8 Filmmaker Asal Indonesia, Berikut Prestasinya!

Sukabumiupdate.com
Minggu 09 Jan 2022, 08:00 WIB
8 Filmmaker Asal Indonesia, Berikut Prestasinya!

SUKABUMIUPDATE.com - Filmmaker Indonesia telah melahirkan berbagai karya film-film yang telah berhasil menghibur masyarakat Indonesia.

Filmmaker secara sederhana adalah orang yang membuat film, dan bertugas untuk mengarahkan film agar sesuai dengan naskah.

Baca Juga :

Filmmaker asal Indonesia sudah banyak bersumbangsih atas film-film yang berkualitas bahkan sampai dikenal di kancah hiburan dunia. 

Berikut ini Filmmaker asal Indonesia dengan segudang prestasinya yang cemerlang!

1. Mouly Surya

photo Mouly Surya - (Pinterest)

‘Mouly Surya’, wanita kelahiran 10 September 1980 ini lahir di Jakarta. Mouly adalah lulusan dari salah satu perguruan tinggi di Australia.

Meski dia menyelesaikan studi sastra, Mouly tak tenggelam dengan cita-cita mendiang ayahnya menjadi jurnalis.

Mouly mulai mengenal pembuatan film saat dia kuliah di Melbourne, Australia. Awalnya sutradara dari film ‘Fiksi’ ini memiliki cita-cita menjadi penulis, karena dari kecil Mouly sangat senang menulis, atau menjadi jurnalis seperti impian ayahnya.

Namun saat Mouly menyelesaikan studi sastra dan media, dia merasa hatinya tidak di situ, Mouly merasa tidak pas dengan sastra.

Suatu hari, Mouly diajak membuat film amatir bersama mahasiswa-mahasiswa Indonesia lain.

Dari situ Mouly menikmati proses pembuatan film, meskipun waktu itu Mouly belum mengerti apa-apa.

Menjadi filmmaker dan penulis adalah kesenangan baru bagi Mouly, akhirnya dia memutuskan melanjutkan studi S2 jurusan Film pada 2005.

Berikut beberapa film yang telah disutradarai oleh Mouly:

• Fiksi (2008)

• Ericka (Film televisi) (2010)

• What They Don't Talk About When They Talk About Love (2013)

• Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak (2017)

• Perang Kota (TBA)

Melalui ‘Fiksi’ dia mengikuti Festival Internasional Busan (2008). Bukan hanya itu, dengan ‘Fiksi’ dia mendapat penghargaan di ajang Piala Citra untuk kategori Best Director, Best Music, Best Feature Film, Best Original Screenplay, dan Director Award.

Karyanya dikenal dunia karena diputarkan di berbagai acara festival internasional, seperti; Sundace International Film Festival di Amerika Serikat, dan Rotterdam International Film Festival di Belanda.

2. Garin Nugroho

photoGarin Nugroho - (Wikipedia)

‘Garin Nugroho Riyanto’ lahir pada 06 Juni 1961 di Yogyakarta. Garin merupakan salah satu filmmaker dan produser populer di Indonesia.

Ia Juga pernah mengenyam pendidikan di Fakultas Sinematografi Universitas Kesenian Jakarta (IKJ).

Saat kecil, Garin dikenal sebagai orang yang soliter atau penyendiri. Garin sangat mudah terdistraksi oleh hal-hal yang dianggapnya menarik.

Karena itu, Garin dulu sering meninggalkan sepedanya karena lupa bahwa dia membawanya. Garin terlahir dari keluarga pecinta buku, sehingga ia sangat gemar membaca.

Garin juga seorang pengamat komunikasi sosial budaya. Garin terkadang membuat film dengan mengangkat isu-isu yang sedikit sensitif.

Dirinya pernah menjadi pemenang Festival Tiga Benua di Perancis sebagai Sutradara Terbaik.

Filmmaker ini juga telah banyak mendapat penghargaan dari dalam maupun luar negeri lainnya.

Seperti; Silver Leopard Video di Festival Film Internasional Locarno untuk ‘Puisi Tak Terkuburkan’ (2000), Penulis Skenario Cerita Adaptasi Terbaik Festival Film Indonesia (2006), Film terbaik Asia di Osian’s Cinefan Festival ke-7 lewat ‘Rindu Kami Padamu’ (2006), dan masih banyak lagi.

Berikut beberapa film yang telah disutradarai oleh Garin;

• Cinta dalam Sepotong Roti (1991)

• Rindu Kami Padamu (2004)

• Guru Bangsa: Tjokroaminoto (2015)

• Kucumbu Tubuh Indahku (2019)

3. Joko Anwar

photoJoko Anwar - (Wikipedia)

‘Joko Anwar’ adalah filmmaker yang lahir di Medan, 03 Januari 1976. Sebelum menjadi filmmaker, Joko adalah seorang penulis untuk The Jakarta Post dan pernah menjadi kritikus film.

