Nyaman Meski Rawan, Ahmad Bertahan di Tebing Sungai Cipelang Sukabumi

Kamis 02 Mei 2019, 01:32 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Longsor di tebing sungai Cipelang Gede, Kampung Warung Kalapa, RT 01/01, Kelurahan Lembursitu, Kecamatan Lembursitu, Kota Sukabumi pada hari Selasa (30/4/2019) mengancam tiga rumah salah satunya milik Ahmad (65 Tahun).

BACA JUGA: Longsor di Lembursitu Sukabumi, Nyaris Renggut Nyawa Satu Keluarga

Ahmad kebingungan, kini dengan terpaksa dirinya harus ikut tinggal bersama tetangganya karena aparat pemerintah melarangnya untuk kembali menempati rumahnya karena memiliki potensi adanya longsor susulan yang mengancam rumahnya tersebut.

"Terpaksa saya tinggal di tetangga dulu bawa istri dan anak saya di rumah tetangga," ungkapnya kepada sukabumiupdate.com, Rabu (1/5/2019).

BACA JUGA: Dua Rumah Nyaris Jatuh Akibat Longsor Di Lembursitu Sukabumi

Bukan maksud dirinya keras kepala, bersikeras bertahan di tebing sungai tersebut. Namun menurutnya masih ada solusi terbaik selain harus pindah ke lain tempat dikarenakan risikonya jika pindah pasti membutuhkan biaya tak sedikit.

"Pengennya, ini bawahnya sebenarnya bisa dibangun lagi, dicor pake beton. Soalnya kemarin kata tentara yang ke sini juga sebenarnya bisa dibangun lagi," ujarnya.

 

Tebing sungai Cipelang Gede, Kampung Warung Kalapa, RT 01/01 Nomor 11, Kelurahan Lembursitu, Kecamatan Lembursitu, Kota Sukabumi. | Sumber Foto: Muhammad Gumilang

Timbul pertanyaan, sudah tahu bahwa dirinya ini tinggal di sebuah tempat yang memiliki potensi rawan bencana longsor. Ahmad menjelaskan alasan dia mengapa menginginkan tetap bertahan di tempat tersebut.

Ahmad mengaku, sudah lahir dan besar di tempat tersebut, bahkan rumah yang ia tinggali sekarang merupakan rumah bekas penginggalan kedua orang tua nya. "Orang sekarang enggak tahu aja dulu tempat ini kayak gimana dulunya," kata Ahmad.

Dulu sebelum kondisi nya seperti ini, ada sebuah tanah yang luasnya sekitar 20 meter persegi tepat di depan rumahnya tersebut. Namun, pada tahun 90an, kala itu ia menuturkan ada petugas dari Dinas PU yang berniat melakukan rekonstruksi  dengan mengganti tanah menjadi bronjong (Sebuah konstruksi dasar untuk sebuah bangunan atau tanggul di area tepi sungai, red) dengan alasan untuk menahan agar tidak terjadi longsor dan lebih pantas dilihat.

"Dulu kan itu awalnya tanah alami dan kebun. Saya masih ingat di sana ada pohon mangga, pohon kelapa, pohon nangka dan pohon-pohon gede lainnya. Itu mereka tuar (tebang, red). Padahal kan itu tanah dan pepohonan secara alami menahan lebih kuat konstruksi rumah di atasnya, dibandingkan pakai bronjong yang hanya dari anyaman kawat baja saja," terangnya.

BACA JUGA: Kesaksian Warga Saat Longsor Timbun Rumah di Kabandungan Sukabumi

Saat itu, Ahmad sempat cekcok dengan petugas dari Dinas PU kala itu. Sudah ia peringatkan bahwa dikemudian hari terjadi longsor karena konstruksi bronjong tersebut lemah, dirinya akan meminta ganti rugi kepada mereka. Saat itu Dinas PU dengan tenang menjamin hal tersebut tak akan terjadi.

"Enggak lama tiga minggu langsung hancur itu bronjongnya. Mereka bangun lagi dan lagi sampai akhirnya tanah semakin tergerus dan jadilah seperti ini. Nampak rumah saya seperti diujung tebing, padahal dulu mah enggak. Kenapa keluarga saya berani bangun rumah di sini juga karena dulu mah aman ada tanah di depan rumah saya. Ini sama mereka (Dinas PU, red) malah dirusak dan diganti sama bronjong," imbuhnya nampak kesal.

BACA JUGA: Ruas Jalan Sukabumi-Bogor Diterjang Longsor, Warga Tuding Akibat Proyek

Alhasil, tanah seluas 20 meter persegi yang dulunya ada kini sudah tiada. Karenanya rumah Ahmad nampak seperti berada tepat di ujung tebing. Ia menyayangkan tak ada sikap dan tanggung jawab dari pemerintah ketika tanah tersebut semakin lama semakin tergerus sehingga bahkan sampai terjadi sebuah longsor hebat pada Selasa (30/4/2019) lalu yang hampir merenggut seluruh anggota keluarganya.

"Kalau sudah begini saya bingung mau minta tanggung jawab ke siapa. Kan seolah-olah saya yang salah tinggal di sini, padahal dulunya mah enggak kayak gini. Maaf yah, bukan maksud menyalahkan pemerintah, tapi kenyataannya begitu dan saya tahu kejadiannya seperti apa karena saya emang warga asli sini," kata Ahmad.

BACA JUGA: Longsor Sempat Tutup Jalan Provinsi Ruas Cikembar-Jampang Tengah Sukabumi

Ahmad sendiri berpuluh-puluh tahun merasa sudah nyaman tinggal di rumahnya tersebut. Ia lahir dan besar di situ, ia bersama istri dan anaknya juga setiap hari tinggal di situ, tak ada ketakutan dan kekhawatiran semenjak kejadian diubahnya konstruksi tanah menjadi bronjong oleh pemerintah. Ahmad mulai dihantui terror tanah yang semakin terkikis dan longsor yang mengancam rumahnya tersebut.

