Dampak Tol Bocimi Seksi 3: Irigasi Petani di Sukabumi Putus, Lahan 50 Ha Rusak, dan Jalan Hancur

Sukabumiupdate.com
Selasa 12 Agu 2025, 15:57 WIB
Dampak Tol Bocimi Seksi 3: Irigasi Petani di Sukabumi Putus, Lahan 50 Ha Rusak, dan Jalan Hancur

Pengerjaan proyek Tol Bocimi Seksi 3 di Kabupaten Sukabumi. | Foto: SU/Ibnu Sanubari

SUKABUMIUPDATE.com - Warga Desa Karangtengah, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, mengeluhkan sejumlah dampak proyek Tol Bocimi Seksi 3. Hal ini disampaikan melalui kepala desa, Agung Pratama Putra, saat mengikuti rapat koordinasi dengan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi di Kecamatan Cibadak pada 5 Agustus 2025.

Rapat itu adalah buntut dari inspeksi mendadak Dedi Mulyadi ke lokasi tambang tanah merah di Kecamatan Cibadak, yang berujung penghentian sementara aktivitas penyuplaian tanah urukan oleh tiga perusahaan untuk proyek Tol Bocimi Seksi 3. Langkah ini diambil setelah ditemukan tiga lokasi tambang yang menjadi pemasok tanah belum mengantongi izin resmi. Ketiganya dikelola PT Heksa Pratama, PT Maju Lancar Hegar (MLH), dan CV Duta Limas.

Di luar harapan dapat membawa dampak positif di masa depan, Agung menyebut Tol Bocimi Seksi 3 menyimpan banyak persoalan. “Ketika rampung, proyek ini akan berdampak pada kehidupan sosial ekonomi dan diharapkan mengurai kemacetan di Karangtengah. Tapi di sisi lain, ada masalah yang disuarakan warga,” ujarnya pada Selasa (12/8/2025).

Salah satu keluhan masyarakat adalah terputusnya irigasi sekitar 10 meter di Kampung Kamandoran RW 9 akibat pekerjaan urukan. Kondisi ini membuat petani tidak bisa beraktivitas dan memicu krisis air di wilayah tersebut. “Kami sampaikan lewat camat dan dihadiri DLH Provinsi. Respons dinas dan kementerian terkait cukup baik,” kata Agung.

Baca Juga: 52% Tol Bocimi Seksi 3! Target Selesai April 2026, Cibadak-Sukabumi Barat Terhubung

Kemudian berdasarkan hasil diskusi dengan kelompok mitra cai, sekitar 50 hektare lahan rusak karena terdampak pembangunan. Bendungan Leuwibangga juga jebol dan kini dalam proses perbaikan. Adapun untuk mengatasi krisis air yang ditimbulkan, Pemerintah Desa (Pemdes) Karangtengah mengajukan pembangunan dua sumur artesis di RW 9 dan 10.

“Waskita (PT Waskita Karya/pelaksana proyek) bersedia membangun satu sumur artesis tahun ini, sisanya disesuaikan anggaran. Masih tahap follow up. Kami pantau setiap minggu,” ujarnya.

Selanjutnya, warga mengeluhkan kerusakan jalan di dua simpang tiga, yaitu Cireundeu dan jalur alternatif Nagrak, yang digunakan untuk pengiriman material pembangunan. “Kami paham kalau proyek belum rampung, perbaikan total sulit, tapi minimal tidak terlalu rusak. Jalan ini vital untuk akses pendidikan dan ekonomi,” jelas Agung.

Agung pun mengapresiasi adanya perbaikan di simpang tiga Cireundeu setelah pertemuan dengan gubernur. "Saya melihat sudah ada perbaikan di pertigaan Cireundeu," katanya.

Pemdes Karangtengah meminta PT Waskita Karya agar sebelum mengantarkan material proyek, dilakukan penyemprotan untuk mencegah pencemaran lingkungan. "Sebab, masih banyak sisa tanah di jalan yang licin dan berpotensi menimbulkan kecelakaan," kata dia.

Sebelumnya, Project Manager Infrastructure II Division PT Waskita Karya, Prasetyo Andhi Nugroho, mengungkapkan pembangunan Tol Bocimi Seksi 3 hingga awal Agustus 2025 masih terus berlangsung. Proyek infrastruktur nasional yang menghubungkan Cibadak hingga Sukabumi Barat (Cibolang) ini telah mencapai progres fisik sekitar 52 persen.

Proyek ini secara kontraktual ditargetkan selesai 100 persen pada akhir April 2026. Namun sebelum operasional penuh, jalan tol akan lebih dulu difungsionalkan dengan pertimbangan aspek keselamatan bagi masyarakat.

Berita Terkait
Berita Terkini