Suatu hari, saat Joko mewawancarai Nia Dinata untuk tulisannya, Nia tertarik dengan Joko dan mengajaknya bekerja sama untuk menulis skenario film ‘Arisan’ (2003). Film ‘Arisan’ akhirnya sukses dan mendapat tanggapan positif dari kritikus film.

Filmmaker satu ini gemar menonton film horor dan kung-fu. Meskipun pendidikan formalnya tidak sejalan dengan bakat Joko.

Kecintaannya terhadap film sudah terlihat saat Joko masih kecil, dia sering menonton dan mengamati film di bioskop, menulis naskah sendiri, juga menjadi penulis dan menyutradarai pertunjukan drama.

Joko selalu memberikan pesan tersirat tentang feminis dalam karyanya. Beberapa film nya berhasil mendapat penghargaan di Film Festival Rotterdam dan Puchon International Fantastic Film Festival.

Karya-karya luar biasanya juga berhasil ditayangkan di luar negara, seperti Polandia dan Amerika Latin.

Berikut beberapa film yang telah disutradarai oleh Joko;

• Janji Joni (2005)

• Pengabdi Setan (2017)

• Perempuan Tanah Jahanam (2019)

• Gundala Putra Petir (2019)

Film ‘Janji Joni’ memenangkan penghargaan kategori Best Movie di MTV Indonesia Movie Award.

Joko sebagai sutradara terbaik untuk film ‘Kala’ pada tahun 2007 dari majalah Inggris Sight & Sound. Dan masih banyak lainnya.

4. Ernest Prakasa

photo Ernest Prakasa - (Pinterest)

‘Ernest Prakasa’ adalah pria kelahiran 29 Januari 1982. Ia adalah sosok multitalenta, selain seorang filmmaker, ia juga seorang aktor, penulis, dan presenter. 

Meskipun harus merasakan kekecewaan karena hanya menempati peringkat ketiga, di kompetisi Stand Up Comedy Indonesia, yang ditayangkan di stasiun televisi swasta pada tahun 2012.

Tur debut Stand Up bertajuk ‘Merem Melek’ miliknya sukses besar, hingga kini namanya sebagai komika melambung tinggi.

Suami Meira ini telah berhasil di kancah perfilman Indonesia. Awalnya, Ernest hanya berperan sebagai figuran di film ‘Kukejar Cinta di Negeri Cina’ (2014) dan ‘Make Money’ (2013).

Lalu, dia mendapatkan peran utama di film ‘Ngenest The Movie’ (2015) yang diadaptasi dari bukunya sendiri yang berjudul sama.

Karena keberhasilannya dalam berakting, ia kemudian banyak mendapat tawaran untuk berakting dan menambah daftar film yang pernah dia bintangi.

Sampai akhirnya, Ernest diberi mandat sebagai filmmaker dan penulis untuk film ‘Cek Toko Sebelah’ (2016) dan ‘Stip dan Pensil’ (2017).

Pada tahun 2016 film ‘Ngenest’ mendapat penghargaan dari Indonesia Box Office Movie Awards kategori Pemeran Utama Pria Terbaik, Sutradara Terbaik, dan Penulis Skenario Terbaik.

Berikut beberapa film yang telah disutradarai oleh Ernest.

• Ngenest The Movie (2015)

• Cek Toko Sebelah (2016)

• Susah Sinyal (2017)

• Imperfect: Karier, Cinta & Timbangan (2019)

Dan karya terbaru dari Ernest yang mendapat penghargaan adalah film ‘Imperfect: Karier, Cinta & Timbangan’, kategori Film Terbaik dan Penulis Skenario Adaptasi Terbaik di Indonesian Movie Festival tahun 2020.

5. Hanung Bramantyo

photoHanung Bramantyo - (Wikipedia)

Filmmaker satu ini bernama lengkap ‘Setiawan Hanung Bramantyo’,  lahir 01 Oktober 1975 di Yogyakarta. Hanung adalah lulusan Fakultas Film dan Televisi Institut Kesenian Jakarta.

Saat masih mengurusi sidang untuk keperluan wisuda, Hanung membuktikan kiprahnya sebagai filmmaker muda berbakat.

Sepanjang karirnya menjadi filmmaker, Hanung mendapat berbagai penghargaan sebagai Sutradara Terbaik di Festival Film Indonesia melalui film ‘Brownies’ (2005), Sutradara Terbaik di Festival Film Indonesia melalui film ‘Get Married’ (2007), dan lainnya.

Berikut beberapa film yang telah disutradarai oleh Hanung:

• Brownies (2004)

• Catatan Akhir Sekolah (2005)

• Get Married (2007)

• Perempuan Berkalung Sorban (2009)

• Rudy Habibie (2016)

• Tersanjung The Movie (2021)

6. The Mo Brothers

photoThe Mo Brothers - (Wikipedia)

Kimo Stamboel lahir pada 26 Juni 1980  dan Timo Tjahjanto lahir pada 4 September 1980. Keduanya tergabung dalam ‘The Mo Brothers’, mereka adalah duet filmmaker yang debut pertamanya adalah sebuah segmen berjudul ‘Dara’.