"Kalau kemarin memang sudah waktunya saya dan keluarga meninggal dunia, ya pasrah kepada Allah. Mungkin sudah waktunya, tapi ternyata Allah masih kasih saya dan keluarga kesempatan hidup sudah Alhamdulillah. Kedepannya, semoga rencana mau dilakukan pembangunan lagi di bibir tebing ini bisa terealisasi," tutup Ahmad.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Berita Terkini
Sukabumi27 April 2024, 19:52 WIB

Polres Sukabumi Kota Gelar Nobar Timnas Indonesia vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U-23 2024

Polres Sukabumi Kota mengajak kepada warga Kota Sukabumi untuk ikut nobar Timnas Indonesia vs Uzbekistan.
Ilustrasi - Polres Sukabumi Kota mengajak kepada warga Kota Sukabumi untuk ikut nobar Timnas Indonesia vs Uzbekistan. (Sumber : X/@@kabarmojokerto_).
Sukabumi27 April 2024, 19:36 WIB

Mayat Wanita Setengah Telanjang di Sungai Cicatih Sukabumi, Rambutnya Pendek

Jenazah berusia remaja ini ditemukan dalam kondisi tersangkut pada tumpukan kayu.
Mayat wanita setengah telanjang yang ditemukan di Sungai Cicatih, Kampung Jamu Diva RT 05/03 Desa Langensari, Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (27/4/2024). | Foto: Warganet Instagram
Life27 April 2024, 19:00 WIB

Bisa Sebabkan Kematian! 6 Bahaya Kesepian yang Jarang Disadari Banyak Orang

Orang yang selalu merasa kesepian tidak baik bagi kesehatan. Sebab di dalamnya tersimpan bahaya yang mengancam kondisi fisik seseorang.
Ilustrasi - Orang yang selalu merasa kesepian tidak baik bagi kesehatan. Sebab di dalamnya tersimpan bahaya yang mengancam kondisi fisik seseorang. (Sumber : Pixabay/Andrea Piacquadio).
Sukabumi27 April 2024, 18:55 WIB

Terlindas Mobil, Kronologi Pemotor Tewas Kecelakaan di Cibadak Sukabumi

H meninggal dunia karena mengalami luka sobek dan luka lecet.
Tangkapan layar video saat H (35 tahun) dievakuasi warga. H meninggal dunia setelah kecelakaan di Jalan Suryakencana, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (27/4/2024). | Foto: Istimewa
Life27 April 2024, 18:00 WIB

Doa yang Diajarkan Rasulullah SAW Ketika Susah Tidur atau Insomnia

Rasulullah SAW pernah mengajarkan doa ketika susah untuk tidur.
Ilustrasi - Rasulullah SAW pernah mengajarkan doa ketika susah untuk tidur. (Sumber : pexels.com/RDNE Stock project)
Life27 April 2024, 17:30 WIB

Perhatikan Bahasa Tubuhnya! 6 Cara Mengetahui Gerak-Gerik Orang Berbohong saat Berbicara

Orang yang sedang berbohong akan nampak dari gerak-gerik tubuhnya dan isyarat tertentu sebagai bukti sedang menutupi fakta dari lawan bicaranya.
Ilustrasi - Orang yang sedang berbohong akan nampak dari gerak-gerik tubuhnya dan isyarat tertentu sebagai bukti sedang menutupi fakta dari lawan bicaranya. (Sumber : Pexels/Alena Darmel).
Sukabumi27 April 2024, 17:02 WIB

Lomba Cerdas Cermat hingga MHQ, Daftar Juara Pentas PAI di Cidolog Sukabumi

Ada beberapa perlombaan dalam Pentas PAI di Kecamatan Cidolog.
(Foto Ilustrasi) Ratusan SD mengikuti Pentas PAI se-Kecamatan Cidolog, Kabupaten Sukabumi. | Foto: Pixabay
Keuangan27 April 2024, 17:00 WIB

Selain Pandai Menabung, Ini 6 Ciri Orang yang Bijak dalam Mengelola Uang

Orang yang bijak dalam mengelola uang akan nampak dari cara mengaturnya dengan baik dn benar serta diperuntukkan demi masa depan cerahnya.
Ilustrasi - Orang yang bijak dalam mengelola uang akan nampak dari cara mengaturnya dengan baik dn benar serta diperuntukkan demi masa depan cerahnya. (Sumber : Pexels/ Karolina Grabowska).
Sukabumi27 April 2024, 16:43 WIB

Bikin Resah Tengah Malam, Jalan Lingkar Selatan Sukabumi Jadi Arena Balap Liar

Arena atau trek balap liar di jalan raya lingkar selatan ini biasanya berlangsung di sekitar babakan mangkalaya, Gunungguruh Kabupaten Sukabumi.
Balap liar tengah malam di jalan raya lingkar selatan mangkalaya Sukabumi (Sumber: istimewa)
Life27 April 2024, 16:30 WIB

7 Ciri-ciri Orang Baperan di Sekitar Kita, Jangan-jangan Kamu Termasuk?

Orang baperan memang sering ditemui di lingkungan sosial kita. Keberadaannya selalu hadir dengan segala macam persoalan kejiwaannya.
Ilustrasi - Orang baperan memang sering ditemui di lingkungan sosial kita. Keberadaannya selalu hadir dengan segala macam persoalan kejiwaannya. (Sumber : Pexels/Liza Summer).