SUKABUMIUPDATE.com – Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Diarpus) Kabupaten Sukabumi terus mendorong penguatan gerakan literasi di daerah. Salah satu upaya tersebut diwujudkan melalui kehadiran dalam kegiatan pendampingan komunitas literasi yang diselenggarakan oleh Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat di aula kantor Kecamatan Cicurug, Jumat (19/9/2025).
Kegiatan ini turut diikuti para pegiat Taman Bacaan Masyarakat (TBM) dari wilayah di Kabupaten Sukabumi.
Sub Koordinator Pembudayaan Gemar Membaca Diarpus Kabupaten Sukabumi, Dedi Mulyadi, mengatakan bahwa kehadiran Diarpus dalam forum ini tidak lepas dari sinergi dengan Forum TBM Kabupaten Sukabumi yang sama-sama bergerak di bidang literasi.
“Kegiatannya sebetulnya yang pertama adalah silaturahmi antar pegiat literasi. Ada sekitar 30 orang undangan dari komunitas literasi, mulai dari Cicurug, Parungkuda, Cidahu, Ciambar, hingga Kabandungan. Mereka berbagi pengalaman dan praktik baik dalam menjalankan TBM supaya bisa konsisten,” ujar Dedi, Jumat (19/9/2025).
Baca Juga: Diarpus Sukabumi Gerakkan Pusling dan Buka Kelas Bahasa Jepang di UPP Surade
Dalam forum itu, beberapa pengelola TBM menceritakan pengalaman mereka. Salah satunya Kang Ridwan yang mampu mempertahankan TBM selama sembilan tahun, serta Perpustakaan Desa Kabandungan yang sudah berjalan 23 tahun. Diarpus juga ikut berbagi pandangan sekaligus menyerap aspirasi.
“Kami melihat apa yang diinginkan oleh TBM, apa yang perlu disupport, dan mari kita kerja bareng-bareng. Kami juga punya tugas mencerdaskan masyarakat melalui peningkatan literasi,” katanya.
Selain diskusi, forum ini juga membahas akses bantuan untuk mendukung kegiatan literasi. Diarpus memiliki program bantuan seribu buku untuk TBM, perpustakaan desa, dan perpustakaan rumah ibadah. Sementara itu, Balai Bahasa memberikan stimulan berupa dana sekitar Rp50 juta untuk tiga TBM pada tahun ini, yaitu TBM Parungkuda, TBM Macatongsir di Sukaraja, dan Perpustakaan Desa Kabandungan.
“Harapannya ke depan, lebih banyak TBM yang bisa mengakses bantuan baik dari kami maupun Balai Bahasa, bahkan dari Perpustakaan Nasional. Supaya gerakan literasi semakin berkembang,” jelas Dedi.
Dalam kesempatan itu, para peserta juga menekankan pentingnya pemanfaatan media sosial untuk menunjukkan aktivitas TBM. Menurut Dedi, hal ini efektif karena dapat menarik perhatian masyarakat luas hingga membuka peluang dukungan dari berbagai pihak.
Meski begitu, masih ada tantangan yang dihadapi TBM, seperti belum diakuinya keberadaan mereka oleh pemerintah desa atau masih adanya pandangan masyarakat yang meremehkan kegiatan literasi.
“Target terdekat kami, mudah-mudahan TBM yang belum mendapat bantuan seribu buku bisa terfasilitasi. Jangka panjangnya, semua komunitas literasi di Sukabumi bisa aktif bergerak untuk meningkatkan literasi masyarakat menuju Sukabumi yang mubarokah,” pungkasnya. (adv)