SUKABUMIUPDATE.com - Misteri dugaan keracunan massal yang menimpa puluhan pelajar di Desa Cipamingkis, Kecamatan Cidolog, Kabupaten Sukabumi, akhirnya terjawab. Hasil uji laboratorium yang dilakukan Balai Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Jawa Barat resmi mengonfirmasi adanya kontaminasi mikroorganisme berbahaya pada sampel makanan yang dikonsumsi para siswa.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sukabumi, Agus Sanusi, membenarkan bahwa hasil pemeriksaan sudah keluar. “Berdasarkan laporan Labkesda, ditemukan tiga jenis kontaminan pada menu Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang dibagikan pada Rabu, 6 Agustus 2025. Temuan ini memperkuat dugaan bahwa penyebab gejala yang dialami anak-anak adalah karena adanya cemaran mikroorganisme pada makanan,” ujarnya kepada sukabumiupdate.com, Senin (22/9/2025).
Sanusi menjelaskan, hasil uji laboratorium menemukan adanya jenis jamur Coccidioides Immitis terdeteksi pada sampel buah semangka, bakteri Enterobacter cloacae ditemukan pada tempe orek, dan bakteri Macrococcus Caseolyticus ditemukan pada telur dadar.
"Kontaminasi tersebut diduga kuat menjadi pemicu gejala sakit perut, mual, hingga pusing yang dialami 32 siswa dari PAUD Puspasari, SDN Puncak Batu, dan MI Cikadu," tegasnya.
Baca Juga: Bayu: Pemekaran Sukabumi Utara Kembali Ramai Gara-gara Wacana 9 Kecamatan Gabung Kota
Sebelumnya, Dinkes Kabupaten Sukabumi mengambil sampel makanan dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Cidolog pada Kamis (7/8/2025), baik dari sisa makanan maupun bahan yang berasal langsung dari penyedia, untuk dikirim ke Labkesda Jawa Barat.
“Dengan adanya hasil ini, kami akan segera berkoordinasi dengan pihak terkait, termasuk SPPG Cidolog, untuk melakukan evaluasi menyeluruh. Fokus utama kami adalah memperketat pengawasan standar keamanan pangan agar kejadian serupa tidak terulang,” tegas Agus.
Meski sempat menimbulkan kepanikan, seluruh siswa yang terdampak kini sudah membaik. Dari 32 anak, 31 cukup ditangani di rumah masing-masing, sementara satu anak sempat dirujuk ke Puskesmas Cidolog dan sudah dipulangkan keesokan harinya.
Agus menambahkan, Dinkes akan memastikan adanya tindak lanjut berupa pembinaan dan pendampingan terhadap penyelenggara program MBG. “Kami mendorong perbaikan sistem, mulai dari pemilihan bahan, pengolahan, penyimpanan, hingga distribusi. Keamanan pangan untuk anak-anak sekolah tidak bisa ditawar,” kata dia.
Program MBG di Cidolog sendiri menjangkau lebih dari 3.200 penerima. Pihak SPPG sebelumnya mengklaim telah menerapkan prosedur ketat, mulai dari kebersihan air, distribusi makanan, hingga pemilihan bahan baku. Namun dengan temuan laboratorium ini, SPPG menyatakan siap menjadikannya bahan evaluasi.
Baca Juga: PLN Janjikan Pengobatan, Remaja Palabuhanratu Sukabumi yang Alami Luka Bakar
“Insiden ini menjadi pembelajaran penting. Kami pastikan Dinas Kesehatan bersama seluruh pihak terkait akan meningkatkan pengawasan agar kualitas makanan bergizi gratis tetap aman dikonsumsi oleh para siswa,” pungkas Agus. (adv)