Balita Sukabumi Meninggal Dipenuhi Cacing, DPRD: Salah Kita Semua

Sukabumiupdate.com
Rabu 20 Agu 2025, 11:58 WIB
Balita Sukabumi Meninggal Dipenuhi Cacing, DPRD: Salah Kita Semua

Raya (3 tahun) saat ditangani medis. Ia adalah balita asal Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, yang menderita penyakit cacing dan meninggal dunia. | Foto: Instagram/@rumah_teduh_sahabat_iin

SUKABUMIUPDATE.com - Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Sukabumi Faizal Akbar Awaludin angkat suara soal kasus meninggalnya balita bernama Raya (3 tahun) asal Kampung Padangenyang RT 06/03 Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi. Raya meninggal pada 22 Juli 2025 dengan tubuh dipenuhi cacing gelang.

Faizal menilai peristiwa ini harus menjadi momentum untuk memperkuat kepedulian sosial dan semangat gotong royong di tengah masyarakat. Menurut dia, pada masa kecilnya rasa kebersamaan antarwarga kampung sangat terasa, namun kini nilai tersebut kian memudar.

"Saya menilai bentuk kepedulian sosial di masyarakat harus ditingkatkan serta semangat gotong royong yang waktu saya kecil itu antartetangga kampung sangat terasa, berbeda di era sekarang.” ujarnya kepada sukabumiupdate.com, Rabu (20/8/2025).

Faizal juga mengingatkan agar tragedi ini tidak dijadikan ajang saling menyalahkan. Ia menyebut semua pihak, termasuk dirinya, memiliki tanggung jawab. “Kalau menyalahkan satu pihak saya kira bukan solusi. Ini salah kita semua, termasuk saya sebagai anggota DPRD, ke depan kita harus bisa mengantisipasi ini, jangan sampai terulang,” ucapnya.

Baca Juga: DPRD Soroti Miliaran Dana Panas Bumi, Balita Sukabumi Mati Cacingan di Lumbung Energi

Ia menekankan bahwa kesadaran kolektif dan kekompakan sangat dibutuhkan, baik dari masyarakat maupun pejabat di semua tingkatan. Menurutnya, koordinasi lintas lembaga harus diperkuat melalui regulasi yang jelas. “Kita semua harus bertanggung jawab serta membuat regulasi aturan jangan sampai terulang lagi. Pemdes, Dinsos, Pemda, DPRD, semua duduk bersama membahas permasalahan ini, mencari solusi agar tidak terulang di kemudian hari, ini salah kita semua,” kata Faizal.

Komisi IV DPRD Kabupaten Sukabumi juga sudah membicarakan persoalan ini secara internal. Faizal berharap langkah evaluasi menyeluruh bisa segera dilakukan. “Mudah-mudahan kasus seperti ini tidak terulang kembali, kita akan evaluasi, dan mungkin nanti Pak Ketua Komisi yang akan berbicara langsung,” kata dia.

Kisah tragis ini baru mengemuka setelah komunitas sosial Rumah Teduh mengunggah kondisi Raya pada pertengahan Agustus lalu. Raya dibawa ke rumah sakit pada 13 Juli 2025 malam dalam keadaan tak sadarkan diri. Ia pun diketahui tengah menjalani pengobatan tuberkulosis, ditambah demam, batuk, dan pilek yang membuat tubuhnya kian rapuh.

Sembilan hari Raya bertahan di rumah sakit tanpa identitas dan jaminan kesehatan, sehingga tagihan biaya perawatan menembus puluhan juta.

Sejak kecil, Raya memang tumbuh di lingkungan kotor, bermain di tanah bercampur kotoran ayam di bawah rumah panggungnya di Desa Cianaga. Kedua orang tuanya, Rizaludin alias Udin (32 tahun) dan Endah (38 tahun), mengalami gangguan mental, sehingga tak mampu mengurus dokumen maupun memastikan tumbuh kembang sang anak. (ADV)

Berita Terkait
Berita Terkini