SUKABUMIUPDATE.com - Tidur adalah kebutuhan dasar yang berperan penting bagi fungsi tubuh, termasuk kesehatan mental. Namun, padatnya aktivitas sering membuat seseorang rela mengurangi waktu istirahat demi menyelesaikan pekerjaan. Jika kebiasaan ini dilakukan terus-menerus, efeknya dapat mengganggu kesehatan secara keseluruhan.
Banyak penelitian menunjukkan bahwa kurang tidur bukan hanya menyebabkan tubuh mudah lelah, tetapi juga berdampak serius pada kondisi emosional dan fungsi otak. Agar lebih memahami risikonya, berikut penjelasan lengkap mengenai bagaimana kurang tidur mempengaruhi kesehatan mental.
Hubungan Tidur dan Kesehatan Mental
Kaitan antara tidur dan kesehatan mental bersifat dua arah. Artinya, keduanya saling memengaruhi satu sama lain. Stres, kecemasan, atau gangguan suasana hati dapat menyebabkan seseorang sulit tidur. Sebaliknya, kurang tidur dapat memperburuk kondisi mental dan meningkatkan kerentanan terhadap gangguan psikologis.
Baca Juga: 8 Manfaat Buku bagi Kesehatan Mental dan Cara Membangun Kebiasaannya
Ketika seseorang kurang tidur, otak tidak memiliki cukup waktu untuk memulihkan energi, mengatur emosi, serta memproses ingatan. Jika terjadi terus-menerus, hal ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan pada cara otak bekerja, termasuk bagian yang mengatur emosi, fokus, dan pengambilan keputusan.
Dampak Kurang Tidur terhadap Kesehatan Mental
Berikut beberapa gangguan mental dan emosional yang berkaitan erat dengan kurang tidur:
1. Perubahan Emosi yang Tidak Stabil
Kurang tidur meningkatkan aktivitas amygdala hingga sekitar 60 persen. Amygdala adalah bagian otak yang bertugas memproses emosi, terutama yang berkaitan dengan rasa takut atau stres. Aktivitas yang berlebihan pada area ini membuat seseorang lebih mudah marah, gelisah, sensitif, atau sulit mengendalikan reaksi emosi.
2. Risiko Depresi Meningkat
Kurang tidur dapat memperburuk gejala depresi dan bahkan menjadi salah satu pemicunya. Banyak kasus menunjukkan bahwa orang dengan gangguan tidur, seperti insomnia, memiliki risiko lebih tinggi mengalami depresi. Tidur membantu menyeimbangkan hormon yang berperan dalam pengaturan suasana hati, sehingga ketika tidur terganggu, kestabilan mood ikut terpengaruh.
Baca Juga: Tips Wajah Kencang dalam 7 Hari: Cara Alami yang Aman dan Bisa Dilakukan di Rumah
3. Kemiripan Gejala dengan ADHD
Kurang tidur dapat menimbulkan gejala yang mirip dengan ADHD (gangguan hiperaktivitas dan defisit perhatian), seperti sulit fokus, hiperaktif, mudah gelisah, hingga mengantuk berlebihan di siang hari. Baik pada anak maupun orang dewasa, kondisi ini dapat memengaruhi kemampuan belajar, bekerja, dan mengelola tugas sehari-hari.
4. Memperburuk Gejala Gangguan Bipolar
Pada pengidap gangguan bipolar, kurang tidur dapat memicu atau memperparah episode mania, yaitu kondisi ketika seseorang merasa sangat berenergi, sulit diam, dan kurang kontrol diri. Sebaliknya, saat fase depresi, tubuh cenderung tidur lebih lama dan tidak berenergi. Pola tidur yang tidak stabil ini dapat memperburuk kondisi bipolar secara keseluruhan.
5. Memicu atau Memperparah Gangguan Kecemasan
Kurang tidur dapat meningkatkan intensitas kecemasan serta menurunkan kemampuan seseorang dalam menghadapi stres. Pada beberapa kasus, kurang tidur juga memicu serangan panik, mimpi buruk, dan rasa takut berlebihan. Kualitas tidur yang buruk membuat otak sulit mengendalikan respon emosional sehingga seseorang lebih rentan merasa tertekan.
Baca Juga: Waspada! 6 Kebiasaan Sehari-hari yang Diam-diam Merusak Kesehatan Mental
Menjaga kualitas dan durasi tidur adalah langkah sederhana namun penting untuk mendukung kesehatan mental jangka panjang. Jika kamu sering sulit tidur dan kondisi ini mengganggu aktivitas harian, pertimbangkan untuk mencari bantuan profesional. Tidur yang cukup adalah investasi penting bagi tubuh dan pikiran.
Sumber: halodoc





