3W untuk Orang dengan Komorbid Cegah Covid-19

Jumat 06 November 2020, 22:00 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Pakar di Satuan Tugas Penanganan COVID-19 mengingatkan orang dengan komorbid atau penyakit penyerta harus lebih meningkatkan penerapan Wajib Iman, Wajib Imun, Wajib Aman (3W) untuk menekan angka penularan SARS-CoV-2.

"Ada tiga hal yang biasa kita sebut iman, imun, dan aman. Jadi, kalau iman berkaitan dengan diri sendiri dengan Tuhan, dari situ kita juga bisa dapat keterangan hati, penting karena hati yang gembira juga obat," kata tim pakar Satgas COVID-19 Bidang Perubahan Perilaku yang juga Kepala Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia, Turro Wongkaren, dalam temu wicara Cegah COVID-19 Pada Orang Dengan Komorbid di pusat media Satgas COVID-19 di Graha BNPB, Jakarta, Kamis, 5 November 2020.

Dikutip dari Tempo.co, Turro mengatakan orang dengan komorbid atau tidak memang harus melakukan protokol kesehatan, harus mampu mengubah perilaku. Soal imun, berkaitan dengan diri seseorang untuk imunitas menjadi lebih tinggi, misalnya tidur cukup, minum berbagai multivitamin, khususnya vitamin C, B, D dan beberapa mineral seperti seng.

"Itu yang membuat kita bisa lebih imun," katanya.

Sedangkan perilaku yang berhubungan dengan orang lain dalam pencegahan COVID-19 adalah yang biasa dikenal dengan 3M, yakni #pakaimasker, #jagajarak, dan #cucitangan dengan sabun.

"Orang-orang dengan komorbid harus melaksanakan semua itu tadi karena khususnya dalam hal menjaga jarak, mencuci tangan, yang seperti itu perlu diterapkan, harus difokuskan karena kalau imun rendah, memiliki komorbid sangat rentan sehingga perlu ditingkatkan dalam segala hal," tambah Turro Wongkaren.

Dokter spesialis penyakit dalam Candra Wiguna mengatakan COVID-19 memiliki spektrum gejala klinis yang sangat luas, mulai dari yang tidak bergejala sampai yang bergejala berat, bahkan hingga menyebabkan kematian. Dalam beberapa bulan pandemi COVID-19 sudah diketahui pasien dengan gejala berat hingga menyebabkan kematian itu ternyata lebih dari 90 persen memiliki penyakit penyerta yang sudah diderita sebelumnya, atau dikenal sebagai komorbid.

"Atau selain penyakit mungkin ada faktor usia dan sebagainya," ujarnyanya.

Ia mengatakan setiap komorbid itu bisa menjadikan COVID-19 menjadi lebih berat, misalnya faktor usia. Tentu dengan usia yang sudah lanjut akan cenderung lebih berat dibanding yang muda. Kemudian ada penyakit seperti hipertensi, diabetes, yang membuat daya tahan tubuh menjadi lebih rendah dari yang tidak memiliki komorbid.

Lalu ada pula penyakit kardiovaskular atau jantung dan pembuluh darah. Orang yang sudah mengalami persoalan jantung atau paru tentu fungsi organnya sudah menurun dibanding yang belum memiliki penyakit tersebut.

"Hal-hal inilah yang dapat meningkatkan derajat sakit pada COVID-19 dan meningkatkan angka kematian pada penderita," ujarnya.

Ia mengatakan secara umum gejala COVID-19 bervariasi, ada yang bergejala ringan sampai berat. Mereka yang memiliki komorbid akan mengalami gejala yang lebih berat, seperti sesak napas yang bisa membuat kegagalan napas, bahkan sampai butuh alat bantu napas ventilator. Kalau yang tidak memiliki komorbid akan mengalami gejala umum, misalnya demam dan sakit sendi.

