SUKABUMIUPDATE.com - Keracunan makanan bergizi gratis (MBG) terjadi di SDN 2 Parakansalak, Kecamatan Parakansalak, Kabupaten Sukabumi pada Jumat (22/8/2025). Kejadian ini diduga berasal dari buah semangka dalam Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dikonsumsi siswa.
Korcam Program MBG Parakansalak, Farhan Maulana R, menjelaskan kronologi peristiwa tersebut. Sekitar pukul 10.00 WIB, siswa mengonsumsi menu makan bergizi gratis yang terdiri dari nasi putih, telur dadar, tahu, sayur wortel buncis, buah semangka, dan susu.
“Selang sekitar setengah jam kemudian, atau pukul 10.30, sejumlah siswa mulai mengalami gejala seperti mual dan muntah,” kata Farhan kepada sukabumiupdate.com.
Tercatat, total siswa yang terdampak sebanyak 24 orang dari 3.576 penerima makanan di wilayah Parakansalak. Dari 14 sekolah penerima program MBG mulai tingkat PAUD hingga SMA, hanya SDN 2 Parakansalak yang terdampak.
Baca Juga: Unik, Petugas Damkar Masih Pakai Daster Tangani Kebakaran Motor di Palabuhanratu Sukabumi
Farhan menambahkan, dapur SPPG Parakansalak 1 yang memasok makanan baru beroperasi sejak empat hari lalu. “Penanganan awal dilakukan dengan membawa siswa ke UKS, memberikan pertolongan pertama, dan merujuk ke Puskesmas Parakansalak,” jelasnya.
Langkah lanjutan juga telah dilakukan, di antaranya mengamankan sisa makanan untuk diuji laboratorium oleh pihak berwenang serta memberikan pendampingan kepada siswa yang terdampak dan orang tua mereka.
“Kesimpulan sementara, dugaan kuat penyebab keracunan berasal dari buah semangka. Namun, kami masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium dari pihak puskesmas dan dinas terkait,” ujarnya.
Hingga saat ini, kondisi siswa yang sempat mengalami gejala dilaporkan sudah membaik dan dapat beraktivitas kembali seperti biasa. Sementara itu, program MBG di wilayah tersebut akan dievaluasi hingga ada hasil resmi serta langkah perbaikan dari penyelenggara.
Baca Juga: Satu Keluarga Ngungsi! Rumah Warga di Waluran Sukabumi Ambruk Akibat Hujan Deras
Seperti diberitakan sebelumnya, Kepala Puskesmas Parakansalak, dr. Teddy Mulyadi, menjelaskan bahwa pasien pertama mulai datang ke puskesmas sekitar pukul 10.30 WIB. Tidak lama kemudian, sejumlah siswa lain menyusul dengan keluhan serupa.
“Pasien pertama datang sekitar pukul 10.30, lalu ada lagi yang datang. Akhirnya kami putuskan turun langsung ke sekolah dengan membawa enam orang tim medis,” kata dr. Teddy.
Berdasarkan pemeriksaan sementara, dari total sekitar 200 siswa-siswi di sekolah tersebut, tercatat sebanyak 24 siswa mengalami gejala keracunan. Sementara siswa-siswi lainnya masih dalam kondisi sehat dan belum menunjukkan gejala. “Gejalanya mual, muntah, pusing, dan nyeri perut. Para siswa yang mengalami keracunan sebagian besar merupakan murid kelas 3 SD.” ujarnya.
Tim medis memberikan obat untuk meredakan mual dan muntah. Menurut Teddy, kondisi siswa yang terkena masih dalam kategori ringan hingga sedang.
Baca Juga: Dukung Generasi Sukabumi Siap Kerja, Disnakertrans Gelar Penyuluhan Bimbingan Jabatan bagi Siswa SMK
“Anak-anak sementara kami follow up di sekolah. Jika dalam beberapa jam sudah membaik, mereka bisa pulang. Namun bila ada gejala baru, orang tua diminta segera membawa kembali ke puskesmas. Kami tersedia 24 jam,” jelasnya.
Terkait penyebab, pihak puskesmas belum dapat memastikan. “Kemungkinan dari makanan atau minuman, tapi saya belum bisa menyimpulkan. Makanan yang dihidangkan di antaranya nasi, tahu, sayur, susu, dan telur,” tuturnya.
Ia menuturkan, pihaknya juga berkoordinasi dengan orang tua siswa untuk pemantauan lebih lanjut di rumah. “Kami sudah tekankan, kalau ada keluhan atau gejala lain, segera dibawa ke puskesmas atau dilaporkan ke guru,” pungkasnya.