Resesi dan Cara yang Diambil Pemerintah untuk Keluar dari Resesi

Rabu 04 November 2020, 21:20 WIB

Oleh: Riki Septian

Mahasiswa Universitas Nusa Putra Prodi Manajeman

Apa itu resesi? Resesi adalah kondisi ketika produk domestik bruto (GDP) menurun atau ketika pertumbuhan ekonomi bernilai negatif selama dua kuartal dalam satu tahun. Resesi juga dapat diartikan sebagai penurunan aktivitas ekonomi secara signifikan berlangsung selama berbulan-bulan atau bisa bertahun-tahun.

Nah, Apasih dampak resesi itu bagi pelaku usaha dan masyarakat? Dan apa saat ini Indonesia sudah masuk dalam masa resesi? Dan kalau sudah masuk resesi langkah apa yang diambil pemerintah untuk bisa keluar dalam jurang resesi? 

Pada saat ini Indonesia sudah memasuki masa resesi, karena pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam dua kuartal bernilai negatif yang di sebabkan oleh Covid-19. Maka saat ini Indonesia sudah masuk dalam masa resesi apabila pemerintah dan masyarakat tidak segera mengambil langkah atau tindakan dan resesi ini berlangsung lama maka bisa saja Indonesia masuk ke masa depresi

Lalu, apa penyebab resesi? Resesi sendiri ditandai mulai dari guncangan ekonomi yang tiba-tiba hingga dampak inflasi yang tidak terkendali. Berikut ini fenomena pendorong utama resesi :

Guncangan ekonomi secara tiba-tiba

Guncangan ekonomi merupakan kejutan yang menimbulkan kerusakan finansial yang serius. Seperti pada tahun 1970-an, OPEC memutus pasokan minyak ke AS tanpa peringatan, menyebabkan resesi, belum lagi antrean yang tak ada habisnya di pompa bensin. Wabah virus corona saat ini adalah contoh terbaru dari guncangan ekonomi secara tiba-tiba dan memukul pertumbuhan ekonomi di Indonesia

Utang yang berlebihan

Ketika individu atau bisnis memiliki banyak utang yang berlebihan, biaya untuk membayarnya dapat meningkat ke titik di mana mereka tidak dapat membayar tagihan utang itu,. Meningkatnya default utang dan kebangkrutan kemudian membalikkan keadan ekonomi. Hal serupa dapat terjadi pada perekonomian suatu negara dan bisa memicu terjadinya resesi.

Inflasi yang berlebihan

Inflasi adalah harga yang stabil dan naik dari waktu ke waktu. Inflasi sebenarnya bukanlah hal yang buruk, tetapi inflasi yang berlebihan adalah fenomena yang berbahaya. Bank sentral suatu negara mengendalikan inflasi dengan menaikkan suku bunga dan suku bunga yang lebih tinggi akan menekan aktivitas ekonomi.

Terlalu banyak deflasi

Deflasi adalah saat harga turun dari waktu ke waktu dan nilai uang bertambah, yang menyebabkan upah menyusut, yang selanjutnya menekan harga. Deflasi adalah kebalikan dari inflasi. Bila inflasi terjadi akibat banyaknya jumlah uang yang beredar di masyarakat, maka deflasi terjadi karena kurangnya jumlah uang yang beredar.

Lalu, apa dampak resesi ekonomi pada masyarakat?

Gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)

Ketika pendapatan, penjualan dan keuntungan menurun, perusahaan akan mengurangi perekrutan karyawan baru hingga memangkas pekerja, itu sebagai upaya menekan pengeluaran. Pabrikan juga akan berhenti membeli peralatan baru, membatasi pengembangan hingga menghentikan peluncuran produk baru.

Konsumsi masyarakat turun

Karena perusahaan yang terkena dampak resesi akan menghemat pengeluaran bahkan untuk periklanan dan pemasaran, biro iklan besar juga ikut tertekan. Pada akhirnya, penurunan belanja iklan menurun signifikan hingga berdampak kepada kepercayaan konsumen yang menurun terhadap produk yang beredar. Hal itu membuat pengeluaran konsumen ikut turun dan resesi terus berlanjut, belum lagi upaya penghematan yang terpaksa membuat masyarakat menahan pengeluaran.

