Radang Usus Buntu: Pentingnya Deteksi Dini untuk Cegah Komplikasi

Sukabumiupdate.com
Sabtu 27 Sep 2025, 08:00 WIB
Radang Usus Buntu: Pentingnya Deteksi Dini untuk Cegah Komplikasi

Ilustrasi seseorang mengalami sakit dibagian perut akibat radang usus buntu (Sumber: pexels.com/@Alex Green)

SUKABUMIUPDATE.com - Radang usus buntu atau appendicitis adalah kondisi ketika usus buntu mengalami peradangan. Perlu dipahami, usus buntu (appendix) sebenarnya merupakan bagian normal dari tubuh kita, bukan penyakit. Namun, ketika terjadi peradangan, barulah disebut sebagai radang usus buntu atau appendicitis.

Banyak orang awam sering menyebutnya “penyakit usus buntu”, padahal istilah yang lebih tepat adalah “radang usus buntu”. Artikel ini akan membahas secara ringkas mengenai apa itu usus buntu, mekanisme terjadinya peradangan, serta berbagai penyebab yang mendasarinya.

Apa Itu Usus Buntu?

Usus buntu atau appendix sering juga disebut “umbai cacing” karena bentuknya kecil dan memanjang, mirip seperti cacing. Ukurannya hanya sebesar jari kelingking, terletak di pangkal usus besar (caecum), dengan ujung yang tertutup atau buntu.

Meski ukurannya kecil, usus buntu memiliki struktur layaknya usus lain. Bagian dalamnya dilapisi mukosa yang menghasilkan lendir, sementara dindingnya mengandung pembuluh darah dan saluran getah bening. Struktur ini membuat usus buntu rentan terhadap sumbatan dan infeksi.

Baca Juga: Mengenal Vitiligo: Penyakit Kulit yang Mengubah Warna, Bukan Tekstur

Bagaimana Radang Usus Buntu Terjadi?

Radang usus buntu umumnya diawali oleh sumbatan pada rongga usus buntu (lumen), biasanya di area yang berhubungan dengan usus besar. Ketika tersumbat, lendir yang diproduksi mukosa akan menumpuk, menyebabkan pembengkakan dan meningkatkan pertumbuhan bakteri di dalamnya.

Seiring waktu, tekanan dalam rongga usus buntu meningkat, menghambat aliran darah serta cairan getah bening. Kondisi ini membuat jaringan usus buntu kekurangan oksigen (iskemik), dan jika berlangsung lama dapat menyebabkan jaringan mati (nekrosis).

Jika dinding usus buntu melemah, usus buntu bisa pecah (perforasi). Saat pecah, isi usus berupa bakteri dan nanah dapat menyebar ke rongga perut, menyebabkan peritonitis (radang lapisan perut) hingga septicemia (infeksi dalam aliran darah) yang bisa mengancam nyawa.

Penyebab Radang Usus Buntu

Penyebab utama radang usus buntu adalah sumbatan pada rongga usus buntu. Sumbatan ini bisa dipicu oleh beberapa faktor berikut:

Baca Juga: Jangan Dianggap Sepele! Ini 13 Jenis Penyakit Akibat Stres yang Perlu Diwaspadai

  • Fecalith (tinja keras atau membatu): Merupakan penyebab paling sering, di mana feses yang keras menyumbat saluran usus buntu.
  • Benda asing: Misalnya alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) yang berpindah, peluru kecil, hingga karbon aktif.
  • Cacing atau parasit: Beberapa jenis parasit, termasuk cacing, bisa masuk dan menyumbat lumen usus buntu.
  • Keganasan atau tumor: Pertumbuhan jaringan abnormal dapat menekan atau menutup rongga usus buntu.
  • Pembesaran kelenjar limfe: Kondisi ini biasanya terjadi akibat peradangan usus (inflammatory bowel disease) atau infeksi tertentu.

Selain itu, ada juga faktor-faktor lain yang diduga berperan, seperti:

  • Infeksi parasit: Parasit seperti Entamoeba histolytica dapat merusak lapisan mukosa usus buntu hingga menimbulkan peradangan.
  • Kebiasaan makan rendah serat: Pola makan yang minim sayur dan buah bisa menyebabkan sembelit, sehingga meningkatkan risiko sumbatan usus buntu.
  • Infeksi bakteri atau virus: Beberapa mikroorganisme yang dikaitkan dengan appendicitis antara lain Yersinia, adenovirus, cytomegalovirus, Mycobacteria sp., hingga Histoplasma sp.

Pentingnya Mengenali Penyebab

Mengetahui penyebab radang usus buntu sangat penting, karena kondisi ini dapat berkembang cepat dan berbahaya bila terlambat ditangani. Appendicitis yang tidak segera diobati dapat berujung pada pecahnya usus buntu dan komplikasi serius.

Jika Anda mengalami gejala seperti sakit perut mendadak (biasanya di perut kanan bawah), mual, muntah, hilang nafsu makan, atau demam, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter. Penanganan medis yang cepat dapat mencegah resiko pecahnya usus buntu dan komplikasi lebih lanjut.

Baca Juga: 16 Cara Praktis Mengatasi Stres agar Hidup Lebih Tenang, Yuk Terapkan

Radang usus buntu bukanlah penyakit yang muncul tanpa sebab, melainkan akibat dari sumbatan pada rongga usus buntu yang memicu infeksi dan peradangan. Penyebab tersering adalah fecalith atau tinja keras, tetapi bisa juga karena benda asing, cacing, tumor, hingga infeksi bakteri atau virus.

Dengan memahami mekanisme dan penyebab radang usus buntu, kita bisa lebih waspada serta segera mencari pertolongan medis saat gejala muncul. Deteksi dini dan penanganan yang tepat adalah kunci untuk mencegah komplikasi serius dari penyakit ini.

Sumber: mayoclinic

Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini