Disdagin Kabupaten Sukabumi Salurkan 6.700 Paket Sembako Murah di Karangtengah Cibadak

Sukabumiupdate.com
Rabu 17 Des 2025, 17:34 WIB
Disdagin Kabupaten Sukabumi Salurkan 6.700 Paket Sembako Murah di Karangtengah Cibadak

Warga Desa Karangtengah, Kecamatan Cibadak, antusias mengikuti Operasi Pasar Bersubsidi yang dilaksanakan Disdagin Kabupaten Sukabumi bekerja sama dengan Pemprov Jabar. (Sumber Foto: SU/ibnu)

SUKABUMIUPDATE.com - Pemerintah Provinsi Jawa Barat bersama Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disdagin) Kabupaten Sukabumi menggelar Operasi Pasar Bersubsidi (OPADI) di Desa Karangtengah, Kecamatan Cibadak, Rabu (17/12/2025). Program ini ditujukan untuk membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokok menjelang hari-hari besar.

Kepala Bidang Sarana Distribusi dan Stabilitas Harga Bapokting Disdagin Kabupaten Sukabumi, Usep Setiawan, mengatakan kegiatan tersebut merupakan program berkelanjutan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang dilaksanakan serentak di sejumlah daerah. Kabupaten Sukabumi menjadi salah satu lokasi yang ditetapkan berdasarkan rekomendasi provinsi.

“Program ini namanya OPADI, Operasi Pasar Bersubsidi. Dari provinsi mendistribusikan sembako, dan di lokasi ini ada empat item, yaitu beras, minyak goreng, terigu, dan gula,” kata Usep.

Ia menjelaskan, jumlah paket yang disalurkan di Desa Karangtengah mencapai sekitar 6.700 paket. Program ini dilaksanakan melalui koordinasi antara pemerintah provinsi, Disdagin kabupaten, pemerintah desa, serta Perum Bulog Cianjur sebagai penyedia barang sesuai rekomendasi provinsi.

Setiap paket sembako dijual dengan harga Rp40 ribu. Padahal, jika dibeli dengan harga pasar, nilainya bisa mencapai dua kali lipat. “Karena ini disubsidi, masyarakat mendapatkan potongan sekitar 50 persen,” ujarnya.

Baca Juga: Dilantik Bupati Asjap, 104 Pegawai Disdagin Sukabumi Kini Berstatus PPPK Paruh Waktu

Usep menuturkan, OPADI diperuntukkan bagi masyarakat secara umum, namun diprioritaskan bagi warga yang benar-benar membutuhkan. Penentuan sasaran dilakukan oleh pemerintah desa karena dinilai lebih memahami kondisi warganya. Mekanisme pembelian dibatasi satu paket untuk satu KTP dan diupayakan satu Kartu Keluarga, dengan data yang langsung diinput dan dilaporkan ke provinsi.

Pelaksanaan OPADI di Desa Karangtengah merupakan yang kedua di Kabupaten Sukabumi pada tahun ini, setelah sebelumnya digelar di Desa Nagrak, Kecamatan Cisaat. Kegiatan serupa biasanya dilaksanakan menjelang hari besar keagamaan seperti Natal, Idul Fitri, atau momentum tertentu sesuai kebijakan provinsi.

“Untuk lokasi berikutnya, kami hanya mengusulkan. Keputusan tetap di provinsi karena mereka punya aturan dan program sendiri. Harapannya ke depan bisa lebih merata, apalagi kondisi Sukabumi juga kerap terdampak bencana,” kata Usep.

Terkait evaluasi pelaksanaan, Usep menyebut kegiatan berjalan kondusif. Distribusi barang aman, tidak terjadi penumpukan warga, dan pelayanan berjalan tertib berkat pengaturan langsung dari pemerintah desa.

Sementara itu, Kepala Desa Karangtengah, Agung Pratama Putra, menyampaikan apresiasi atas dukungan pemerintah provinsi dan kabupaten sehingga OPADI dapat dilaksanakan di wilayahnya. Ia menyebut antusiasme warga cukup tinggi, bahkan sebagian sudah datang sebelum penjualan dibuka.

“Dengan harga Rp40 ribu, masyarakat bisa mendapatkan empat komoditas. Ini tentu sangat membantu, terutama bagi warga yang kurang mampu,” ujarnya.

Baca Juga: Festival Kopi 2025 Jadi Pemantik, Disdagin Rumuskan Strategi Besarkan Kopi Sukabumi

Ia merinci, dalam satu paket masyarakat memperoleh beras premium 3 kilogram, minyak goreng 1 liter, tepung terigu 1 kilogram, dan gula pasir 1 kilogram. Menurutnya, program ini menjadi salah satu langkah konkret pemerintah dalam menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok.

Agung menjelaskan, secara aturan tidak ada kriteria khusus bagi penerima, karena program ini ditujukan untuk masyarakat umum di Kecamatan Cibadak. Namun, pemerintah desa mengarahkan agar kupon diprioritaskan kepada warga kurang mampu melalui kepala dusun sebagai perpanjangan tangan desa.

Untuk menghindari penumpukan, pemerintah desa menerapkan sistem zonasi wilayah dan waktu. Dari total kuota 6.763 paket, desa menargetkan penyaluran sekitar 1.500 hingga 2.000 paket per hari selama beberapa hari pelaksanaan.

Menurut Agung, meski harga kebutuhan pokok di pasaran relatif stabil, potensi gangguan distribusi akibat bencana menjadi salah satu pertimbangan penting digelarnya OPADI. Kondisi tersebut dikhawatirkan dapat memicu kelangkaan barang dan kenaikan harga.

Ia berharap program Operasi Pasar Bersubsidi dapat dilaksanakan secara rutin dan merata di kecamatan lain agar tidak menimbulkan kecemburuan sosial. “Mudah-mudahan program ini bisa berlanjut setiap tahun dan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat,” ucapnya.

Agung juga mengimbau masyarakat untuk tetap tertib dan memanfaatkan program pemerintah dengan baik. “Kuotanya memang terbatas, tapi ini bentuk perhatian pemerintah yang patut kita syukuri,” pungkasnya. (adv)

Berita Terkait
Berita Terkini