SUKABUMIUPDATE.com - RR (23 tahun), warga Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di Cina setelah dijanjikan pekerjaan bergaji tinggi melalui media sosial.
Sejauh ini, pihak kepolisian belum memberikan keterangan resmi. Namun, Kapolres Sukabumi Kota, AKBP Rita Suwadi, menegaskan bahwa proses penyidikan masih berlangsung. Dalam percakapannya dengan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, melalui sambungan telepon yang ditayangkan di kanal YouTube KANG DEDI MULYADI CHANNEL pada Jumat (19/9/2025), AKBP Rita menyebut,
“Jadi itu tuh kan masih dalam proses, kemarin izin, kemarin kan kami melaksanakan keamanan demo, namun penyidikan masih berjalan, kami masih gelar-gelar.” ujar Rita.
Ia menjelaskan, kasus ini bermula dari perkenalan korban dengan seseorang lewat media sosial. Meski lokasi awal perekrutan berada di Cianjur, para pelaku disebut berasal dari Sukabumi.
Baca Juga: Sempat Diprotes karena Rusak, Warga Apresiasi Perbaikan Jalan di Cidahu Sukabumi
“Karena ini kan memang berawal dari perkenalan mereka lewat medsos, TKP-nya di Cianjur, akan tetapi para pelakunya memang orang Sukabumi infonya, ceritanya panjang lah,” lanjutnya.
Kapolres juga memastikan bahwa identitas para pelaku telah diketahui. “Pelakunya terindikasi dan ada, dan sudah teridentifikasi, kami juga mengkomunikasikan dengan P2MI,” tambahnya.
Sementara itu, keluarga RR di Sukabumi hanya bisa berharap kepulangan korban bisa segera terwujud. Sang ibu, Emalia, (55) masih menanti kabar baik sambil terus berdoa agar putrinya bisa kembali ke rumah dengan selamat.
