumlah kader partai yang memintanya untuk maju dalam kontestasi Pilkada Sukabumi 2024.
Yudi Suryadikrama Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Sukabumi | Foto : Ibnu Sanubari
Keuangan19 April 2024, 23:24 WIB

Upaya Bapenda Sukabumi Mudahkan Layanan Perpajakan Bagi Wajib Pajak di Desa

Kepala Bapenda Kabupaten Sukabumi Herdy Somantri mengatakan inovasi tersebut menekankan pentingnya integrasi sistem administrasi pajak daerah dari tingkat desa hingga kabupaten.
Kepala Bapenda Kabupaten Sukabumi Herdy Somantri. | Foto: SU/Ilyas (Sumber : SU/Ilyas)
DPRD Kab. Sukabumi19 April 2024, 22:01 WIB

DPRD Minta Bakesbangpol Usut Penyebab Meninggalnya Peserta Seleksi Paskibraka Sukabumi

Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Sukabumi Hera Iskandar turut berbelasungkawa atas meninggalnya Kayla Nur Syifa saat mengikuti seleksi Paskibraka.
Jenazah siswi SMAN Negeri 1 Cisaat saat akan diberangkatkan dari RSUD Palabuhanratu menuju rumah duka di Kecamatan Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi, Jumat (19/4/2024). | Foto: SU/Ilyas Supendi
Opini19 April 2024, 21:44 WIB

Menjadi Lelaki Berkualitas: Inspirasi dari Kartini

Sosok Kartini, seorang pejuang kesetaraan gender dari Indonesia pada abad ke-19, memberikan pandangan yang menarik dan relevan, bukan saja bagi perempuan, bahkan bagi kaum laki-laki masa kini.
Dr. Ari Riswanto, M.Pd., MM / Dosen Universitas Linggabuana PGRI Sukabumi/Pengurus DPW Forum shilaturahmi Doktor Indonesia | Foto : Sukabumi Update
Sukabumi19 April 2024, 21:08 WIB

Dinsos Sukabumi Salurkan Program Makan Untuk Lansia Di Tegalbuleud Sukabumi

Dinas Sosial Kabupaten Sukabumi, bantu salurkan program bantuan makanan bagi lanjut usia (Lansia), yang merupakan program Kemensos RI.
Program makan bagi lansia di Tegalbuleud Sukabumi | Foto : Ragil Gilang
Sukabumi19 April 2024, 21:04 WIB

Kronologi dan Dugaan Penyebab Meninggalnya Siswi Sukabumi saat Ikut Tes Seleksi Paskibraka

Berikut kronologi dugaan penyebab meninggalnya Kayla Nur Syifa Siswi Sukabumi peserta seleksi Paskibraka.
Suasana rumah duka Kayla Nur Syifa di Desa Cibentang, Kecamatan Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi, Jumat (19/4/2024). | Foto: SU/Asep Awaludin
Life19 April 2024, 20:29 WIB

5 Penjelasan Kenapa Seseorang Mudah Menangis Tanpa Sebab

Ketika seseorang menangis tanpa alasan yang jelas, hal itu seringkali dapat menjadi pengalaman yang membingungkan dan membuat frustrasi.
Kenapa seseorang mudah menangis tanpa sebab | Foto : pixabay/jouycristoo
Sukabumi19 April 2024, 20:11 WIB

Ratusan Buruh Garmen di Cicurug Sukabumi Demo Tuntut Perusahan Bayar Gaji

Ratusan buruh pabrik garmen berdemonstrasi di depan halaman PT Indo Garment Lestari (IGL) tepatnya di Kampung Bojong Pereng, Desa Nyangkowek, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Jumat (19/4/2024).
Sejumlah buruh pabrik garmen melakukan aksi demo di depan halaman PT IGL | Foto : Ibnu Sanubari
Sukabumi19 April 2024, 20:05 WIB

Cita-citanya Polwan, Orang Tua Terpukul Kehilangan Kayla Siswi Peserta Paskibraka Sukabumi

Orang tua Kayla Nur Syifa peserta seleksi Paskibraka Kabupaten Sukabumi yang meninggal punya cita-cita jadi Polwan.
Orang tua Kayla Nur Syifa peserta Paskibraka Kabupaten Sukabumi yang meninggal saat diwawancarai sukabumiupdate.com di rumah duka (Sumber : SU/Asep Awaludin)