SUKABUMIUPDATE.com - Kesadaran kritis dalam mengonsumsi dan memproduksi informasi menjadi fokus utama dalam Workshop Jurnalistik yang digelar Kelompok Badan Mahasiswa (KBM) Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sukabumi (Faperta UMMI) pada Selasa (22/12/2025). Kegiatan ini menyasar pengurus dan anggota Badan Eksekutif Mahasiswa Faperta UMMI sebagai upaya penguatan kapasitas literasi informasi di tengah derasnya arus konten digital.
Workshop tersebut menghadirkan materi seputar dasar-dasar jurnalistik, mulai dari teknik penulisan berita, etika pemberitaan, hingga praktik peliputan dan kurasi informasi. Kegiatan ini dirancang untuk membekali mahasiswa agar mampu membedakan karya jurnalistik dengan konten media sosial yang kerap bercampur di ruang digital.
Gubernur BEM Faperta UMMI, Arief Ferdiansah, menjelaskan bahwa kemampuan jurnalistik saat ini bukan lagi sekadar keterampilan tambahan, melainkan kebutuhan dasar bagi mahasiswa dalam merespons perkembangan informasi.
Baca Juga: Tok! UMK Kabupaten Sukabumi 2026 Sebesar Rp3.831.926
“Kemampuan jurnalistik bukan lagi pilihan, melainkan keharusan bagi mahasiswa untuk mengolah berita yang akurat, membentuk persepsi masyarakat, dan mendorong perubahan sosial positif. KBM Faperta UMMI mengambil peran strategis melalui Workshop Jurnalistik ini untuk melatih potensi anggota di bidang literasi informasi, komunikasi publik, etika pemberitaan, serta teknik penulisan dan dokumentasi yang profesional,” ujar Arief kepada sukabumiupdate.com, Rabu (23/12/2025).
Ia menambahkan, sasaran kegiatan ini adalah seluruh pengurus dan anggota KBM Faperta UMMI yang memiliki minat mengasah keterampilan jurnalistik, khususnya dalam menyampaikan informasi melalui media sosial dan kanal digital lainnya.
“Kami berharap melalui langkah kecil ini, mahasiswa mampu berperan aktif di media sosial dengan memilah berita yang jelas dan berlandaskan fakta, serta mengekspresikan gagasan melalui tulisan yang dapat dibaca dan dipahami masyarakat,” katanya.
Sementara itu, pemateri workshop, Turangga Anom, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Insan Cita Indonesia, menyoroti perubahan lanskap media yang semakin kompleks di era digital. Menurutnya, mahasiswa perlu memiliki kemampuan reflektif agar tidak terjebak dalam arus informasi yang serba cepat namun minim verifikasi.
“Lanskap media kini tak lagi serupa denah lama yang dulu kita kenal. Sistem informasi dipenuhi oleh siluet baru seperti kreator konten media sosial yang bergerak layaknya profesional berita. Melalui kegiatan ini, saya ingin mahasiswa bisa membedakan mana karya jurnalistik dan mana konten media sosial,” tuturnya yang juga merupakan seorang Jurnalis sukabumiupdate.com.
Dalam workshop tersebut, peserta juga mendapatkan praktik langsung terkait aktivitas jurnalistik, mulai dari reportase lapangan hingga penulisan naskah berita dengan proses kurasi yang ketat.
“Dengan pertemuan yang singkat ini, saya berharap mahasiswa mampu merefleksikan materi dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam mengakses dan memilah informasi dari internet di era digital,” lanjut Turangga.
Dari sisi peserta, kegiatan ini dinilai memberikan pemahaman baru tentang dunia jurnalistik. Susanti, salah satu peserta workshop, mengaku mendapatkan banyak pengetahuan praktis yang relevan dengan kebutuhan mahasiswa saat ini.
“Setelah mengikuti workshop jurnalistik ini, saya mendapatkan banyak pengetahuan baru mengenai dunia jurnalistik, mulai dari teknik penulisan berita yang baik dan benar, cara menggali informasi, hingga pentingnya menjaga etika jurnalistik. Materi yang disampaikan mudah dipahami dan disertai contoh nyata, sehingga membuat saya lebih termotivasi untuk belajar dan memahami bagaimana memilih berita yang baik dan benar,” ujar Susanti.
Ia berharap kegiatan serupa dapat terus dilaksanakan secara berkelanjutan agar semakin banyak mahasiswa yang memiliki kesadaran kritis dalam mengonsumsi informasi. “Semoga kegiatan seperti ini dapat terus diadakan secara berkelanjutan,” pungkasnya.