Berawal di Sydney, Australia, mereka bertemu tahun 2002, saat menyelesaikan kuliah di Fakultas Seni Visual. Mereka adalah dua kesatuan teman dekat yang merintis karir masing-masing setelah lulus.

Kimo mendirikan Merah Production di Jakarta, sementara Timo bekerja sebagai pekerja lepas dan meneruskan studi di Akademi Film New York.

Mereka akhirnya membentuk ‘The Mo Brothers’ dan menetap di Jakarta. ‘Dara’ dan ‘Rumah Dara’ menjadi debut mereka di ranah film horor Asia.

Film mereka yang didominasi oleh genre thriller ini sukses di berbagai festival internasional, bahkan film ‘Rumah Dara’ diputarkan di berbagai negara, seperti Amerika Utara hingga Eropa.

Berikut beberapa film yang telah disutradarai oleh The Mo Brothers:

• Sendiri (2003)

• Takut: Faces of Fear (2008)

• Rumah Dara (2010)

• Killers (2013)

• Headshot (2016)

7.  Riri Riza

photoRiri Riza - (Wikipedia)

‘Riri Riza’ atau nama lengkapnya ‘Mohammad Rivai Riza’, lahir di Makassar, 02 Oktober 1970.

Riza sewaktu SMA adalah anak band di SMA Labschool Jakarta. Dia memang memiliki hobi dengan musik dari kecil.

Setelah lulus, Riza berniat melanjutkan studi di Institut Kesenian Jakarta dan mengambil jurusan musik.

Namun Riza mengetahui bahwa di sana ada jurusan film dan tertarik untuk masuk kesana.  Karena Riza memiliki hobi fotografi juga selain musik.

Pilihannya untuk masuk ke jurusan film nyatanya tidak meleset. Berkat ketekunannya, dia menjadi mahasiswa yang paling menonjol dan menjadi lulusan terbaik di angkatannya.

Film ‘Kuldesak’ (1998) membuat namanya muncul ke permukaan. Salah satu film yang digarap Riza dan Mira Lesmana adalah ‘Laskar Pelangi’ (2008), laris dan memenangkan berbagai penghargaan internasional.

Setelah sukses dengan ‘Laskar Pelangi’, Riza menggarap sekuel dari film tersebut yang berjudul ‘Sang Pemimpi’ (2010). Film tersebut diangkat dari lanjut novel ‘Laskar Pelangi’.

Berikut beberapa film yang telah disutradarai oleh Riza;

• Kuldesak (1998)

• Petualangan Sherina (2000)

• Ada Apa dengan Cinta? (2002)

• Laskar Pelangi (2008)

• Bebas (2019)

8. Upi

photoUpi - (Fimela)

‘Sartri Dania Sulfiati’ adalah nama lengkap dari Upi. Wanita kelahiran 01 Januari 1970 ini adalah filmmaker yang menyutradarai film ‘Radit dan Jani’ (2008).

Kecintaannya dengan dunia film sudah terlihat dari kecil, dia senang menulis, juga sering diajak sang ayah menonton film.

Saat duduk di bangku SMA, Upi dipercaya untuk menulis naskah sitkom berjudul ‘Opera Tiga Jaman’, sitkom tersebut tayang di salah satu stasiun televisi Indonesia.

Upi melanjutkan studinya, jurusan Komunikasi di Universitas Pof. Dr. Moestopo.

Awalnya Upi memulai karir sebagai filmmaker dengan bergabung di rumah produksi milik Rizal Mantovani, Broadcasting Indonesia.

Di sana Upi hanya menjadi ‘Tukang Lap’ keringat musisi yang sedang syuting video klip. Namun Upi dikenal tekun, karena ketekunannya dia dipercaya untuk menyutradarai video klip pertamanya untuk Jamrud. 

Singkat cerita Upi mulai menggarap berbagai filmnya sendiri, dan namanya kian melambung berkat keberhasilan dari kerja kerasnya selama ini.

Upi mendapat berbagai penghargaan, seperti di Festival Film Indonesia pada tahun 2008 dengan kategori Sutradara Terbaik dan Penulis Skenario Asli Terbaik lewat film ‘Radit dan Jani’.

Berikut beberapa film yang telah disutradarai oleh Upi.

• Tusuk Jelangkung (2003)

• Realita, Cinta dan Rock'n Roll (2006)

• Radit dan Jani (2008)

• Serigala Terakhir (2009)

• My Stupid Boss (2016)

• Seperti Hujan yang Jatuh ke Bumi (2020)

Writer: Muhammad Bagas Pratama

Koleksi Video Lainnya:

5 Berita Terpopuler Pekan Ini

Editor :
Berita Terkini