SUKABUMIUPDATE.com - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI) yang tergabung dalam Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelompok 41 dan 42, melaksanakan kegiatan sosialisasi dan pelatihan di Desa Sirnamekar, Kecamatan Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi, pada 12 Agustus 2025.
Kegiatan tersebut berfokus pada program DESTANA (Desa Tangguh Bencana) dan KATANA (Keluarga Tangguh Bencana), dengan tujuan meningkatkan kesiapsiagaan warga terhadap potensi bencana serta memperkuat ketahanan ekonomi keluarga saat terdampak bencana.
Melalui program DESTANA, mahasiswa KKN bersama perangkat desa dan masyarakat setempat melakukan pembentukan Forum PRB (Pengurangan Risiko Bencana). Forum ini berperan penting dalam merancang langkah-langkah mitigasi bencana, seperti sistem peringatan dini menggunakan kentongan dan toa masjid. Forum PRB kemudian secara resmi disahkan melalui Surat Keputusan (SK) Kepala Desa Sirnamekar.
Kepala Desa Sirnamekar, Ajat Sudrajat, menegaskan pentingnya program ini dengan menyinggung pengalaman bencana yang pernah dialami warganya.
“Pada tahun 2024 yang lalu, Desa Sirnamekar terkena dampak bencana akibat meluapnya air Cikaso. Banyak rumah warga tergenang banjir hingga mereka harus mengungsi ke rumah-rumah saudaranya. Saat itu, kami belum memiliki tempat pengungsian maupun penanganan yang memadai terkait tangguh bencana. Karena itu, program Destana ini sangat penting untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat,” ungkapnya.
Foto forum pembentukan.
Adapun melalui program KATANA, mahasiswa KKN mengangkat isu dampak bencana terhadap keluarga, khususnya yang kehilangan mata pencaharian kepala keluarga. Sebagai solusi alternatif, KKN UMMI Kelompok 41 dan 42 menghadirkan pelatihan keterampilan untuk mendukung perekonomian warga.
Bekerja sama dengan Rumah Nyonya, para mahasiswa mengadakan pelatihan kerajinan macrame di Kantor Desa Sirnamekar. Pelatihan ini menyasar ibu-ibu PKK dan kader desa, dengan langsung dibimbing oleh Vinny, owner Rumah Nyonya.
Dalam kesempatan tersebut, para peserta diajarkan membuat produk tas botol minum berbahan macrame. Harapannya, keterampilan ini dapat menjadi peluang usaha baru bagi masyarakat, khususnya kaum ibu, dalam membantu menopang perekonomian keluarga ketika bencana melanda.
Kegiatan pelatihan kerajinan macrame bersama Owner dari rumah nyonya.
Ketua KKN UMMI Kelompok 41, Muhamad Ikbal Purnama, menyampaikan bahwa program Destana dan Katana di Desa Sirnamekar diharapkan tidak berhenti pada kegiatan KKN saja, melainkan dapat diteruskan oleh masyarakat dan perangkat desa.
“Melalui Destana, kami ingin Desa Sirnamekar menjadi lebih siaga dalam menghadapi bencana. Sedangkan melalui Katana, kami berharap masyarakat punya alternatif keterampilan yang bisa membantu perekonomian keluarga ketika kondisi sulit,” ujar Ikbal.
Sementara itu, Ketua KKN UMMI Kelompok 42, Saeed Rusman, menambahkan bahwa keberhasilan program ini bergantung pada partisipasi aktif masyarakat.
“Kami berusaha menghadirkan program yang bermanfaat, bukan hanya jangka pendek, tapi juga bisa dirasakan dalam jangka panjang. Harapan kami, pelatihan seperti macrame ini bisa membuka peluang usaha baru bagi ibu-ibu, sehingga selain siaga bencana, Desa Sirnamekar juga lebih mandiri secara ekonomi,” tutur Saeed.
Melalui kegiatan ini, mahasiswa KKN UMMI berharap program Destana dapat menjadi program desa yang berkelanjutan, sekaligus mengurangi risiko bencana yang mungkin terjadi di Desa Sirnamekar. Sementara itu, program Katana diharapkan mampu membantu memperbaiki perekonomian keluarga, membuka lapangan kerja baru, serta meningkatkan keterampilan masyarakat melalui ide usaha alternatif di luar mata pencaharian utama.
Dengan rangkaian program tersebut, KKN UMMI Kelompok 41 dan 42 berkomitmen mendukung Desa Sirnamekar menjadi desa yang tangguh bencana, sehat, serta mandiri secara ekonomi.