Jejak Gempa Purba dan Danau Tektonik dalam Toponimi Lembursitu Sukabumi

Jumat 17 Maret 2023, 12:05 WIB
Peta sekitar kawasan sumber mata air panas di Cikundul, Kecamatan Lembursitu, Kota Sukabumi. Kekinian, tim PSG Badan Geologi Kementerian ESDM menemukan jejak gempa bumi purba di Lembursitu. | Foto: Google Maps

Peta sekitar kawasan sumber mata air panas di Cikundul, Kecamatan Lembursitu, Kota Sukabumi. Kekinian, tim PSG Badan Geologi Kementerian ESDM menemukan jejak gempa bumi purba di Lembursitu. | Foto: Google Maps

SUKABUMIUPDATE.com - Temuan jejak gempa bumi purba di Kecamatan Lembursitu, Kota Sukabumi, oleh tim Pusat Survei Geologi (PSG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), sangat menarik. Sejak 14 Februari 2023, tim PSG melakukan kajian karakteristik Sesar Cimandiri sebagai salah satu patahan aktif pemicu gempa bumi di Jawa Barat, khususnya Sukabumi.

Tim PSG menyebut Kecamatan Lembursitu terindikasi sebagai lokasi jejak dari longsoran purba atau pale debris akibat aktivitas tarikan tektonik atau gempa bumi. Ada pola-pola semacam tarikan tenaga geologi atau ekstensional di wilayah tersebut, terutama Kelurahan Cikundul. Temuan ini mendapat tanggapan dari pengamat sejarah Sukabumi Irman Firmansyah atau akrab disapa Kang Irman Musafir Sufi.

Irman mengatakan dari segi toponimi, Lembursitu memang mengarah kepada kampung yang terdapat danau di sekitarnya. Bisa jadi, kata dia, danau ini adalah danau tektonik yang terbentuk akibat kulit bumi yang bergerak dan patah sehingga permukaannya ambles menjadi cekung. Lambat laun cekungan ini terisi air dan menjadi danau (situ). Sementara mata air panas di Cikundul tidak terlepas dari fenomena gempa karena biasanya legenda masyarakat tentang munculnya air panas adalah diawali dari gempa.

Baca Juga: Rencana Tata Ruang Kota Sukabumi dan Jejak Gempa Purba di Lembursitu

Terkait catatan gempa bumi masa lalu, Irman membenarkan jika area yang diteliti tim PSG Badan Geologi Kementerian ESDM yakni Lembursitu (Cikundul) hingga Nyalindung, Kabupaten Sukabumi, sering diguncang gempa, meski tingkat keparahannya minim. Ini lantaran zaman dulu tidak banyak bangunan permanen dan rumah-rumah panggung Sunda masih tahan terhadap gempa dengan skala ringan.

"Sejak 1844 hingga sekarang, gempa-gempa di sekitar Sukabumi terkait Sesar Ciandiri memang hanya berkisar 5 skala richter namun kadang-kadang dampaknya cukup parah," kata Irman yang juga penulis buku "Soekaboemi the Untold Story" kepada sukabumiupdate.com, Jumat (17/3/2023).

Irman mengungkapan gempa bumi tersebut seperti pada 28 Maret 1879 yang meruntuhkan banyak bangunan di Sukabumi, bahkan meruntuhkan beberapa jembatan di sekitar Nyalindung, Lembursitu, dan Baros (Kota Sukabumi), hingga beberapa ruas jalan ditutup. Gempa bumi ini juga tercatat mengakibatkan 13 orang tewas dan 12 luka-luka. Ini menjadi catatan Irman soal gempa di masa kolonial.

Gempa tektonik yang memanjang juga terjadi pada 3 September 1886. Terjadi gempa yang memanjang horizontal dari Nyalindung mengarah ke barat sekira pukul 03.00 dini hari.

Baca Juga: DPUTR Bicara Regulasi Mitigasi Bencana Usai Ekspose Jejak Gempa Purba di Sukabumi

Irman yang kini Ketua Yayasan Dapuran Kipahare selanjutnya mengatakan gempa besar kembali terjadi pada 15 Januari 1900, merusak banyak bangunan di Kota Sukabumi seperti penjara, rumah asisten residen, dan banyak rumah warga. Gempa ini terus berlanjut selama beberapa bulan dalam skala ringan. Lalu pada 26 November 1900, gempa kembali muncul dengan cukup hebat di beberapa area termasuk Lembursitu.

