Saat Jagoan Musik Lagi Gabut dan Muter Otak Bersama Jadilah Supergrup

Sukabumiupdate.com
Senin 03 Nov 2025, 15:46 WIB
Saat Jagoan Musik Lagi Gabut dan Muter Otak Bersama Jadilah Supergrup

Supergrup menyadari bahwa energi kreativitas yang terpendam hanya bisa dilepaskan dengan mengawinkan secara halal with or without ijab kabul kejeniusan masing-masing dalam satu proyek baru. (Sumber: Canva)

SUKABUMIUPDATE.com - Supergrup! Dengungan kata ini terdengar megah, seolah merujuk pada formasi pahlawan super berkostum ketat yang siap menyelamatkan dunia dari kehampaan musik. Padahal, kisah kelahirannya seringkali jauh lebih gabut dan nakal merupa 'tim impian' dadakan, hasil dari kebosanan tingkat dewa para musisi yang sudah terlalu lama mapan. Bayangkan saja, seorang gitaris metal yang sudah jenuh merangkai riff distortion gahar; seorang vokalis pop yang sudah mabuk lirik "cinta-selamanya-kita-bersama" yang menye-menye dan seorang drummer yang muak dengan tempo yang sama selama dua dekade. Mereka semua mencapai titik klimaks di mana kesuksesan individu terasa seperti sangkar emas.

Maka, para jagoan lapangan ini, alih-alih pensiun atau mengambil cuti, memutuskan untuk 'turun gunung' dan nongkrong bareng. Bukan lagi di studio megah bertekanan tinggi, melainkan mungkin di warung kopi remang-remang sambil mengumpat takdir musik mereka. Dari sesi kopi yang gabut, iseng, dan penuh keluhan tersebut, munculah percikan api. Mereka menyadari bahwa energi kreativitas yang terpendam hanya bisa dilepaskan dengan mengawinkan secara halal with or without ijab kabul kejeniusan masing-masing dalam satu proyek baru. Supergrup pun lahir, bukan dari kebutuhan pasar, melainkan dari kebutuhan ego para veteran untuk menjajal kembali batas-batas liar dalam bermusik.

Supergrup, singkatnya adalah entitas yang anggotanya sudah punya nama mentereng, entah lewat karier solo yang cetar atau band sebelumnya yang legendaris. Kedatangan mereka di industri musik bukan sekadar 'band baru', melainkan sebuah pernyataan artistik yang punya track record segudang di belakangnya. Ketika mereka merilis satu single, industri musik langsung deg-degan (dan sales album otomatis melonjak).

Baca Juga: 5 Poin Sikap AMSI terkait Gugatan Menteri Pertanian terhadap Tempo

Musisi Gabut!Musisi Gabut! (Ilustrasi foto: CanvaAI)

Indonesia dan Tradisi 'Kenakalan' Para Bintang

Di Indonesia, fenomena ini sudah bergulir sejak era 1970-an, sering kali dipicu oleh kejenuhan, keinginan untuk eksplorasi genre yang 'haram' di band lama, atau bahkan sekadar proyek politik-seni yang nekat.

Ambil contoh yang paling ikonik dan bermental pemberontak: Kantata Takwa (1994). Band ini lahir dari kolaborasi brutal lirik sosial-politik dengan rock progresif yang megah. Mereka bukanlah sekadar band, melainkan sebuah manifestasi kekuatan lirik yang menggedor dari para veteran yang sudah kenyang asam garam dunia panggung. Kantata Takwa (1995) sukses besar, dengan hits "Kesaksian" yang ikonik hingga kini. Mereka membuktikan bahwa Supergrup bisa menjadi pionir yang menggabungkan musik dan elemen sosial-politik dengan cerdas.

