SUKABUMIUPDATE.com - Pelaksana Tugas (Plt) Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Sukabumi, Deden Nasihin, menyambut dengan haru dan bangga keputusan Presiden Prabowo Subianto yang menetapkan Presiden RI ke-2, Jenderal Besar HM Soeharto, sebagai pahlawan nasional. Menurut Deden, langkah tersebut adalah bentuk penghormatan negara terhadap pemimpin besar yang telah menorehkan jejak abadi dalam sejarah pembangunan Indonesia.
“Keputusan Presiden Prabowo ini menegaskan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang tahu berterima kasih. Pak Harto bukan hanya tokoh penting bagi Partai Golkar, tetapi juga figur sentral yang membangun fondasi ekonomi, sosial, dan politik Indonesia modern,” ujar Deden di Sukabumi, Senin (10/11).
Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi yang juga Sekretaris DPD Partai Golkar Kabupaten Sukabumi, Budi Azhar Mutawali, menilai keputusan Presiden Prabowo Subianto sebagai langkah berani dan bijaksana dalam menempatkan sejarah secara adil.
Baca Juga: Soal Isu Pengusiran Agus Tunanetra, Kades Bangbayang Sukabumi: Itu Cuma Salah Paham
“Pak Harto adalah sosok yang berdedikasi tinggi dan visioner. Beliau mengabdikan seluruh hidupnya untuk bangsa, dan keputusan ini menjadi simbol rekonsiliasi sejarah yang menyejukkan. Kami di Golkar merasa bangga dan bersyukur atas pengakuan ini,” ujar Budi.
Deden menambahkan, perjalanan panjang Soeharto sejak menjadi perwira muda hingga memimpin negara menunjukkan keistiqamahan seorang pemimpin sejati. “Serangan Umum 1 Maret 1949 yang dipimpin beliau menjadi bukti ketegasan dan keberanian sejak usia muda. Dan setelah menjadi presiden, beliau membawa bangsa ini dari kondisi sulit menuju stabilitas dan kemajuan,” jelasnya.
Ia menegaskan bahwa “warisan konkret Pak Harto” masih sangat terasa hingga kini. “Beliau meninggalkan infrastruktur, swasembada pangan, program pemerataan pembangunan desa, hingga kebijakan ekonomi yang mampu menggerakkan jutaan rakyat keluar dari kemiskinan. Banyak sistem yang beliau bangun—dari kelembagaan pemerintahan hingga konsep pembangunan nasional—masih menjadi rujukan dalam kebijakan publik hari ini,” ujar Deden.
Menurut Deden, generasi muda perlu meneladani keteguhan dan semangat pengabdian Soeharto, bukan sekadar mengingatnya dalam simbol. “Pak Harto mengajarkan arti kerja keras, kesabaran, dan keberanian dalam mengambil keputusan. Nilai-nilai itu yang harus terus dihidupkan oleh kader Golkar dan seluruh bangsa,” ujarnya.
Sementara itu, Budi menilai momen ini menjadi pengingat penting bagi Partai Golkar untuk terus berjuang melanjutkan semangat pembangunan yang diwariskan Soeharto. “Kader Golkar harus menjadikan nilai pengabdian Pak Harto sebagai cermin perjuangan. Beliau adalah sosok yang mengutamakan rakyat di atas kepentingan pribadi atau golongan,” tuturnya.
Deden menutup pernyataannya dengan ajakan agar masyarakat melihat keputusan ini dengan semangat persatuan dan kebanggaan nasional. “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pendirinya. Dengan penetapan ini, kita bukan hanya mengenang Pak Harto, tetapi juga memperkokoh arah pembangunan yang berpihak pada rakyat dan menguatkan semangat kebangsaan untuk Indonesia yang lebih maju dan berdaulat,” pungkasnya. (adv)






