SUKABUMIUPDATE.com - Kabar membanggakan datang dari pelaku usaha mikro Sukabumi. Produk opak singkong khas daerah ini resmi menembus pasar dunia setelah Menteri UMKM RI, Maman Abdurrahman, melepas ekspor perdana sebanyak 2.880 pax atau dua ton opak ke Brunei Darussalam, Kamis (9/10/2025).
Pelepasan ekspor berlangsung di Gedung Juang 45, Kota Sukabumi, sebagai bagian dari program Kumitra, inisiatif Kementerian UMKM yang dirancang untuk memperkuat kemitraan antara pelaku usaha kecil dan usaha besar.
Maman menjelaskan, selama ini banyak pelaku usaha mikro yang stagnan karena tidak memiliki jaringan pasar yang jelas. “Mereka memproduksi barang, tapi tidak pernah dipikirkan mau dikemanakan. Sebanyak apapun produksi, kalau tidak ada yang membeli, tidak akan berguna. Karena itu, lewat program Kumitra ini kami sambungkan rantai pasok antara usaha mikro dengan usaha besar,” ujarnya.
Baca Juga: Pengiriman Terlambat, Stok Pupuk Terbatas: Antrean Petani Mengular di Kios Cibitung Sukabumi
Dalam skema Kumitra, pelaku usaha kecil tidak hanya mendapat pendampingan dan peningkatan kualitas produk, tetapi juga kepastian pembeli (off-taker). Menurut Maman, keberadaan pembeli tetap dapat memperkuat akses pembiayaan dan membuat pelaku usaha lebih fokus mengembangkan produk.
“Kalau sudah ada yang pasti membeli, pihak pembiayaan pun akan lebih percaya. Jadi prosesnya bisa lebih cepat, dan pelaku usaha bisa fokus meningkatkan kualitas produk,” katanya.
Kolaborasi ini juga melibatkan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) untuk memperluas dampak ekonomi, terutama bagi perempuan dan penyandang disabilitas.
Menteri PPPA Arifah Fauzi, yang turut hadir dalam kegiatan tersebut, menilai langkah ini sejalan dengan arahan Presiden untuk memperkuat peran UMKM sebagai motor penggerak ekonomi masyarakat. “Banyak pelaku UMKM, terutama perempuan, yang setelah memproduksi bingung mau menjual ke mana. Program Kumitra ini menjadi solusi konkret. Produk mereka sekarang punya pasar yang pasti,” tutur Arifah.
Sementara itu, Wali Kota Sukabumi Ayep Zaki menyambut baik keberhasilan ekspor tersebut. Menurutnya, capaian ini menjadi bukti nyata bahwa produk lokal Sukabumi mampu bersaing di pasar global. “Insyaallah Kota Sukabumi bisa menjadi role model peningkatan usaha, dari ultra mikro ke mikro, dan dari mikro ke kecil. Kita siapkan ekosistem inkubator usaha agar proses naik kelas ini berjalan maksimal,” ungkap Ayep.
Baca Juga: Cantik Tapi Terlarang, Curug Sudin Ditutup Karena Masuk Zona Konservasi TNGGP
Adalah Ade Sulistiyowati, pelaku UMKM pemilik merek Yammy Babe, yang sukses membawa opak khas Sukabumi ke pasar Brunei. Produk yang ia olah berasal dari singkong manggu, varietas lokal yang dikenal manis dan legit.
“Bahan baku di Sukabumi itu melimpah, singkong kita singkong khusus namanya singkong manggu karena singkong manggu itu rasanya manis, jadi enak kalau kita bilang pulen, legit. Target ke depan kita bisa ekspor ke lima benua,” ujar Ade dengan optimis.
Kini, Ade mempekerjakan sekitar 20 pegawai tetap dan dibantu 25 pelajar lokal. Setiap hari mereka mampu mengolah hingga 150 kilogram singkong menjadi opak siap ekspor. Usahanya pun berkembang pesat. “Dulu omzet saya cuma Rp50 juta, tapi karena ini nambah berarti sekarang itu bulan ini kurang lebih Rp300 juta, modalnya dulu Rp50 ribu,” tambahnya.
Ekspor dua ton opak singkong ini diharapkan menjadi langkah awal kebangkitan UMKM Sukabumi di pasar global. Keberhasilan ini juga menjadi bukti bahwa kolaborasi lintas kementerian dan dukungan pemerintah daerah dapat membuka peluang baru bagi pelaku usaha kecil untuk menembus dunia.