"Tiga tahun kemudian atau 27 Februari 1903, muncul gempa yang agak aneh karena mengarah dari timur ke barat. Gerakannya sedikit melingkar seperti jangkar kapal.
Hingga 1930, setidaknya ada sekitar 10 kali gempa yang tercatat cukup lumayan. Sementara pascamerdeka, terjadi sekitar 1969, 1973, dan 1982. Sepertinya area sekitar Sesar Cimandiri tidak akan luput dari gempa hingga longsor," kata Irman.

Ekspose Jejak Gempa Purba Lembursitu

Temuan jejak gempa bumi purba di Kecamatan Lembursitu oleh tim PSG Badan Geologi Kementerian ESDM disampaikan saat forum diskusi yang digelar Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Sukabumi di salah satu hotel pada Senin, 13 Maret 2023. Sejak 14 Februari 2023, tim PSG melakukan survei karakteristik dan potensi gempa bumi Sesar Cimandiri dengan studi kasus daerah Sukabumi.

Penanggung jawab tim PSG, Eka Adi Saputra, mengatakan pihaknya masih bekerja untuk memahami karakteristik Sesar Cimandiri, khususnya di Sukabumi. Penyelidik Bumi Muda PSG Badan Geologi Kementerian ESDM ini mengatakan timnya tidak hanya memetakan patahan utama dari Sesar Cimandiri, tetapi juga memetakan keberadaan orde berikutnya atau cabang-cabang dari sesar utama.

Selain Lembursitu, pada diskusi tersebut juga Eka menyampaikan temuannya soal amblesan tanah di Nyalindung yang berkorelasi dengan bidang sesar di zona patahan aktif. Juga disampaikan temuan di Ciheulang Cibadak terkait sejarah gempa dan keberadaan sesar tua. Namun untuk Lembursitu, Eka mengatakan tim PSG menemukan jejak longsoran purba masih satu area dengan sumber mata air panas yang keluar dari aliran sungai Cimandiri di Cikundul.

Baca Juga: Peneliti Ungkap Jejak Gempa Purba di Lembursitu Sukabumi, Tarikan Sesar Cimandiri?

Hasil kajian sementara menyebut arena jejak gempa bumi purba di Lembursitu ini memiliki karakteristik sebagai zona depresi yang dibatasi sesar mendatar sisi barat dan timur, terkait dengan perbukitan memanjang arah barat dan timur di bagian utara dan selatan. Hasil tangkapan citra satelit, menunjukkan jika arena tersebut jenuh dengan air dan tersusun material tidak kompak (endapan sedimen aluvium).

"Lokasinya di lahan pertanian, ada permukiman tapi tidak terlalu banyak. Dengan karakteristik seperti itu, zona di kawasan Cikundul Lembursitu ini rawan dengan guncangan gempa bumi," kata Eka. Di lokasi ini tim PSG juga menemukan fosil arang kayu di singkapan Sesar Cimandiri (lapisan batuan) untuk diteliti lebih lanjut. "Untuk mencari tahu penentuan umur dan menjelaskan tingkat keaktifan dari sesar Cimandiri," sambung dia.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Berita Terkait
Berita Terkini
Sukabumi20 April 2024, 00:14 WIB

Usai Lebaran, Pasien Membludak di RSUD Palabuhanratu Sukabumi

Humas RSUD Palabuhanratu Sukabumi sebut pasien yang datang rata-rata mengeluhkan penyakit demam, pencernaan, metabolik, serta penyakit dalam.
Kondisi di sekitar IGD RSUD Palabuhanratu Sukabumi, Jumat (19/4/2024). (Sumber : SU/Ilyas)
Sukabumi Memilih19 April 2024, 23:48 WIB

Yudi Suryadikrama Respon Perundingan Kebonpedes Soal Dukungan Maju Pilkada Sukabumi

Ketua DPC PDIP Kabupaten Sukabumi, Yudi Suryadikrama merespon pernyataan sejumlah kader partai yang memintanya untuk maju dalam kontestasi Pilkada Sukabumi 2024.
Yudi Suryadikrama Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Sukabumi | Foto : Ibnu Sanubari
Keuangan19 April 2024, 23:24 WIB

Upaya Bapenda Sukabumi Mudahkan Layanan Perpajakan Bagi Wajib Pajak di Desa

Kepala Bapenda Kabupaten Sukabumi Herdy Somantri mengatakan inovasi tersebut menekankan pentingnya integrasi sistem administrasi pajak daerah dari tingkat desa hingga kabupaten.
Kepala Bapenda Kabupaten Sukabumi Herdy Somantri. | Foto: SU/Ilyas (Sumber : SU/Ilyas)
DPRD Kab. Sukabumi19 April 2024, 22:01 WIB

DPRD Minta Bakesbangpol Usut Penyebab Meninggalnya Peserta Seleksi Paskibraka Sukabumi

Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Sukabumi Hera Iskandar turut berbelasungkawa atas meninggalnya Kayla Nur Syifa saat mengikuti seleksi Paskibraka.
Jenazah siswi SMAN Negeri 1 Cisaat saat akan diberangkatkan dari RSUD Palabuhanratu menuju rumah duka di Kecamatan Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi, Jumat (19/4/2024). | Foto: SU/Ilyas Supendi
Opini19 April 2024, 21:44 WIB

Menjadi Lelaki Berkualitas: Inspirasi dari Kartini

Sosok Kartini, seorang pejuang kesetaraan gender dari Indonesia pada abad ke-19, memberikan pandangan yang menarik dan relevan, bukan saja bagi perempuan, bahkan bagi kaum laki-laki masa kini.
Dr. Ari Riswanto, M.Pd., MM / Dosen Universitas Linggabuana PGRI Sukabumi/Pengurus DPW Forum shilaturahmi Doktor Indonesia | Foto : Sukabumi Update
Sukabumi19 April 2024, 21:08 WIB

Dinsos Sukabumi Salurkan Program Makan Untuk Lansia Di Tegalbuleud Sukabumi

Dinas Sosial Kabupaten Sukabumi, bantu salurkan program bantuan makanan bagi lanjut usia (Lansia), yang merupakan program Kemensos RI.
Program makan bagi lansia di Tegalbuleud Sukabumi | Foto : Ragil Gilang
Sukabumi19 April 2024, 21:04 WIB

Kronologi dan Dugaan Penyebab Meninggalnya Siswi Sukabumi saat Ikut Tes Seleksi Paskibraka

Berikut kronologi dugaan penyebab meninggalnya Kayla Nur Syifa Siswi Sukabumi peserta seleksi Paskibraka.
Suasana rumah duka Kayla Nur Syifa di Desa Cibentang, Kecamatan Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi, Jumat (19/4/2024). | Foto: SU/Asep Awaludin
Life19 April 2024, 20:29 WIB

5 Penjelasan Kenapa Seseorang Mudah Menangis Tanpa Sebab

Ketika seseorang menangis tanpa alasan yang jelas, hal itu seringkali dapat menjadi pengalaman yang membingungkan dan membuat frustrasi.
Kenapa seseorang mudah menangis tanpa sebab | Foto : pixabay/jouycristoo
Sukabumi19 April 2024, 20:11 WIB

Ratusan Buruh Garmen di Cicurug Sukabumi Demo Tuntut Perusahan Bayar Gaji

Ratusan buruh pabrik garmen berdemonstrasi di depan halaman PT Indo Garment Lestari (IGL) tepatnya di Kampung Bojong Pereng, Desa Nyangkowek, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Jumat (19/4/2024).
Sejumlah buruh pabrik garmen melakukan aksi demo di depan halaman PT IGL | Foto : Ibnu Sanubari
Sukabumi19 April 2024, 20:05 WIB

Cita-citanya Polwan, Orang Tua Terpukul Kehilangan Kayla Siswi Peserta Paskibraka Sukabumi

Orang tua Kayla Nur Syifa peserta seleksi Paskibraka Kabupaten Sukabumi yang meninggal punya cita-cita jadi Polwan.
Orang tua Kayla Nur Syifa peserta Paskibraka Kabupaten Sukabumi yang meninggal saat diwawancarai sukabumiupdate.com di rumah duka (Sumber : SU/Asep Awaludin)