Sumber: Tempo.co

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Berita Terkini
Sukabumi14 Mei 2024, 01:21 WIB

Berbisa Mematikan, Mengenal Ular Welang yang Gigit Balita Sukabumi hingga Meninggal

Balita perempuan di Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi, meninggal dunia akibat gigitan ular yang diduga jenis ular welang (Bungarus fasciatus).
Ular Welang (Bungarus fasciatus) | Foto : Sukabumi Update
Sukabumi14 Mei 2024, 00:05 WIB

Resahkan Warga, Polisi Amankan 30 Preman dan Jukir Liar di Kota Sukabumi

Sebanyak 30 juru parkir liar dan preman di beberapa ruas Jalan maupun minimarket di Kota Sukabumi diamankan ke Mapolres Sukabumi Kota, Senin (13/5/2024) siang.
Juru Parkir dan Preman di Kota Sukabumi diamankan ke Mapolres Sukabumi Kota | Foto : Ist
Sukabumi13 Mei 2024, 23:37 WIB

Optimalisasi Layanan, Perumdam TJM Parakansalak Sukabumi Pasang Alat Antisipasi Water Hammer

Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Jaya Mandiri (Perumdam TJM) Kabupaten Sukabumi cabang Parakansalak melakukan optimalisasi pelayanan air yang akan didistribuikan ke wilayahnya.
Pemasangan pentil untuk optimalisasi pelayanan air di Perumdam TJM Parakansalak Sukabumi | Foto : Ibnu Sanubari
Sukabumi13 Mei 2024, 22:49 WIB

Belasan Murid SD di Sukaraja Sukabumi Diduga Keracunan Jajanan, Ini Kronologinya

Polisi ungkap kronologi belasan murid SD di Sukaraja Sukabumi diduga keracunan makanan usai santap jajanan asal China.
Belasan murid SD di Sukaraja Sukabumi yang diduga keracunan jajanan saat dibawa ke Puskesmas oleh pihak sekolah. (Sumber : Istimewa)
Sukabumi Memilih13 Mei 2024, 22:23 WIB

Waktu Persiapan Mepet, Fahmi Gagal Melaju di Pilkada Kota Sukabumi dari Perseorangan

Seorang anak muda yang peduli terhadap kemajuan Kota Sukabumi, Fahmi Dzikri gagal meneruskan perjuangannya untuk maju dalam Pilkada Kota Sukabumi melalui jalur perseorangan (calon independen).
Fahmi Dzkri, Bakal Calon Wali Kota/Wakil Wali Kota Sukabumi dari jalur perseorangan | Foto : SU
Sukabumi13 Mei 2024, 21:55 WIB

Buka Bimtek Strategi Pemasaran Pariwisata Lewat Medsos, Ini Harapan Plt Kadispar Sukabumi

Plt Kadispar Kabupaten Sukabumi Jujun Juaeni membuka kegiatan Bimbingan Teknis Strategi Komunikasi Pengembangan Pemasaran Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Melalui Media Sosial.
Plt Kadispar Kabupaten Sukabumi Jujun Juaeni saat membuka bimtek strategi pemasaran pariwisata dan Ekraf melalui medsos. (Sumber : Istimewa)
Sehat13 Mei 2024, 21:15 WIB

11 Jenis Ikan Laut dengan Kandungan Tinggi Purin yang Tidak Aman untuk Asam Urat

Ikan laut tinggi purin sangat dilarang dikonsumsi untuk penderita asam urat.
Ilustrasi - Ikan laut tinggi purin sangat dilarang dikonsumsi untuk penderita asam urat. (Sumber : pexels.com/@energepic.com).
Sukabumi13 Mei 2024, 21:14 WIB

Menderita Hidrosefalus, Bayi Asal Ciracap Sukabumi Butuh Bantuan

Siti Syazia Almaira (1 tahun) asal Kecamatan Ciracap Kabupaten Sukabumi menderita penyakit Hidrosefalus dan membutuhkan biaya untuk pengobatan.
Siti Syazia Almaira (1 tahun) asal Ciracap Sukabumi menderita penyakit  Hidrosefalus dan membutuhkan biaya untuk berobat | Foto : Ist
Sukabumi13 Mei 2024, 21:12 WIB

Tindaklanjuti SE Pj Gubernur Jabar, Disdik Sukabumi Perketat Izin Study Tour Sekolah

Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi resmi terbitkan surat himbauan terkait study tour. Berikut isinya
Ilustrasi study tour naik bus. | Sumber Foto: Pixabay
Sehat13 Mei 2024, 21:00 WIB

7 Herbal untuk Mengatasi Nyeri Sendi, Kurkumin hingga Kulit Jeruk

Inilah Jenis-jenis Herbal untuk Mengatasi Nyeri Sendi, Mulai Dari Kurkumin hingga Kulit Jeruk.
Ilustrasi. Radang Sendi | Ketahui Sederet Herbal untuk Mengatasi Nyeri Sendi (Sumber : Freepik/@freepik)