Dapur SPPG di Cidolog Sukabumi Diduga Gunakan Air Sungai untuk MBG

Sukabumiupdate.com
Rabu 24 Sep 2025, 22:02 WIB
Dapur SPPG di Cidolog Sukabumi Diduga Gunakan Air Sungai untuk MBG

Pipa dan toren air sungai yang diambil untuk kebutuhan dapur SPPG di Cidolog, Kabupaten Sukabumi | Foto : Dok. Warga

SUKABUMIUPDATE.com – Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kampung Cilutung RT 08/03, Desa dan Kecamatan Cidolog, Kabupaten Sukabumi, tengah menjadi sorotan publik. Warga menduga dapur penyedia makanan untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) ini menggunakan air dari Sungai Cidolog–Curug Caweni dalam proses pengolahan makanannya.

Program MBG sendiri diluncurkan pada Senin (2/6/2025) di SMP IT At-Taufiq, Desa Tegallega. Acara peluncuran dihadiri oleh unsur pemerintah dan masyarakat. Program unggulan pemerintah pusat ini menyasar lembaga pendidikan dari jenjang PAUD hingga SMA/MA/SMK di lima desa: Cidolog, Mekarjaya, Cipamingkis, Tegallega, serta beberapa sekolah di Desa Rambay, Kecamatan Tegalbuleud. Pada tahap awal, sebanyak 2.402 porsi makanan dibagikan ke 32 lembaga pendidikan, sebelum akhirnya bertambah menjadi 3.234 porsi.

Namun, pada Selasa (23/9/2025), aparat kepolisian mendatangi dapur SPPG Cidolog. Kehadiran mereka diduga berkaitan dengan kasus keracunan massal yang terjadi di Desa Cipamingkis pada Rabu (6/8/2025), yang menimpa 32 siswa dari PAUD Puspasari, SDN Puncak Batu, dan MI Cikadu.

Baca Juga: Juaranya Bukan Palabuhanratu, Ini 10 Kecamatan Terluas di Kabupaten Sukabumi

Hasil uji laboratorium dari Balai Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Jawa Barat mengungkap kontaminasi mikroorganisme berbahaya pada makanan MBG. Tiga patogen ditemukan: jamur Coccidioides immitis pada buah semangka, bakteri Enterobacter cloacae pada tempe orek, dan Macrococcus caseolyticus pada telur dadar.

Di tengah polemik tersebut, isu penggunaan air sungai oleh dapur SPPG Cidolog semakin menguat. Hal ini dipicu oleh kondisi geografis Cidolog yang berbatu, menyulitkan pembuatan sumur bor. Tim investigasi dari Sukabumiupdate.com yang meninjau lokasi pada Rabu (24/9/2025) tidak menemukan sumur bor maupun sumur gali.

"Yang kami temukan justru lima unit mesin penyedot air dengan pipa paralon sepanjang lebih dari 100 meter, langsung tersambung ke Sungai Cidolog," ungkap Oto Iskandar dari tim investigasi Sukabumiupdate.com.

Air yang disedot kemudian disaring menggunakan beberapa tabung filter sebelum ditampung di toren untuk keperluan dapur MBG.

Sempat ada klaim dari dua pekerja dapur, Apri dan Encep, bahwa air berasal dari sumur gali sedalam empat meter dekat sungai. Namun, penelusuran di lokasi menunjukkan bahwa pipa penyedot terhubung langsung ke sungai, bukan ke sumur.

Baca Juga: Ratusan Ribu Peserta KIS di Sukabumi Dinonaktifkan, Dinsos Keluhkan Dampaknya ke DJSN

Warga sekitar pun membenarkan bahwa air dari sungai memang umum digunakan untuk kebutuhan harian seperti mandi dan mencuci. Namun, untuk konsumsi, mereka lebih memilih membeli air galon. “Di sini, paralon panjang yang ke sungai itu memang milik dapur MBG,” ujar salah satu warga.

Kepala SPPG Cidolog, Juan Setiawan, membantah tudingan bahwa pihaknya pernah mengklaim menggunakan sumur bor. Ia menegaskan bahwa sumber air berasal dari sumur galian.

“Kami tidak pernah menyatakan air berasal dari sumur bor. Air yang kami pakai dari sumur galian,” tegas Juan.

Namun, temuan di lapangan menunjukkan tidak adanya sumur gali di area dapur SPPG, melainkan instalasi penyedot air yang terhubung langsung ke aliran sungai. Temuan ini menambah kuat kekhawatiran warga akan standar higienitas dan keamanan pangan program MBG di wilayah Cidolog.

Berita Terkait
Berita Terkini