Bedah APBD Kota Sukabumi 2019, FITRA: Miris!

Minggu 03 Maret 2019, 09:11 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) Sukabumi menilai pemerintah daerah (Pemda) Kota Sukabumi belum memasukan etic right dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Ini terlihat dari guliran anggaran yang dialokasikan lebih banyak dilingkungan penyelenggara Pemda saja dibandingkan dengan alokasi tetesan anggaran yang seharusnya didistribusikan pada kegiatan-kegiatan langsung yang dampaknya bisa dirasakan oleh publik.

"Kita melihat adanya pembantaian hak publik dalam APBD ini, bagaimana kita jeli membaca orientasi belanja daerah, sehingga dapat dilihat arah keberpihakan pemerintah ini mau dibawa ke mana," kata Direktur FITRA Sukabumi, AA. Hasan Lamahering, kepada sukabumiupdate.com, Minggu (3/3/2019).

BACA JUGA: Fitra Menilai APBD Kota Sukabumi Tak Berpihak Pada Masyarakat

Di Kota Sukabumi, APBD tahun anggaran 2019 misalnya, FITRA mencatat adanya Asuransi Kesehatan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang jumlahnya mencapai Rp 192 juta. Angka tersebut lebih besar dari anggaran Program Perbaikan Gizi Masyarakat yang hanya mencapai Rp 186,7 Juta.

Sebagai contoh kasus pada orientasi belanja di Dinas Pendidikan, FITRA mencatat, 66,85 persen atau Rp 187,5 Miliar dari total anggaran pendidikan sebesar Rp 280,49 Miliar, dihabiskan hanya untuk belanja tidak langsung atau belanja non-program.

"Sementara itu, belanja programnya hanya 33,15 persen atau Rp 92,89 Miliar saja," ungkapnya.

BACA JUGA: FITRA Kritisi Anggaran Makan - Minum Tiga OPD Kota Sukabumi

Lanjutnya, dari belanja program Dinas Pendidikan itu pun belum lagi terkebiri oleh belanja makan minum dan pengadaan pakaian seperti batik, seragam pdh dan pakaian olahraga yang mencapai Rp 1,5 Miliar.

"Sementara ASN yang berstatus PNS sudah mendapatkan uang tambahan berupa Tunjangan Kinerja (Tukin), Tunjangan Beras, Tunjangan Keluarga, Tunjangan Fungsional, Tunjangan Jabatan, bagi guru terdapat tunjangan profesi guru dan tambahan penghasilan guru PNSD, tunjangan umum dan beberapa jenis tunjangan lain yang mencapai Rp 107,6 Miliar," paparnya.

Contoh kasus lainnya, kata Hasan yakni alokasi anggaran Dinas Kesehatan yang mencapai Rp 143,79 Miliar atau 11 persen dari total APBD dan Rp 2,7 Miliar itu akan dipergunakan untuk belanja makan minum rapat, tamu dan peserta.

Ia menilai, kondisi ini menjadi sangat kontradiktif dikarenakan alokasi anggaran tadi hanya untuk memenuhi hajat hidup pengelola anggaran publik saja. Sementara alokasi anggaran untuk belanja makan minum pesien hanya sebesar Rp 396,8 Juta saja.

"Hanya 14 persen dari belanja makan-minum Dinas Kesehatan yang menelan anggaran hampir tembus tiga miliar rupiah. Pada Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan misalnya, 66 persen anggaran program ini mencapai Rp 62,5 Juta dan dialokasikan untuk makan-minum," terangnya.

Secara keseluruhan, anggaran makan dan minum Pemerintah Kota Sukabumi tahun anggaran 2019 mencapai Rp. 17.178.726.550, sementara anggaran perjalanan dinas, baik dalam maupun luar daerah serta luar negeri dialokasikan sebesar Rp 39.824.294.000.

BACA JUGA: Catatan Fitra tentang Ruang Gelap APBD Kota Sukabumi

"Jika saja, Pemerintah Kota Sukabumi memiliki respek terhadap kondisi warganya hari-hari ini, tentulah efisiensi anggaran sudah dapat dilakukan sejak merancang RKPD dan R-APBD," ujarnya.

Menurutnya, nilai makan dan minum Pemerintah Kota Sukabumi tahun anggaran 2019 sebesar Rp. 17.178.726.550, jika dilakukan penghematan sebesar 30 persen, maka akan terefisiesi anggaran sebesar Rp. 5.153.617.965.

"Dengan anggaran sebesar Rp. 5 miliar ini, sebetulnya bisa dialokasikan untuk hal-hal yang lebih bermanfaat seperti  membangun rumah sederhana untuk rakyat miskin, membangun MCK, membangun ruang kelas baru atau untuk memberi makanan tambahan bagi balita," terangnya.

BACA JUGA: FITRA Sebut Ada Potensi Manipulasi Pada Anggaran BKPSDM Kota Sukabumi TA 2018

Begitupun dengan nilai perjalanan dinas baik dalam maupun luar daerah serta luar negeri, alokasi dananya sebesar Rp.39.824.294.000. Hasil penelusuran FITRA terhadap kegiatan perjalanan dinas ini, sebenarnya dapat dilakukan efisiensi anggaran sebesar Rp. 12.433.995.000.

