Khitan Massal di Kecamatan Cicurug Sukabumi, Prioritaskan Anak Keluarga Tidak Mampu

Sukabumiupdate.com
Jumat 26 Sep 2025, 20:25 WIB
Khitan Massal di Kecamatan Cicurug Sukabumi, Prioritaskan Anak Keluarga Tidak Mampu

Potret Puskesmas Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi saat melalukan Khitan Massal pada anak-anak dari Keluarga Tidak Mampu. (Sumber : UPTD Puskesmas Cicurug).

SUKABUMIUPDATE.com - Dalam rangka memperingati Hari Jadi Kabupaten Sukabumi, seluruh kecamatan serentak menggelar kegiatan khitan massal. Di Kecamatan Cicurug, pelaksanaan dipusatkan di Puskesmas Cipari dan Puskesmas Cicurug dengan kuota sebanyak 10 anak.

Kepala UPTD Puskesmas Cicurug, Dr. Nina Suminarsih, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan program tingkat kecamatan yang dilaksanakan serentak di 47 kecamatan. Setiap kecamatan mendapatkan kuota 10 anak.

“Di Cicurug yang mendaftar sebenarnya ada 10, tapi satu anak tidak hadir sampai kegiatan dimulai. Jadi yang dikhitan ada 9 orang,” jelasnya, Jumat (26/9/2025).

Peserta khitan massal tidak dibatasi usia, namun mayoritas masih di bawah 6 tahun. Dari 9 anak, dua di antaranya berusia 2 tahun, sementara yang tertua berusia 5,5 tahun. Menurut Dr. Nina, di wilayah Jawa Barat, khususnya Sukabumi, khitan biasanya dilakukan pada anak usia dini, berbeda dengan daerah Jawa Tengah atau Jawa Timur yang umumnya dilakukan saat anak sudah bersekolah dasar.

Selain layanan khitan, setiap anak juga mendapatkan bingkisan. “Bingkisan dari Dinas Sosial berupa baju koko, peci, sarung, tas, sembako, dan ada uang penyecap. Untuk uang penyecap bervariasi, tergantung kemampuan masing-masing kecamatan,” katanya.

Adapun kriteria peserta khitan massal diprioritaskan bagi anak-anak dari keluarga tidak mampu. Proses pendataan dilakukan oleh pihak kecamatan, sementara puskesmas berperan dalam pelaksanaan medis.

“Harapannya, dengan adanya khitan massal ini masyarakat yang kurang mampu bisa lebih mudah mengakses layanan kesehatan. Kendala yang sering muncul biasanya soal dokumen kependudukan dan jaminan kesehatan. Kalau semua lengkap, anak-anak bisa mendapatkan layanan kesehatan dengan baik,” tuturnya.

Ia juga menekankan pentingnya khitan dilakukan oleh tenaga kesehatan. Menurutnya, masih ada masyarakat yang menggunakan jasa bengkong atau nontenaga medis, yang berisiko menimbulkan masalah kesehatan.

“Masih ada yang menggunakan bengkong, padahal prosedurnya tidak sesuai standar. Kalau terjadi perdarahan atau infeksi, ujung-ujungnya tetap ke fasilitas kesehatan. Jadi harapan kami, seluruh anak laki-laki bisa mendapatkan pelayanan khitan dari tenaga kesehatan, bukan dari pihak nonmedis,” pungkasnya. (adv)

 

Berita Terkait
Berita Terkini