SUKABUMIUPDATE.com – Wakil Bupati Sukabumi, Andreas, menyoroti pentingnya pengawasan terhadap dapur umum Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) menyusul kasus dugaan keracunan Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang terjadi di SMKN 1 Cibadak.
Ia meminta Dinas Kesehatan untuk memperketat pengawasan terhadap dapur SPPG yang beroperasi di wilayah Kabupaten Sukabumi guna mencegah insiden serupa terulang.
“Saya juga sudah sampaikan ke Pak Kadis, kaitan dengan controlling nanti untuk dapur-dapur yang sudah beroperasi di Kabupaten Sukabumi,” ujar Andreas kepada sukabumiupdate.com,
Andreas menyebut, pemerintah daerah bersama Kementerian Kesehatan telah melakukan langkah-langkah penanganan. Ia kemudian menegaskan pentingnya pelaporan dan pengawasan secara berkelanjutan terhadap dapur-dapur penyedia makanan bagi peserta didik.
“Sedang dilakukan dan saya juga sudah menyampaikan bahwa tolong ini diawasi, sehingga laporannya betul-betul terkondisi dengan baik,” ucapnya.
Baca Juga: Dinkes Sukabumi Ingatkan SPPG, Ratusan Pelajar SMK di Cibadak Keracunan MBG
Ia menekankan bahwa setiap dapur SPPG yang melayani kebutuhan konsumsi sekolah wajib berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi, guna menjamin keamanan makanan yang disajikan kepada siswa.
Terkait informasi adanya sampel makanan yang diamankan untuk diuji, Andreas membenarkan bahwa saat ini masih dalam proses pemeriksaan laboratorium.
“Masih di lab ya,” katanya.
Sekitar 200 Siswa Alami Gejala Mual dan Muntah
Sebelumnya, Kepala Puskesmas Cibadak, drg. Febbie Nawawi, menyatakan bahwa pihaknya menerima laporan dugaan keracunan makanan dari SMKN 1 Cibadak pada Jumat, 12 September 2025. Laporan menyebutkan, sekitar 200 siswa mengalami gejala seperti mual, muntah, pusing, dan diare usai mengonsumsi MBG.
Tim medis dari Puskesmas segera diterjunkan ke sekolah dan melakukan penanganan di Unit Kesehatan Sekolah (UKS).
“Semua bisa ditangani dan tidak ada yang sampai dirujuk. Namun sampel makanan sudah kami kirim ke laboratorium provinsi untuk diperiksa,” jelas Febbie.