Diversifikasi Pangan dan Irigasi Jadi Kunci, Slamet Minta Anggaran Kementan Lebih Terukur

Sukabumiupdate.com
Rabu 10 Sep 2025, 14:24 WIB
Diversifikasi Pangan dan Irigasi Jadi Kunci, Slamet Minta Anggaran Kementan Lebih Terukur

Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PKS drh Slamet. | Foto: Fraksi PKS

SUKABUMIUPDATE.com - Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PKS drh Slamet menilai pagu indikatif Kementerian Pertanian (Kementan) tahun 2026 sebesar Rp 40 triliun harus dijadikan momentum penting untuk memperkuat sektor pangan nasional.

Menurut legislator asal daerah pemilihan Kota dan Kabupaten Sukabumi ini, fokus anggaran tidak cukup hanya pada peningkatan produksi, tetapi harus diarahkan pada diversifikasi pangan berbasis lokal dan pembangunan infrastruktur irigasi yang efektif.

“Diversifikasi pangan harus menjadi arah pembangunan pertanian kita. Indonesia tidak boleh terus bergantung pada satu komoditas utama. Kita punya sorgum, singkong, sagu, dan berbagai pangan lokal lain yang potensial untuk dikembangkan,” ujar Slamet, dikutip, Rabu (10/9/2025).

Ia menyoroti tingginya biaya pengembangan gandum per hektare dibandingkan sorgum, sehingga anggaran untuk pengembangan komoditas lokal idealnya minimal setara dengan alokasi pengembangan gandum. Slamet juga mengingatkan agar pengalaman cetak lahan jagung di NTT dan Papua, yang dinilai belum optimal, menjadi pelajaran berharga.

Baca Juga: Slamet Soroti Foto Menhut dengan Mantan Tersangka Pembalakan Liar, Integritas Dipertaruhkan

“Jangan sampai anggaran besar hanya menghasilkan lahan terbengkalai. Program cetak lahan harus benar-benar terukur dan memberikan dampak nyata bagi petani,” tegasnya.

Dalam aspek irigasi dan lahan, Slamet menyoroti alokasi anggaran cetak sawah sebesar Rp 8,75 triliun. Menurutnya, besarnya anggaran tersebut harus diimbangi dengan kepastian produktivitas lahan yang dihasilkan, bukan sekadar seremonial perluasan areal. Ia menekankan pentingnya integrasi perencanaan antara Ditjen Lahan dan Irigasi dengan Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), agar tidak terjadi tumpang tindih program yang justru melemahkan efektivitas kebijakan.

“Penguatan pangan lokal yang ditopang oleh sistem irigasi yang dikelola secara serius akan menjadi fondasi kemandirian pangan Indonesia. Jika pangan lokal semakin kokoh dan irigasi semakin terkelola, maka produksi meningkat, petani lebih sejahtera, dan bangsa kita semakin percaya diri menghadapi tantangan pangan ke depan,” katanya.

Berita Terkait
Berita Terkini