Hanya Nasi yang Aman, Lainnya Terkontaminasi Mikrobiologi: Kasus Keracunan MBG di Sukabumi

Sukabumiupdate.com
Rabu 24 Sep 2025, 13:46 WIB
Hanya Nasi yang Aman, Lainnya Terkontaminasi Mikrobiologi: Kasus Keracunan MBG di Sukabumi

Dok. Tim medos periksa murid SDN 2 Parakansalak Sukabumi keracunan MBG (Sumber: su/ibnu)

SUKABUMIUPDATE.com - Hasil mengejutkan dari uji lapoboratorium menu MBG atau Makan Bergizi Gratis pemicu keracunan massal ratusan pelajar di Kabupaten Sukabumi Jawa Barat dalam beberapa waktu terakhir. Ternyata hanya nasi yang aman, sedangkan menu MBG lainnya ditemukan mengandung jamur dan bakteri pemicu gangguan sistem pencernaan pada para korban keracunan.

Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi mengungkap hasil pemeriksaan laboratorium atas tiga kasus dugaan keracunan makanan dalam program MBG yang terjadi di sejumlah sekolah. Dari dua lokasi yang sudah diperiksa, ditemukan kontaminasi mikrobiologi berupa jamur dan bakteri pada beberapa jenis makanan.

Di SPPG Cidolog, hasil uji laboratorium menunjukkan adanya jamur Coccodiodesimmitis pada semangka, bakteri Enterobacter cloacae pada tempe orek, dan Macrococcus caseolyticus pada telur dadar. Sementara di SPPG Parakansalak, ditemukan bakteri Bacillus cereus pada telur. Adapun hasil pemeriksaan untuk SPPG Cibadak masih belum tersedia.

Baca Juga: Dua Motor Terbakar, Api Lalap Bengkel di Jampangkulon Sukabumi

“Pola penyebab dari ketiga kasus berbeda-beda. Kontaminasi diduga berasal dari proses penyimpanan bahan makanan yang terlalu lama pada suhu ruang, serta pengolahan yang tidak sesuai standar,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi Agus Sanusi dalam keterangan pers yang diterima redaksi sukabumiupdate.com, Selasa 23 September 2025.

Dinkes juga menyoroti faktor dominan yang berkontribusi terhadap insiden tersebut, yakni pengolahan dan distribusi makanan yang belum higienis. Beberapa sekolah diketahui tidak langsung menyajikan makanan kepada siswa setelah proses pengemasan, sehingga meningkatkan risiko kontaminasi.

Mekanisme investigasi lanjut Agus dilakukan melalui koordinasi lintas program di Dinas Kesehatan dan Puskesmas, termasuk pengambilan sampel makanan yang kemudian dikirim ke Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Jawa Barat. Dinkes juga telah berkoordinasi dengan BPOM dan Kementerian Kesehatan, serta melaporkan kasus ke sistem EBS SKDR.

Baca Juga: Ilma Maullia Asal Bojonggenteng Terima Kursi Roda dari Yayasan Sukabumi Update Peduli dan PT RAM

“Sebagai langkah pengawasan, Dinas Kesehatan menerbitkan surat instruksi pembentukan Tim Pembinaan dan Pengawasan Eksternal SPPG MBG melalui Surat Nomor 400.7.13.4/6442/DINKES/2025,” sambungnya.

Untuk para korban menurut Agus seluruh pasien dari ketiga kejadian telah pulih dan tidak ada yang dirujuk ke rumah sakit. Penanganan dilakukan oleh Puskesmas setempat.

Untuk mencegah kejadian berulang, Kementerian Kesehatan memberikan sejumlah rekomendasi kepada penyedia catering, sekolah, dan pemerintah daerah agar kasus serupa tidak terulang. Di antaranya, catering wajib memiliki sertifikat laik hygiene sanitasi (SLHS), mengikuti penyuluhan keamanan pangan, serta memastikan suhu dan tingkat kematangan makanan sesuai standar.

Baca Juga: Teror Ketukan Pintu Misterius Hantui Warga Sukabumi, Polisi Tingkatkan Patroli

“Sementara sekolah diminta membentuk Tim Pengawas Internal MBG dan melakukan uji organoleptik sebelum makanan disajikan. Pemerintah daerah juga telah membentuk Satuan Tugas MBG melalui SK Bupati Nomor 400.7.13/KEP.618-EKON/2025,” pungkasnya.

 

Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini