SUKABUMIUPDATE.com – Bupati Sukabumi, Asep Japar (Asjap), meninjau langsung harga dan ketersediaan bahan pokok di Pasar Modern Terminal Cibadak, Sabtu (20/12/2025). Peninjauan ini dilakukan untuk memastikan stabilitas pasokan menjelang perayaan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru).
Dalam kunjungannya, Asjap menyatakan bahwa secara umum harga sembako di Pasar Cibadak masih terkendali. Meski terdapat kenaikan pada beberapa komoditas, kondisinya dinilai masih dalam batas wajar.
“Hari ini kita cek harga di Pasar Cibadak karena menghadapi Nataru. Alhamdulillah, dari berbagai macam sembako untuk Kabupaten Sukabumi aman,” ujarnya.
Menurutnya, kenaikan harga yang sedikit terasa terjadi pada komoditas daging ayam dan telur. Meski demikian, Asjap memastikan kondisi tersebut masih dapat dikendalikan dan diprediksi akan kembali stabil.
“Yang agak sedikit naik itu daging ayam dan telur, tapi insyaallah nanti akan stabil,” katanya.
Baca Juga: Bupati Sukabumi Dukung Penuh Wacana Pemekaran, Solusi Tangani Bencana Berkepanjangan?
Terkait ketersediaan stok, Asjap menegaskan bahwa pasokan bahan pokok di Kabupaten Sukabumi dalam kondisi aman. “Stok banyak, beras, telur, daging juga masih banyak. Sampai dengan Maret (2026) kita aman,” ucapnya.
Hal senada disampaikan Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Sukabumi, Dani Tarsoni, yang mendampingi Bupati. Ia menjelaskan bahwa menjelang Nataru, beberapa komoditas seperti ayam, telur, dan cabai memang mengalami kenaikan harga, namun masih dalam batas normal.
“Kenaikan harga sekarang masih relatif, masih normal dan tidak terlalu signifikan, karena ada juga beberapa komoditas yang justru turun,” jelas Dani.
Ia merinci, harga telur ayam saat ini berada di kisaran Rp30 ribu per kilogram, naik dari harga sebelumnya sekitar Rp27–28 ribu. Sementara harga daging ayam berada di kisaran Rp45–46 ribu per kilogram, dari harga sebelumnya sekitar Rp35 ribu per kilogram.
Baca Juga: Disdagin Kabupaten Sukabumi Salurkan 6.700 Paket Sembako Murah di Karangtengah Cibadak
Dani menyebut, salah satu faktor yang memengaruhi kenaikan harga tersebut adalah berkurangnya pasokan ke pasar akibat tingginya penyerapan oleh program Makan Bergizi Gratis (MBG).
“Peternak banyak yang langsung memasok ke program tersebut, sehingga pasokan ke pasar sedikit berkurang. Kondisi ini sudah dirasakan sekitar tiga bulan terakhir,” ungkapnya.
Meski demikian, Dani menambahkan bahwa permintaan akhir tahun belum terasa signifikan seperti saat Lebaran. Untuk menekan harga, pemerintah juga melakukan berbagai upaya, salah satunya melalui operasi pasar.
Ia mencontohkan operasi pasar kaget yang dilaksanakan di Desa Karangtengah, Kecamatan Cibadak, yang merupakan program dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Dalam kegiatan tersebut, lebih dari 6.000 paket sembako disalurkan langsung kepada masyarakat.
“Harga pasar paket tersebut sekitar Rp96 ribu, tapi dijual hanya Rp40 ribu dengan subsidi Rp54 ribu,” katanya.
Menurut Dani, program subsidi tersebut merupakan salah satu langkah konkret pemerintah dalam menjaga stabilitas harga dan ketersediaan pasokan. Ia berharap upaya serupa dapat terus dilakukan hingga menghadapi hari besar keagamaan berikutnya.
“Kita ingin menjaga kondisi tetap stabil sampai menghadapi Lebaran, dan stok di Kabupaten Sukabumi aman sampai bulan Maret,” pungkasnya.