Penurunan kredit dan kebangkrutan

Pada awal resesi, suku bunga dapat naik pada awalnya, kemudian turun saat pintu moneter dibuka, tetapi selama resesi standar untuk pinjaman di pasar cenderung lebih ketat dan pemberi pinjaman lebih selektif terhadap risiko yang bersedia. Bahkan bisnis besar akan menghadapi kesulitan untuk mengembalikan utang hingga mencapai rekor puncak, yang mengarah kepada kebangkrutan. 

Lalu, apa yang bisa di lakukan pemerintah untuk bisa keluar dari resesi ini? Nah,  ada lima langkah yang di ambil pemerintah Indonesia untuk bisa keluar dari resesi dan juga COVID-19, sebagai berikut :

Pertama, melakukan belanja besar-besaran guna meredam kontraksi ekonomi akibat pandemi Covid-19. 

Langkah tersebut dipilih karena, pada masa krisis akibat pandemi Covid-19, belanja pemerintah diakui sebagai instrumen pengungkit pemulihan ekonomi. Di samping itu, sektor swasta dan UMKM harus dipulihkan dengan stimulus.

Kedua, pemerintah membentuk Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional.

Komite tersebut akan memastikan penanganan kesehatan dan ekonomi berjalan sinergi, dan menjaga pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2020.

Ketiga, pemerintah memberi bantuan kredit berbunga rendah, dan menyiapkan berbagai program agar UMKM bergeliat kembali. Salah satunya adalah kebijakan restrukturisasi dan subsidi bunga kredit.

Keempat, pemerintah menempatkan dana di perbankan guna memutar roda ekonomi.

Adapun penempatan yang telah dilakukan adalah Rp 30 triliun di Himpunan Bank Milik Negara, dan Rp 11,5 triliun di Bank Pembangunan Daerah.

Berkat langkah tersebut, penyaluran kredit perbankan mulai membaik. Terbukti hingga Rabu (22/7/2020), penyaluran kredit dari penempatan dana di Himpunan Bank-bank Milik Negara (Himbara) telah dilakukan kepada 518.797 debitur, dengan nilai mencapai Rp 43,5 triliun.

Kelima, pemerintah melakukan penjaminan kredit modal kerja untuk korporasi.

Dengan kelima langkah tersebut, pemerintah menegaskan bahwa perkataan segelintir pengamat yang mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan semakin parah hanyalah asumsi negatif.

Sekarang apa yang bisa di lakukan UMKM untuk bisa bertahan dimasa resesi ini? Menurut dari berbagai sumber, ada 5 langkah yang Bisa digunakan para pelaku UMKM agar tetap bertahan dimasa resesi ini :

Lindungi Arus Kas

Arus kas merupakan sumber kehidupan bisnis UMKM. Oleh karena itu, untuk menjaga bisnis UKM tetap berjalan sehat, maka siklus uang tunai haruslah tetap mengalir.

Manajemen Inventaris

Melakukan peninjauan inventaris. Hal ini akan membantu pengurangan biaya persediaan tanpa mengorbankan kualitas barang atau pun membuat pelanggan merasa tidak nyaman.

Fokus pada Pasar

Banyak pengusaha UKM merasa panik saat krisis melanda. Salah satu jalan pintas yang bisa diambil yakni dengan melakukan perbaikan pelayanan dan penawaran tanpa memikirkannya secara matang.  Pemikiran tersebut harus diubah dengan cara fokus pada pasar. Tawarkanlah sesuatu yang baru atau berbeda untuk mendapatkan perhatian dari pelanggan baru. Berikan pula layanan yang memuaskan untuk mempertahankan pelanggan lama.

Disiplin Jaga Sirkulasi Keuangan

Ketika ekonomi sedang baik, akan sangat mudah untuk melakukan disiplin anggaran seperti membayar gaji pegawai, membayar tagihan listrik, atau tagihan-tagihan lainnya. Tetapi jika hal tersebut tidak dilakukan secara rutin, maka di saat-saat terburuk Anda akan menemukan bisnis Anda terpuruk dalam tagihan-tagihan yang menggunung.

Lakukan komunikasi dengan baik

Berkomunikasilah dengan karyawan serta pelanggan Anda, menjadi tugas penting untuk menjaga bisnis. Ada baiknya jika Anda pun mendapat masukan yang berarti untuk mengembangkan UKM dari para pegawai.  