"Dengan anggaran sebesar Rp 12,4 miliar ini bisa membiayai beasiswa kepada 1.243 orang mahasiswa kurang mampu selama satu tahun dan bisa untuk menyantuni lansia sebanyak 12.434 orang selama satu tahun," pungkasnya.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Editor :
Berita Terkini
Sukabumi04 Mei 2024, 21:49 WIB

Niat Cari Kerja: Pelaku Tolak Sodomi hingga Duel Sebelum Bunuh Pria di Citepus Sukabumi

Kasat Reskrim Polres Sukabumi, AKP Ali Jupri, mengatakan bahwa pelaku berinisial A (20 tahun) awalnya mendatangi Ceceu ini dengan niat mencari kerja, sebelum akhirnya membunuh korban
Pelaku pembunuhan setelah ditangkap di Mapolsek Parungkuda Sukabumi | Foto : Ilyas Supendi
Sukabumi04 Mei 2024, 21:09 WIB

Pemkab Sukabumi Akan Relokasi Rumah yang Terdampak Longsor di Cibadak

Pemerintah Kabupaten Sukabumi berencana merelokasi warga terdampak longsor di Kampung Cibatu Hilir RT 01/RW 11, Desa Sekarwangi, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, yang berdampak pada belasan rumah.
Foto udara lokasi longsor di Kampung Cibatu Hilir RT 01/11, Desa Sekarwangi, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi. | Foto: Instagram/@kiekiesukabumi
Sehat04 Mei 2024, 21:00 WIB

8 Cara Sehat Menyembuhkan Asam Urat Agar Tidak Kambuh di Malam Hari

Berikut Sederet Cara Sehat Menyembuhkan Asam Urat Agar Tidak Kambuh di Malam Hari yang Bisa Dilakukan.
Ilustrasi - Pijat Ringan untuk Meringankan Penyakit Asam Urat (Sumber : Freepik/freepik)
Sukabumi Memilih04 Mei 2024, 20:46 WIB

Survei Terbaru Elektabilitas 17 Calon Bupati Sukabumi: Tidak Ada Sosok yang Kuat

asil survei dirilis oleh Lembaga Kajian dan Penelitian Skala Institute bekerjasama dengan Litbang Sukabumiupdate.com.
Ilustrasi pasangan calon bupati/wakil bupati Sukabumi dari jalur perseorangan atau independen | Foto : Sukabumi Update
Life04 Mei 2024, 20:00 WIB

6 Dampak Buruk Terlalu Memanjakan Anak yang Wajib Diketahui Orang Tua

Terlalu memanjakan anak rupanya memiliki dampak buruk bagi perkembangan anak jika sudah tumbuh dewasa. Ini yang perlu diperhatikan para orang tua.
Ilustrasi. Dampak buruk terlalu memanjakan anak. Sumber foto : Pexels/ Pavel Danilyuk
Sukabumi04 Mei 2024, 19:40 WIB

Sukabumi Dinilai Stagnan, Koalisi 5 Partai Cenderung Usung Figur Alternatif di Pilkada

ima partai politik yaitu, PKB, PKS, Demokrat, PAN dan PDIP secara resmi berkoalisi di Pikada Kabupaten Sukabumi 2024. Deklarasi koalisi digelar di salah satu kafe di Jalan Cemerlang, Kota Sukabumi, Sabtu, (4/5/2024).
Deklarasi koalisi 5 partai, PKB, Demokrat, PKS, PAN, PDIP | Foto : Asep Awaludin
Sehat04 Mei 2024, 19:00 WIB

5 Jenis Ikan Laut Tinggi Purin yang Tidak Aman Dikonsumsi Penderita Asam Urat

Penderita Asam Urat Sebaiknya Mengetahui Apa Saja Jenis Ikan Laut Tinggi Purin yang Tidak Aman Dikonsumsi Guna Mencegah Serangannya Kambuh.
Ilustrasi. Jenis Ikan Laut Tinggi Purin yang Tidak Aman Dikonsumsi Penderita Asam Urat (Sumber : Pexels/OzielGomez)
Sukabumi04 Mei 2024, 18:57 WIB

Di Kubur Berdampingan, Pasutri Tewas Tertabrak Kereta di Kebonpedes Sukabumi Dikenal Ramah

Dalam prosesi pemakaman, berlangsung haru serta diiringi isak tangis keluarga. Mengingat semasa hidup korban yang baik dan suka bersosialisasi dengan tetangga.
Suasana saat pemakaman jenazah suami istri korban tertabrak kereta di Kampung Gunung Kebonpedes Kabupaten Sukabumi | Foto : Asep Awaludin
Sukabumi Memilih04 Mei 2024, 18:39 WIB

5 Partai Resmi Berkoalisi di Pilkada Sukabumi 2024: Optimis Rebut Kursi Bupati

Menghadapai perhelatan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak yang akan berlangsung pada 27 November 2024 mendatang, 5 partai di Kabupaten Sukabumi resmi berkoalisi, yaitu PKB, PKS, Demokrat, PAN dan PDIP.
5 partai politik resmi berkoalisi di Pilkada 2024 Kabupaten Sukabumi, Sabtu 04 Mei 2024 | Foto : Asep Awaludin
Life04 Mei 2024, 18:00 WIB

9 Kalimat yang Tidak Boleh Diucapkan Orang Tua Saat Mendisiplinkan Anak

Membesarkan dan mendidik anak merupakan hal yang terkadang sulit. Sehingga orang tua tidak boleh mengeluarkan kalimat yang membuat anak trauma.
Ilustrasi. Mendisiplinkan anak. Sumber : pexels.com/@Monstera Production