SUKABUMIUPDATE.com - Kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) yang menimpa wanita inisial RR asal Kecamatan Cisaat menjadi perhatian pemerintah Kabupaten Sukabumi. Pemerintah daerah disebut telah melakukan koordinasi dengan berbagai pihak sebagai upaya penanganan korban, termasuk mempersiapkan penjemputan.
“Menyikapi yang di China ini memang benar kemarin. Pada waktunya tidak ada informasi ke kita ke Dinas Ketenagakerjaan, mungkin salah satunya adalah iming-iming karena ekonomi diiming-imingi. Mereka diberangkatkan ternyata akhirnya dijual juga. Kejadiannya dari Sukabumi kabarnya kan harus kroscek juga di Bogor pembuatan paspornya, baru diberangkatkan, baru ada laporan hari ini,” kata Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi, Ade Suryaman, usai acara sosialisasi pencegahan TPPO yang digelar bersama Kemndagri di Pendopo, Kamis (25/9/2025).
Sekda menegaskan, penanganan korban di luar negeri merupakan kewenangan Kementerian Luar Negeri. “Nanti setelah dikembalikan ke Jakarta nanti insya Allah kita akan jemput baik dari provinsi ataupun Kabupaten. Ini selamat mudah-mudahan kita doakan beliau ini selamat bisa diselesaikan,” ujarnya.
Baca Juga: Kasus TPPO Sukabumi Tertinggi di Jabar, Disorot Kemendagri
Ade menyebut Pemkab Sukabumi sudah berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk menyelamatkan korban. “Upayanya kita sudah koordinasi dengan Ketua Serikat Buruh Migran Indonesia, sudah bersurat, koordinasi dengan Kemenlu sudah dilaksanakan. Kita bukan hanya tanggung jawab dari Pemda sendiri tapi kita kolaborasi dengan Ketua SBMI,” jelasnya.
Meski belum bisa memastikan kondisi korban, Ade menegaskan pihaknya terus berkoordinasi. “Kita lagi koordinasi, kepastiannya kita belum bisa menyebutkan, tapi kita berusaha semaksimal mungkin dengan keluarganya supaya dikoordinasikan dengan tim kita,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Subdirektorat Pengawasan Orang Asing dan Lembaga Asing Kemendagri RI, Katarina Rambu Babang, menjelaskan penyebab maraknya kasus ini adalah faktor ekonomi dan iming-iming pekerjaan yang menyesatkan.
“Karena ini dia tidak ada pekerjaan, mereka kekurangan ataupun mereka di-PHK. Kayak mereka mahasiswa baru lulus dia mencari kerja yang jurusan IT, mereka tertarik dikiranya masuk ke hanya cuman ID operator ternyata mereka menjadi pelaku judi online. Kalau bisa itu ada visa wisata di Myanmar, mereka ke sana seolah-olah pergi berwisata padahal di sana itu dipekerjakan oleh agen-agen,” kata Katarina.
Baca Juga: Janji Nutrisi Berubah Tragedi: Keracunan dan Rapuhnya Program MBG di Sukabumi
Ketika sukabumiupdate.com menanyakan apakah kasus RR, korban TPPO asal Sukabumi yang disekap di China, turut dibahas dalam pertemuan tersebut, Katarina menegaskan, “tidak tadi hanya membahas TPPO secara umum saja.” pungkasnya.