Itulah tips yang bisa dilakukan UMKM untuk tetap bertahan di tengah resesi ekonomi, yang mulai berdampak secara global ini

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan masyarakat biasa dalam menghadapi resesi ini, sebagai berikut :

Mempersiapkan keuangan

Mulailah dengan dana darurat baik dalam bentuk tabungan maupun deposito. Dana darurat tersebut sedianya digunakan untuk membiayai kebutuhan hidup setidaknya selama enam bulan. Agar tidak tergoda untuk menggunakannya, bedakan simpanan dana darurat dengan rekening tabungan Anda sehari-hari.

Dalam masa krisis ekonomi tak tertutup kemungkinan rekening di bank susah diakses sehingga simpanan sulit dicairkan. Untuk mengantisipasi kemungkinan tersebut, ada baiknya Anda juga menyiapkan dana darurat dalam bentuk uang tunai. 

Mengurangi utang

Harus disadari di awal bahwa dalam kondisi krisis ekonomi semua orang berisiko kehilangan pekerjaan dan juga aset-asetnya seperti rumah dan kendaraan dikarenakan utang. Sebab itu, kurangi utang dan segera melunasi yang masih tersisa merupakan langkah bijak menghadapi krisis ekonomi

Diversifikasi aset yang dimiliki

Aset menjadi komponen yang tak kalah penting untuk menghadapi krisis ekonomi. Di saat perbankan kolaps karena kredit macet, rekening simpanan baik tabungan maupun deposit umumnya sulit untuk diakses apalagi dicairkan dalam waktu cepat.

Oleh sebab itu, jangan simpan semua aset Anda dalam bentuk simpanan di bank. Anda perlu melakukan diversifikasi aset agar tetap bisa bertahan dalam menghadapi krisis ekonomi. Misalnya dengan membeli emas sebagai simpanan cadangan aset. Emas cenderung lebih likuid karena bisa dicairkan kapan saja dalam waktu singkat.

Memperkuat dan mempererat hubungan dengan keluarga dan lingkungan sekitar

Di saat mengalami keterpurukan akibat dampak krisis ekonomi, Anda akan membutuhkan dukungan baik moral maupun materi. Dukungan secara moral dari keluarga dan lingkungan sekitar setidaknya mampu mengurangi tingkat stres akibat kehilangan aset, kegagalan usaha, ataupun kehilangan pekerjaan. Sementara dukungan materi tentu dapat meringankan beban hidup sampai Anda mampu bangkit dari keterpurukan tersebut.

Menjaga keamanan rumah dan keluarga

Krisis ekonomi dapat memicu terjadinya huru-hara, aksi kejahatan, dan kekerasan. Daya beli yang rendah dan biaya hidup yang makin tinggi tak jarang mendorong orang untuk berbuat nekat, seperti mencopet, mencuri, bahkan melakukan penjarahan. Kondisi ini jelas mengganggu stabilitas keamanan yang meresahkan masyarakat. Untuk itu, menjaga keamanan rumah dan keluarga sangatlah penting.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Berita Terkini
Sukabumi04 Mei 2024, 23:13 WIB

Mau Diperbaiki? Jembatan Reyot Penghubung Waluran-Surade Sukabumi Ditinjau Staf Kemenlu

Jembatan gantung yang berada di aliran Sungai Cikarang, Kampung Cukangbayur, Desa Caringinnunggal, Kecamatan Waluran, Kabupaten Sukabumi, kondisinya sudah lapuk.
Pemdes Caringinnunggal Kecamatan Waluran. Staf Kemenlu, Relawan dan Pemdes saat meninjau Jembatan Gantung Sungai Cikarang | Foto : Ragil Gilang
Sukabumi04 Mei 2024, 22:54 WIB

58 Persen Masyarakat Kabupaten Sukabumi Kurang Puas Atas Kinerja Marwan-Iyos

Lembaga Kajian dan Penelitian Skala Institute, merilis hasil survei terkait tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi dibawah kepemimpinan Bupati Marwan Hamami dan Wakil Bupati Iyos Somantri.
Gedung Pendopo Kabupaten Sukabumi | Foto : Ist
Sukabumi04 Mei 2024, 21:49 WIB

