SUKABUMIUPDATE.com - Isu adanya aksi pembegalan di jalur Desa Pangkalan, Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi, sempat membuat resah setelah sebuah status Whatsapp berisi peringatan 'hati-hati ada begal' menyebar luas. Kepala Desa (Kades) Bumisari pastikan insiden tersebut merupakan kesalahpahaman antarwarga.
Solihudin, Kades Bumisari, Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi menjelaskan peristiwa tersebut merupakan kesalahpahaman antar warga buntut adanya aksi penyisiran pelaku pencurian domba milik warga Kampung Pasirlangkap, Desa Ciseureuh, Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi. Minggu (23//11/2025) dini hari.
“Ada keluarga kita yang kerja di Jakarta. Berangkatnya subuh sekitar jam 2 atau jam 3 lewat. Di jalan itu ada orang mencegat, dikiranya begal karena posisinya subuh dan gelap. Dia kabur,” ujarnya kepada sukabumiupdate.com, Selasa (25/11/2025).
Saking paniknya, warga itu kemudian menelepon keluarganya dan membuat status Whatsapp yang berisi imbauan agar berhati-hati melewati jalur tersebut. Padahal menurut Kades, yang terjadi bukanlah pembegalan.
Baca Juga: Soroti Kasus Dugaan Asusila Walid, MUI Sukabumi: Syahwat Tak Terbendung Merusak Generasi
“Di Desa Cicareuh, ada yang kehilangan ternak. Dua orang melakukan sweeping di lintasan itu untuk mencari pencuri. Tapi keduanya salah. Yang merasa dibegal tidak lapor polisi, yang sweeping juga tidak lapor polisi,” katanya.
Status tersebut kemudian memicu masalah baru karena dianggap mencemarkan nama baik. Warga yang melakukan sweeping pun mendatangi pembuat status untuk menjelaskan duduk perkaranya.
“Viralnya juga bukan di Facebook, hanya di status. Karena merasa dicemarkan, akhirnya didatangi ke rumahnya,” ungkap Sholihudin. Ia menyebut persoalan itu sudah diselesaikan dua hari lalu.
Sementara itu, Kapolsek Cikidang, AKP Hotben Sianturi, membenarkan bahwa akar masalahnya berawal dari pencurian domba milik warga bernama Heri.
“Awalnya itu Pak Heri dombanya dicuri. Dia langsung bangun dan mengejar, malingnya lari. Ditelponlah saudaranya. Mereka bergegas ke simpang itu melakukan sweeping,” jelas Hotben.
Pada saat yang sama, warga Bumisari yang hendak berangkat ke Jakarta pada dini hari melintas dan melihat dua orang menghentikan kendaraan. “Dia ketakutan karena dini hari, langsung kabur. Memang waktu itu tidak terjadi apa-apa, dia hanya pergi saja,” katanya.
Setelah itu, warga tersebut menelepon ibunya dan bercerita bahwa dirinya seperti dicegat begal. Ibunya kemudian membuat status WhatsApp yang akhirnya menyebar ke banyak kontak.
Baca Juga: Arus Lalin Sempat Terganggu, Truk Sampah DLH Sukabumi yang Terguling Berhasil Dievakuasi
“Yang sweeping merasa tidak membegal. Mereka tidak senang disebut begitu dan mendatangi rumahnya. Setelah itu, pemuda Bumisari itu dipanggil pulang dari Jakarta dan dimusyawarahkan,” kata Kapolsek.
Musyawarah penyelesaian dilakukan di Mapolsek Cikidang pada Senin malam, 24 November 2025.
Kapolsek menegaskan bahwa warga tidak boleh melakukan tindakan razia mandiri meskipun sedang mencari pelaku pencurian. “Saya bilang, kalau ada pencurian, warga tidak berhak merazia, walaupun dia anggota ormas. Laporkan ke polisi,” tegasnya.
Ia juga memberi imbauan kepada keluarga pembuat status agar tidak langsung mengunggah informasi ke media sosial. “Kalau ada seperti itu, jangan disebar dulu ke medsos. Kondisikan saja dengan bhabinkamtibmas setempat, laporkan ke situ,” ucapnya.





