SUKABUMIUPDATE.com - Penyaluran program Makan Bergizi Gratis (MBG) ke SMK Doa Bangsa di Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, dihentikan sementara usai puluhan pelajar diduga mengalami keracunan pada Rabu 24 September 2025.
Staf Pengajar SMK Doa Bangsa Palabuhanratu, Rudi Hartono, menjelaskan kronologi awal munculnya gejala keracunan. Menurutnya, sejumlah siswa mulai mengeluhkan pusing, sakit perut, dan mual pada siang hingga sore hari setelah menyantap MBG sekitar pukul 09.00 WIB.
"Awalnya saya kira hanya biasa, ada beberapa anak izin pulang. Tapi menjelang sore makin banyak yang mengeluh sakit, akhirnya kami hubungi pihak dapur MBG, lalu datang mobil dari klinik Polres dan langsung menangani. Ada yang diberi obat, ada juga yang langsung diinfus," kata Rudi.
Rudi menyebut dari sekitar 300 penerima MBG di sekolahnya, tercatat 16 orang siwa dan dua guru yang terdampak. Meski begitu, Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi mencatat jumlah korban mencapai 32 orang.
Baca Juga: Khitan Massal di Kecamatan Cicurug Sukabumi, Prioritaskan Anak Keluarga Tidak Mampu
"Mungkin ada tambahan yang langsung berobat ke klinik. Tapi data kami di sekolah ada 16 siswa dan dua guru. Jadi totalnya 18 orang. Menu hari itu berupa spaghetti dengan saus ikan, ada sayurnya dan buah jeruk," ujarnya.
Ia mengatakan pasca kejadian siswa sempat mendapat perawatan di UKS, sebelum dirujuk ke klinik Polres dan dibawa ke RSUD Palabuhanratu.
"Kondisinya saat itu mual, pusing, alergi ada juga memang langsung di tangani oleh kesehatan. Informasinya, hanya dua pelajar yang masih menjalani perawatan, tapi setelah di cek, katanya hari ini ada yang mau pulang satu orang," ucapnya.
Ia juga menyampaikan bahwa pihak sekolah telah meminta distribusi MBG dihentikan sementara demi keamanan siswa. Program MBG sendiri sudah berjalan sekitar empat bulan di SMK Doa Bangsa dengan menu yang bervariasi setiap harinya.
"Tentu kalau memang MBG ini serasa aman, saya kira tidak masalah, terutama murid di sini yang tidak mampu, tetapi kita juga tidak bisa menjamin kesehatan itu. Kita kan merasa ketakutan (trauma) saat kejadian itu. Kita berharap berhentikan dulu," ungkapnya.
Baca Juga: Expo Sukabumi 2025, DPMPTSP Hadirkan 10 Layanan Perizinan Cepat dan Terpadu
Rudi mengaku pihaknya tidak mengetahui dimana lokasi penyaluran MBG tersebut. "Saya hanya bisa menceritakan kejadian, kalau untuk penyaluran dari mana jujur saya kurang tahu dan kurang begitu paham, di mobil yah itu tidak ada nama SPPG dari mana, hanya tulisan SPPG," kata dia.
Pascakejadian ini, ia menyebutkan bahwa distribusi disebut akan dialihkan ke penyedia lain sesuai zonasi agar kualitas makanan lebih terjamin. "Kalau dari informasi bakalan di pindahkan ke SPPG lain sepertinya, tapi saya juga kurang tau. Di berhentikan dulu," kata dia