Niat Cari Kerja: Pelaku Tolak Sodomi hingga Duel Sebelum Bunuh Pria di Citepus Sukabumi

Kasat Reskrim Polres Sukabumi, AKP Ali Jupri, mengatakan bahwa pelaku berinisial A (20 tahun) awalnya mendatangi Ceceu ini dengan niat mencari kerja, sebelum akhirnya membunuh korban
Pelaku pembunuhan setelah ditangkap di Mapolsek Parungkuda Sukabumi | Foto : Ilyas Supendi
Sukabumi04 Mei 2024, 21:09 WIB

Pemkab Sukabumi Akan Relokasi Rumah yang Terdampak Longsor di Cibadak

Pemerintah Kabupaten Sukabumi berencana merelokasi warga terdampak longsor di Kampung Cibatu Hilir RT 01/RW 11, Desa Sekarwangi, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, yang berdampak pada belasan rumah.
Foto udara lokasi longsor di Kampung Cibatu Hilir RT 01/11, Desa Sekarwangi, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi. | Foto: Instagram/@kiekiesukabumi
Sehat04 Mei 2024, 21:00 WIB

8 Cara Sehat Menyembuhkan Asam Urat Agar Tidak Kambuh di Malam Hari

Berikut Sederet Cara Sehat Menyembuhkan Asam Urat Agar Tidak Kambuh di Malam Hari yang Bisa Dilakukan.
Ilustrasi - Pijat Ringan untuk Meringankan Penyakit Asam Urat (Sumber : Freepik/freepik)
Sukabumi Memilih04 Mei 2024, 20:46 WIB

Survei Terbaru Elektabilitas 17 Calon Bupati Sukabumi: Tidak Ada Sosok yang Kuat

asil survei dirilis oleh Lembaga Kajian dan Penelitian Skala Institute bekerjasama dengan Litbang Sukabumiupdate.com.
Ilustrasi pasangan calon bupati/wakil bupati Sukabumi dari jalur perseorangan atau independen | Foto : Sukabumi Update
Life04 Mei 2024, 20:00 WIB

6 Dampak Buruk Terlalu Memanjakan Anak yang Wajib Diketahui Orang Tua

Terlalu memanjakan anak rupanya memiliki dampak buruk bagi perkembangan anak jika sudah tumbuh dewasa. Ini yang perlu diperhatikan para orang tua.
Ilustrasi. Dampak buruk terlalu memanjakan anak. Sumber foto : Pexels/ Pavel Danilyuk
Sukabumi04 Mei 2024, 19:40 WIB

Sukabumi Dinilai Stagnan, Koalisi 5 Partai Cenderung Usung Figur Alternatif di Pilkada

ima partai politik yaitu, PKB, PKS, Demokrat, PAN dan PDIP secara resmi berkoalisi di Pikada Kabupaten Sukabumi 2024. Deklarasi koalisi digelar di salah satu kafe di Jalan Cemerlang, Kota Sukabumi, Sabtu, (4/5/2024).
Deklarasi koalisi 5 partai, PKB, Demokrat, PKS, PAN, PDIP | Foto : Asep Awaludin
Sehat04 Mei 2024, 19:00 WIB

5 Jenis Ikan Laut Tinggi Purin yang Tidak Aman Dikonsumsi Penderita Asam Urat

Penderita Asam Urat Sebaiknya Mengetahui Apa Saja Jenis Ikan Laut Tinggi Purin yang Tidak Aman Dikonsumsi Guna Mencegah Serangannya Kambuh.
Ilustrasi. Jenis Ikan Laut Tinggi Purin yang Tidak Aman Dikonsumsi Penderita Asam Urat (Sumber : Pexels/OzielGomez)
Sukabumi04 Mei 2024, 18:57 WIB

Di Kubur Berdampingan, Pasutri Tewas Tertabrak Kereta di Kebonpedes Sukabumi Dikenal Ramah

Dalam prosesi pemakaman, berlangsung haru serta diiringi isak tangis keluarga. Mengingat semasa hidup korban yang baik dan suka bersosialisasi dengan tetangga.
Suasana saat pemakaman jenazah suami istri korban tertabrak kereta di Kampung Gunung Kebonpedes Kabupaten Sukabumi | Foto : Asep Awaludin