SUKABUMIUPDATE.com - Stand Dinas Arsip dan Perpustakaan (DIARPUS) Kabupaten Sukabumi menjadi salah satu pusat perhatian dalam pameran kali ini. Mengusung tema unik “Kopi dan Sejarahnya,” pengunjung disuguhkan cerita menarik tentang perjalanan kopi yang kaya nilai budaya.
Sajian kopi harum yang berasal dari berbagai wilayah di Sukabumi, antara lain Kalapanunggal, Kabandungan dan Gegerbitung ini sejalan dengan program inovasi perpustakaan yaitu “Kopi Baper” (Kolaborasi Pintar Bareng Perpustakaan), dan salah satu penerima manfaat dari inovasi Kopi Baper adalah barista yang bertugas di stand Diarpus, yang mampu meracik dan menyajikan kopi yang nikmat karena telah mengikuti pelatihan barista kopi di DIARPUS.
Tak hanya memanjakan pecinta kopi, stand DIARPUS juga menjadi tempat favorit anak-anak. Selama dua hari pameran, sekitar 200 anak-anak TK bersama guru dan orang tua berkunjung. Mereka antusias menikmati sesi mendongeng/storytelling yang menghadirkan dongeng-dongeng seru dan mengajak mereka berimajinasi. Kehadiran anak-anak, guru, dan orang tua membuat stand DIARPUS selalu ramai, menghadirkan suasana hangat dan penuh edukasi.
Baca Juga: IDAI Desak Pemerintah Bentuk Tim Mitigasi Keracunan Makanan di Program MBG
Selain suguhan kopi dan dongeng, DIARPUS juga memberikan sosialisasi tentang pengelolaan dan pemusnahan arsip statis dan dinamis. Edukasi ini penting agar masyarakat, lembaga, dan instansi memahami tata cara pengelolaan arsip yang baik sesuai aturan, serta langkah tepat dalam pemusnahan arsip yang sudah tidak memiliki nilai guna.
Selain berbagai aktivitas, untuk menambah daya tarik, stand DIARPUS menampilkan berbagai buku kekhasan daerah, antara lain buku sejarah Sukabumi, sejarah Palabuhanratu, biografi Bupati dan wakil Bupati, serta menampilkan buku yang baru saja dirilis pada 4 September 2025, berjudul “Wawacan Perang Lahad.” Buku ini merupakan hasil alih bahasa dari aksara Pegon ke aksara Latin, sehingga semakin mudah dibaca dan dipahami oleh masyarakat luas.
Melalui kegiatan ini, DIARPUS Kabupaten Sukabumi ingin menunjukkan bahwa perpustakaan bukan hanya tempat membaca, tetapi juga ruang kreatif yang memadukan sejarah, budaya, literasi, dan kearsipan. Program “Kopi Baper” menjadi bukti nyata kolaborasi pintar yang menghadirkan pengalaman baru dan bermanfaat bagi masyarakat. (adv)