SUKABUMIUPDATE.com — Tim dosen dari Institut Pertanian Bogor (IPB University) melaksanakan kegiatan Pengabdian Masyarakat Dosen Pulang Kampung (Dospulkam) 2025 di Desa Tegalbuleud, Kecamatan Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, pada Sabtu–Minggu, 25–26 Oktober 2025.
Kegiatan ini berfokus pada pendampingan masyarakat dalam mengimplementasikan inovasi Recirculating Aquaculture System (RAS) untuk budidaya ikan sidat (Anguilla spp.). Program tersebut merupakan bagian dari komitmen IPB University dalam menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi di tengah masyarakat agromaritim, khususnya guna mendukung pengembangan budidaya perikanan yang berkelanjutan dan bernilai ekonomi tinggi.
Pada tahap pertama, budidaya ikan sidat dengan sistem RAS dilakukan mulai dari fase glass eel hingga elver, dengan masa pemeliharaan sekitar 3–4 bulan hingga siap panen. Hasilnya, ikan sidat yang semula berbobot 0,16 gram per ekor tumbuh menjadi elver berukuran 15–20 gram per ekor. Setiap kolam sistem RAS mampu menampung hingga 1 kilogram glass eel, menunjukkan potensi besar sistem ini dalam meningkatkan efisiensi budidaya dan kualitas hasil panen.
Baca Juga: Dosen IPB dan Masyarakat Desa Bersama Melestarikan Budidaya Ikan Sidat di Tegalbuleud Sukabumi
Sebagai bagian dari kegiatan pengabdian, tim dosen IPB yang diketuai oleh Dr. Ir. R.A. Hangesti Emi Widyasari juga melakukan serah terima empat kolam budidaya ikan sidat dengan sistem RAS serta pakan ikan kepada Kepala Desa Tegalbuleud, Ramdan, dan kelompok pembudidaya ikan setempat. Selain itu, tim turut menyerahkan satu unit genset untuk mengantisipasi gangguan listrik yang kerap terjadi di wilayah tersebut, agar sistem RAS tetap berfungsi optimal.
Kepala Desa Tegalbuleud, Ramdan, menyampaikan apresiasi atas pelaksanaan program ini. Menurutnya, budidaya sidat dengan sistem RAS dapat membantu meningkatkan nilai ekonomi hasil tangkapan nelayan yang sebelumnya terkendala turunnya harga glass eel.
“Kami mengimbau seluruh kelompok nelayan yang ingin serius membudidayakan ikan sidat agar menjadikan sistem RAS ini sebagai solusi. Program ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan pendapatan masyarakat,” ujar Ramdan.

Sementara itu, Dr. Hangesti selaku koordinator kegiatan Dospulkam IPB di Desa Tegalbuleud menekankan pentingnya dukungan pemerintah desa, pihak swasta, dan Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) dalam keberlanjutan program ini.
“Harapan kami, empat kolam sistem RAS ini dapat menjadi program desa yang berkelanjutan. Kepala desa juga telah menyambut baik inisiatif ini dan siap mendukung melalui dana desa,” ungkap Hangesti.
Melalui kegiatan ini, Tim IPB University berharap teknologi RAS dapat menjadi inovasi unggulan Desa Tegalbuleud dalam budidaya ikan sidat, sekaligus menjadi contoh nyata kolaborasi antara perguruan tinggi, pemerintah desa, HNSI, dan masyarakat lokal dalam membangun ekonomi berbasis sumber daya perikanan yang berkelanjutan. (adv)