Lalu, di pertengahan 2000-an, muncul semangat revolusi cepat bernama Evo (2006). Band ini memasangkan vokalis yang enerjik dan fresh (Elda Suryani, yang kemudian dikenal lewat Stars and Rabbit) dengan para veteran rock legendaris, termasuk personel dari God Bless dan Krakatau. Meski cepat bubar dan hanya menghasilkan satu album self-titled, Evo diakui sebagai upaya berani untuk merevolusi skena rock Indonesia dengan suntikan darah segar dan pengalaman senior.

Baca Juga: Soundrenaline 2025 Dari Panggung ke Dompet, Musik Jadi Penggerak Rezeki Bareng-Bareng.

Supergroup Loh Kok Tum Band (Ello, Yuke, Eno NTRL, Stevie, Magi /RIF) guncang panggung! Proyek lepas penat ini siap tur dan rilis album debut 2025.Supergroup Loh Kok Tum Band (Ello, Yuke, Eno NTRL, Stevie, Magi /RIF) guncang panggung! Proyek lepas penat ini siap tur dan rilis album debut 2025.

Dari Indie All-Stars Hingga Kebrutalan Metal

Konsep ini kemudian merambah ke skena indie dengan lahirnya Raksasa (2011). Band ini adalah Indie All-Stars sejati, di mana personel eks-Naif (Pepeng) bertemu musisi blues legendaris (Adrian Adioetomo). Mereka disebut 'supergrup modern' karena berhasil menggebrak dengan hits "Papa Rock n' Roll" dan membuktikan bahwa kejeniusan bisa lahir dari sesi nongkrong musisi indie papan atas.

Sementara itu, di ranah yang lebih gelap dan bising, ada Deadsquad (2006). Jika Supergrup lain lahir untuk fun atau kritik sosial, Deadsquad lahir untuk kebrutalan musik ekstrem. Mereka adalah Pusat Kekuatan Underground, kolaborasi para dedengkot death metal veteran (eks-Siksakubur, Godless). Album mereka, Horror Vision (2009), bukan cuma benchmark metal ekstrem Indonesia, tapi juga bukti bahwa konsep Supergrup berlaku universal, bahkan di dalam moshpit yang paling gelap.

Tak ketinggalan, ada Konspirasi (2009). Mereka ini Veterans Heavy Rotation sejati; bayangkan Che (Cupumanik) beradu dengan Edwin (Cokelat) dan Marcell Siahaan (Puppen) di balik drum. Mereka membuktikan bahwa kejeniusan tidak selalu harus serius; mereka bermain rock yang solid dan berhasil mengukuhkan nama di tengah band-band besar lain.

Baca Juga: Dari Era MTV Pejantan Tangguh Sheila On 7 Ajarkan Attitude Lewat Karya Bukan Balasan di Media

Wajah Baru Nostalgia Lintas Batas

Konsep Supergrup terus berevolusi, kadang menjadi proyek nostalgia yang nakal. Tengok saja Loh Kok Tum Band (2023), yang merupakan proyek nongkrong dengan Ello dan Yuke Sampurna (eks-various rock), fokus pada cover lagu Britpop 90-an dengan energi unik. Ini adalah Supergrup yang fokus pada fun dan energi panggung dari para senior yang rindu masa muda.

Yang paling ambisius adalah Fearless (2025), sebuah lompatan Supergrup Lintas Negara. Mereka menggabungkan musisi rock veteran Indonesia (eks-Voodoo, God Bless) dengan vokalis Malaysia, membidik pasar Asia Tenggara.

Intinya, Supergrup adalah laboratorium musik di mana para musisi berbakat melepaskan egonya sejenak untuk menciptakan hal yang baru, fresh, dan sering kali tak terduga. Mereka adalah bukti bahwa dalam musik, batasan itu sejatinya hanya ilusi. Jadi, ketika ada kabar "si A gabung sama si B", jangan kaget. Itu hanya para Rockstar yang sedang mencari sensasi baru yang sedikit nakal untuk menghibur kita semua!

Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini