SUKABUMIUPDATE.com - Pemerintah Daerah Kabupaten Sukabumi melalui Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) menggelar Festival Kopi Sukabumi 2025 di Gedung Promosi dan Pusat IKM, Desa Citepus, Kecamatan Palabuhanratu, Kamis (13/11/2025).
Acara yang mengusung tema “Ngopi Berkah” (Ngobrol Perdagangan Jeung Perindustrian Anu Berkualitas Pikeun Ekonomi Rahayat Ajeg Tur Hade) ini menjadi wadah bagi pelaku industri kecil dan menengah (IKM) kopi untuk memperkenalkan produk unggulan mereka. Sebanyak 20 stan kopi dari berbagai kecamatan di Kabupaten Sukabumi turut berpartisipasi dalam festival ini.
Bupati Sukabumi, Asep Japar (Asjap), yang hadir membuka kegiatan tersebut mengatakan, Festival Kopi Sukabumi menjadi momentum penting dalam memperkuat ekonomi berbasis potensi lokal.
“Alhamdulillah hari ini baru saja kita launching Festival Kopi yang pertama kali diselenggarakan oleh Disdagin. Ada 20 stan pengolah kopi yang ikut serta. Mudah-mudahan ke depan bisa terbentuk asosiasi kopi Sukabumi, karena petani kopi kita cukup banyak hampir 1.100 hektar luas lahan kopi yang dikelola petani di Kabupaten Sukabumi,” ujar Asjap.
Baca Juga: 9.644 Batang Rokok Ilegal Disita, Operasi Gabungan Satpol PP Sukabumi dan Bea Cukai Bogor
Menurut Asjap, kopi asal Sukabumi telah dikenal luas bahkan sudah menembus pasar luar daerah. Ia berharap festival ini menjadi langkah awal menuju kemandirian dan penguatan brand kopi lokal agar memiliki nilai jual lebih tinggi.
Sementara itu, Kepala Disdagin Kabupaten Sukabumi Dani Tarsoni menuturkan bahwa potensi kopi Sukabumi selama ini belum tergarap maksimal. Produksi kopi lokal mencapai sekitar 170 ton per tahun, namun sebagian besar masih dijual keluar daerah dan sering kali diklaim sebagai produk daerah lain.
“Masalahnya, banyak petani kita menjual kopi ke luar daerah. Ketika sampai di sana, kopi itu dikemas dan dijual sebagai kopi Lembang atau kopi Lampung. Nah, sekarang saatnya kita membangun kekuatan sendiri dari sektor pengolahannya,” kata Dani.
Dani menambahkan, Disdagin berencana mendorong terbentuknya asosiasi pelaku IKM kopi Sukabumi agar mekanisme produksi, pengolahan, dan distribusi lebih terukur serta saling terkoordinasi. Selain itu, pemerintah daerah juga mempertimbangkan peran Perusahaan Daerah (Perumda) Agro untuk menampung hasil produksi petani kopi agar harga tetap stabil.
Baca Juga: Kena Kasus Doping, Myklahilo Mudryk Kini Punya Profesi Baru di Luar Sepak Bola
“Kita ingin agar Perumda diberi kewenangan membeli kopi dari petani. Selama ini mereka hanya fokus pada beras, padahal banyak petani kopi kesulitan menjual hasil panennya. Kalau Perumda bisa menampung, harga dan pasokan bahan baku pengolah kopi bisa lebih terkendali,” ujarnya.
Festival Kopi Sukabumi 2025 menjadi langkah awal sinergi antara petani, pelaku IKM, dan pemerintah daerah untuk membangun ekosistem kopi yang berdaya saing serta memperkuat branding “Kopi Sukabumi” di tingkat nasional maupun internasional.(adv)





