RHCP-nya Indonesia! Kisah Funky Kopral, Band Gado-Gado yang Melahirkan Supergrup HALFMATH!

Sukabumiupdate.com
Senin 03 Nov 2025, 16:58 WIB
RHCP-nya Indonesia! Kisah Funky Kopral, Band Gado-Gado yang Melahirkan Supergrup HALFMATH!

Saking kuatnya pengaruh RHCP, band ini sering dijuluki "RHCP-nya Indonesia" berkat energi mereka yang liar, perpaduan hard rock, rap rock, dan pop yang tak terduga. (Sumber: @HALFMATH/youtube)

SUKABUMIUPDATE.com - Bicara Supergrup (atau mungkin ini lebih tepatnya, Akademi Funk Rock) bernama Funky Kopral. Dengungan nama ini sudah menjadi sinonim dengan ritme groovy dan 'tendangan' bassline nakal di kancah musik Indonesia. Lahir pada 1 Desember 1998 di Jakarta, band ini adalah pionir sejati genre funk rock di Tanah Air. Jika Red Hot Chili Peppers (RHCP) punya Los Angeles, maka Funky Kopral punya Jakarta.

Saking kuatnya pengaruh RHCP, band ini sering dijuluki "RHCP-nya Indonesia" berkat energi mereka yang liar, perpaduan hard rock, rap rock, dan pop yang tak terduga. Sayangnya, mereka juga dikenal sebagai band yang personelnya lebih sering berganti daripada ganti kaus kaki mereka adalah "band gado-gado tapi jago" yang selalu menemukan cara untuk bertahan.

Anak Ajaib yang Cepat Bosan dan Tragedi Studio

Kisah Funky Kopral dimulai dari Robby Wibowo, sang drummer sekaligus satu-satunya anggota pendiri yang tetap setia. Robby mengumpulkan talenta-talenta muda yang luar biasa, termasuk Bondan Prakoso (eks-penyanyi cilik "Lumba-Lumba") pada bass dan Oncy pada gitar (yang kemudian melegenda bersama Ungu).

Baca Juga: Dari Pikiran hingga Melembabkan Kulit: ini 5 Manfaat Air Embun yang Jarang Diketahui

Trio awal ini langsung meledak dengan album debut Funchopat (1999) dan album kedua Funkadelic Rhythm And Distortion (2000), yang terjual ratusan ribu kopi sebuah prestasi luar biasa untuk funk rock saat itu. Album kedua bahkan menghasilkan hits kontroversial seperti "Bagian Yang Hilang," yang klip videonya sempat jadi perbincangan panas.

Namun, band ini cepat akrab dengan drama. Oncy dipecat pada tahun 2001 karena perbedaan visi kemudian menemukan 'rumah' yang lebih stabil di Ungu. Setahun kemudian, mereka berpisah dengan Universal Music Indonesia, merasa promosi dari label kurang sinkron, meski label berdalih kontrak memang habis.

Puncak dramanya? Pada 2004, band ini sempat bubar sementara karena para anggota harus mengejar bangku kuliah yang tertunda akibat padatnya jadwal tur. Ketika mereka comeback (sempat berganti nama jadi Funkop), mereka harus masuk ke era indie, dan rotasi personel tak terhindarkan. Bahkan vokalis awal ikonik, Anggara Mulia, memilih "menghilang" dari musik dan bekerja di perusahaan logistik, meninggalkan kenangan vokal khas funk di belakangnya.

Baca Juga: Mengapa Power Ballad Scorpions Menjadi Cetak Biru (Blueprint) bagi Pop Rock Melayu Era 90-an

Supergrup dan Gigs Nostalgia

Funky Kopral tak hanya mewariskan groove yang mantap, tetapi juga melahirkan 'Supergrup' tak langsung. Bayangkan, dua pilar awal mereka, Bondan dan Oncy, sama-sama sukses besar setelah hengkang! Bondan bahkan sukses besar dengan Fade2Black, sementara Oncy menjadi gitaris utama Ungu.

Fenomena ini membuat Funky Kopral secara tidak langsung menjadi akademi bagi rockstar yang kelak akan sukses di genre lain. Tragedi juga mewarnai perjalanan mereka: pada 2013, setelah merilis album Street Funk, Ilham (sang bassist yang merupakan adik Iman) meninggal dunia akibat tifus. Kematiannya menjadi duka besar, dan band ini mendedikasikan tur untuk mengenangnya. Dari semua rotasi itu, Robby Wibowo adalah benteng terakhir, satu-satunya anggota asli yang tetap setia memegang stik drumnya.

Baca Juga: Despacito Menuju 9 Miliar Views, Musik yang Paling Banyak Ditonton di YouTube

Superfunk yang Tetap Aktual Hingga 2025

Status Funky Kopral hingga 2025 menunjukkan bahwa band ini telah bertransformasi dari mesin penghasil album menjadi ikon nostalgia yang diundang secara spesial. Meskipun rilis baru minim dan formasi sering berubah Coco di gitar, misalnya, yang kini fokus pada live performance band ini tetap relevan di panggung-panggung besar. Puncaknya adalah penampilan mereka yang dinanti-nantikan di Pesta Rakyat Monas pada Agustus 2025 untuk merayakan Dirgahayu Indonesia sebuah bukti bahwa groove mereka masih dicintai.

Menariknya lagi, para penggemar era awal kini juga terpuaskan dengan kehadiran HALFMATH, proyek reuni Bondan Prakoso dan Oncy (bersama Robby Wibowo di beberapa kesempatan), yang secara nakal menawarkan kembali vibe Funky Kopral original era awal 2000-an.

Baca Juga: G3 Reuni Tiga Dewa Gitar Balik Kandang Bareng "Crossroads"

Hal tersebut menegaskan bahwa warisan funk rock Funky Kopral tidak hanya dipertahankan oleh formasi yang ada, tetapi juga dihidupkan kembali melalui kolaborasi para mantan bintangnya, membuktikan bahwa genre yang groovy tidak pernah mati.

Lagu "Super Funk" dari Funky Kopral telah mengukir diri sebagai lagu legendaris dan soundtrack wajib bagi generasi tertentu. Banyak yang mengenangnya sebagai "lagu wajib pensi jaman smu" dan "lagu legend festival musik anak SMA dan Mahasiswa se-INDONESIA". Lagu ini bukan hanya sekadar kenangan, tetapi juga sering dianggap sebagai tolok ukur kemampuan band sekolah dengan tingkat kesulitan tinggi, terutama pada bagian outronya yang disebut-sebut sebagai "outro tersusah".

Di luar nostalgia, kualitas musiknya secara teknis masih dipuji hingga saat ini. Banyak penikmat musik mengakui kerapian aransemen dan permainan instrumentalnya, bahkan menyebutnya sebagai "karya terbaik lagu funk Indonesia". Meskipun ada beberapa kritik, posisi lagu ini sebagai sebuah mahakarya funk Indonesia yang berhasil menciptakan ingatan nostalgic masal bagi para pendengarnya di era  ini tidak perlu diragukan lagi.

Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini