Sosok Adik Muncul di Mimpi, Kisah Kakak Sebelum Korban Longsor Sukabumi Meninggal

Sukabumiupdate.com
Jumat 11 Jul 2025, 10:37 WIB
Sosok Adik Muncul di Mimpi, Kisah Kakak Sebelum Korban Longsor Sukabumi Meninggal

Abdullah (27 tahun), kakak kedua Ibrahim (13 tahun), korban meninggal akibat longsor di Kampung Babakan RT 17/06 Desa/Kecamatan Bojonggenteng, Kabupaten Sukabumi, Rabu dini hari (9/7/2025). | Foto: SU/Ibnu Sanubari

SUKABUMIUPDATE.com - Abdullah (27 tahun), kakak kedua Ibrahim (13 tahun), korban meninggal akibat longsor di Kampung Babakan RT 17/06 Desa/Kecamatan Bojonggenteng, Kabupaten Sukabumi, Rabu dini hari (9/7/2025), mengaku sempat mengalami mimpi yang tak biasa beberapa saat sebelum mengetahui musibah ini.

“Saya lagi di tempat kerja, waktu itu mimpi dia (Ibrahim) minta tolong, katanya ‘a dieu bantuan, a dieu bantuan’. Tiga kali dia ngomong begitu,” ujar dia, Rabu.

Dalam mimpi itu, Abdullah sempat menjawab "Keheula kedeung (entar dulu tunggu)" dan setelah itu sosok adiknya menghilang. Adapun yang membuat Abdullah terkejut adalah pakaian yang dikenakan adiknya atau Ibrahim dalam mimpi tersebut sangat mirip dengan yang dikenakannya saat ditemukan tertimbun longsoran.

“Dia pakai baju putih kaus futsal sama celana kolor. Saya tanya ke orang tua, ‘Ibra tadi pakai baju apa?’, dijawab, kaus putih, kolor biasa. Persis seperti di mimpi,” tuturnya.

Abdullah mengingat mimpi itu terjadi sekira pukul 01.30 hingga 02.00 WIB. “Saya bangun tidur, terus ingin ke toilet. Setelah itu lihat HP, heran kenapa istri banyak telepon,” kata dia.

Baca Juga: Update Korban Luka Longsor Bojonggenteng Sukabumi, Remaja 15 Tahun Masih Dirawat

Curiga ada hal penting, ia segera melakukan video call. “Langsung semua nangis, kata istri saya, Ibra ketimpa longsor, belum ketemu.Otomatis saya langsung pulang,” lanjutnya.

Setibanya di rumah, Abdullah mendapati adiknya sudah dievakuasi ke masjid. “Nyawanya sudah gak ada,” ucap dia.

Ibrahim yang merupakan anak bungsu dari tujuh bersaudara meninggal akibat longsor yang terjadi sekira pukul 02.00 WIB. Tebing setinggi 15 meter di belakang rumahnya runtuh akibat hujan deras, menghantam bangunan tempat ia dan keluarganya tinggal.

Ibrahim dikenal pendiam, baik, penurut, dan mandiri. Ia tinggal bersama ibu dan kakak-kakaknya, sedangkan ayahnya sedang bekerja di luar kota. Kakak lainnya, Anita (29 tahun), menyebut Ibrahim seharusnya persiapan mendaftar ulang ke SMPN 1 Bojonggenteng. Sepatu dan jaket baru untuk sekolah sempat ia coba dan foto sehari sebelum bencana.

Sebelum kejadian Anita sempat membangunkan Ibrahim, namun tanah sudah menimbun kamar. Keluarga menggali dengan tangan kosong. Said (8 tahun), keponakan Ibrahim, berhasil diselamatkan, berkat posisi tubuh Ibrahim yang menahan tanah. Sementara Ibrahim ditemukan tak bernyawa dalam posisi tengkurap.

Ibrahim adalah anak dari pasangan suami istri Hamdan (kelahiran 13 Agustus 1961) dan Ita (kelahiran 8 Oktober 1976).

Berita Terkait
Berita Terkini