Festival Kopi 2025 Jadi Pemantik, Disdagin Rumuskan Strategi Besarkan Kopi Sukabumi

Sukabumiupdate.com
Jumat 14 Nov 2025, 15:40 WIB
Festival Kopi 2025 Jadi Pemantik, Disdagin Rumuskan Strategi Besarkan Kopi Sukabumi

Kadisdagin Kabupaten Sukabumi Dani Tarsoni saat mendampingi Bupati Asep Japar membuka Festival Kopi 2025. (Sumber Foto: Diskominfosan Kab. Sukabumi)

SUKABUMIUPDATE.com - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disdagin) Kabupaten Sukabumi sukses menggelar Festival Kopi 2025 di Gedung Promosi dan Pusat IKM, Palabuhanratu, Kamis (13/11/2025).

Festival bertema “Ngopi Berkah” (Ngobrol Perdagangan Jeung Perindustrian Anu Berkualitas Pikeun Ekonomi Rahayat Ajeg Tur Hade) ini dipadati pengunjung dan diikuti oleh 20 pelaku industri kecil dan menengah (IKM) kopi lokal.

Kesuksesan acara tersebut menjadi pijakan bagi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukabumi untuk melakukan langkah penguatan serius terhadap sektor kopi lokal dengan tujuan membangun kekuatan sendiri dan menjangkau pasar yang lebih luas.

Kepala Disdagin Kabupaten Sukabumi, Dani Tarsoni, menjelaskan ke depan instansinya akan menguatkan keberadaan pengolah dan produksi kopi, serta mendorong terbentuknya asosiasi pengolah kopi Kabupaten Sukabumi.

Dani Tarsoni juga mendorong instansi maupun Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di lingkungan Pemkab untuk memiliki coffee corner dan yang terpenting, melibatkan Perumda Agro Sukabumi Mandiri sebagai mitra penampung. Langkah ini krusial untuk stabilisasi harga.

“Kita ingin agar Perumda diberi kewenangan membeli kopi dari petani. Selama ini mereka hanya fokus pada beras, padahal banyak petani kopi kesulitan menjual hasil panennya. Kalau Perumda bisa menampung, harga dan pasokan bahan baku pengolah kopi bisa lebih terkendali,” ujarnya.

Baca Juga: Apresiasi Festival Kopi Sukabumi 2025, Ketua DPRD Dorong Kolaborasi Petani dan Pelaku Usaha Lokal

Dani berpendapat keterlibatan Perumda Agro Sukabumi Mandiri akan sangat memudahkan petani menjual hasil panennya.

“Harapannya PD Agro Sukabumi Mandiri menjaga kebutuhan kopi, dan menjadi mata rantai bagi pengolah kopi,” pandangnya.

Menurut Dani, potensi kopi asli Kabupaten Sukabumi dengan produksi sekitar 170 ton per tahun belum tergarap maksimal. Masalah utama adalah kopi lokal sering dijual keluar daerah dan diklaim sebagai produk daerah lain.

“Masalahnya, banyak petani kita menjual kopi ke luar daerah. Ketika sampai di sana, kopi itu dikemas dan dijual sebagai kopi Lembang atau kopi Lampung. Nah, sekarang saatnya kita membangun kekuatan sendiri dari sektor pengolahannya,” kata Dani.

Dani menambahkan, Disdagin berencana mendorong terbentuknya asosiasi pelaku IKM kopi Sukabumi agar mekanisme produksi, pengolahan, dan distribusi lebih terukur serta saling terkoordinasi, sebagai langkah penting untuk memperkuat branding lokal dan kesiapan menuju pasar global.

Ia pun berharap festival ini menjadi langkah awal menuju kemandirian dan penguatan brand kopi lokal agar memiliki nilai jual lebih tinggi. (adv)

Berita Terkait
Berita Terkini