SUKABUMIUPDATE.com - Seratus hari pertama masa jabatan kerap menjadi awal bagi kepala daerah untuk menunjukkan arah dan keseriusan dalam merealisasikan visi, misi, serta janji politik yang telah diikrarkan kepada publik.
Dalam praktik pemerintahan, periode 100 Hari Kerja dimaknai sebagai momentum krusial yakni sebuah fase awal untuk menegaskan arah kebijakan, menetapkan skala prioritas, dan memperlihatkan komitmen terhadap janji kampanye yang telah disampaikan kepada rakyat.
Wali Kota dan Wakil Wali Kota Sukabumi, Ayep Zaki dan Bobby Maulana, resmi memulai masa tugas mereka pada 20 Februari 2025, setelah dilantik dan menerima mandat rakyat. Mereka datang membawa serangkaian komitmen yang digaungkan selama masa kampanye.
Baca Juga: Catatan dan Kritik 100 Hari Kerja Ayep Zaki-Bobby Maulana Pimpin Kota Sukabumi
Dalam konteks ini, masa 100 Hari Kerja dihitung sejak hari pelantikan pada 20 Februari dan berakhir pada 31 Mei 2025. Penetapan rentang waktu ini penting sebagai tolok ukur publik dan media dalam menilai capaian awal serta langkah-langkah strategis yang telah diambil.
Dalam berbagai kesempatan, keduanya menegaskan tekad untuk merealisasikan janji kampanye berdasarkan skala prioritas yang rasional dan terukur. Pernyataan ini membangkitkan ekspektasi publik akan percepatan program-program strategis kota.
Kini, setelah periode 100 hari itu rampung, masyarakat mulai mengevaluasi: sejauh mana janji kampanye telah diterjemahkan menjadi aksi nyata? Apakah sudah ada langkah konkret, atau justru masih berkutat dalam retorika dan simbolisme?
Berdasarkan hal tersebut, sukabumiupdate.com (SU) melakukan jajak pendapat (polling) kepada para pembaca SU melalui fitur polling di feeds Instagram @sukabumiupdatecom.
Polling sukabumiupdate.com tersebut bertajuk "Puaskah Anda terhadap Kinerja 100 Hari Kerja Wali Kota dan Wakil Wali Kota?". Polling sukabumiupdate.com ini dimulai pada hari Sabtu, 31 Mei 2025 dan berakhir pada hari Kamis, 5 Juni 2025 pukul 13.00 WIB.
Hasil Polling sukabumiupdate.com Tentang Kinerja 100 Hari Kerja Wali Kota dan Wakil Wali Kota
Polling 100 Hari Kerja Wali Kota & Wakil Wali Kota Sukabumi. | Sukabumiupdate.com.
Postingan polling sukabumiupdate.com tentang “Puaskah Anda terhadap Kinerja 100 Hari Kerja Wali Kota dan Wakil Wali Kota?” ini mendapat atensi cukup banyak dari warganet. Hingga Kamis, 05 Juni 2025, di media sosial instagram/@sukabumiupdatecom, sebanyak 2.381 akun telah menyukai postingan Polling Kinerja 100 Hari Kerja Wali Kota dan Wakil Wali Kota, dengan 1056 komentar, 63 kali dibagikan dan 46 kali disimpan.
Kemudian, ada 12,3 ribu akun yang telah berpartisipasi dalam Polling sukabumiupdate.com tersebut, diantaranya 63% pengguna atau sekitar 7.749 akun memilih "Tidak Puas" dan 4.551 akun lainnya (37%) memilih "Puas".
Polling sukabumiupdate.com diantaranya 63% pengguna memilih "Tidak Puas" dan (37%) memilih "Puas".
Berikut persentase dan hasil Polling sukabumiupdate.com tentang “Puaskah Anda terhadap Kinerja 100 Hari Kerja Wali Kota dan Wakil Wali Kota?”:
- 63% Warganet Tidak Puas dengan Kinerja 100 Kerja Wali Kota dan Wakil Wali Kota (7.749 pengguna)
- 37% Warganet Puas dengan Kinerja 100 Kerja Wali Kota dan Wakil Wali Kota (4.551 pengguna)
Analisis Sentimen di Polling Sukabumiupdate.com
Analisa lanjutan juga dilakukan sukabumiupdate.com dengan menghimpun dan mengolah kata dan/atau kalimat tertentu dari komentar warganet hingga akhir periode polling. Persentase dalam analisis ini berdasarkan akumulasi komentar bersentimen positif, negatif dan sentimen netral.
Hasil polling yang dilakukan oleh Sukabumiupdate.com menunjukkan bahwa mayoritas warga memberikan respons positif terhadap kinerja Wali Kota dan Wakil Wali Kota Sukabumi selama 100 hari pertama masa jabatan mereka.
Dari total komentar yang dianalisis, sebanyak 60% responden menyatakan puas, dengan alasan utama adanya kerja nyata serta munculnya perubahan positif yang dirasakan langsung oleh masyarakat.
Namun, tidak sedikit pula yang menyuarakan ketidakpuasan. Sekitar 30% komentar menyoroti berbagai persoalan yang dinilai belum tersentuh atau belum ditangani secara optimal, seperti penataan pedagang kaki lima (PKL), kondisi trotoar, serta kebersihan ruang publik.
Sementara itu, 10% lainnya bersikap netral. Kelompok ini menilai bahwa periode 100 hari masih terlalu dini untuk menilai kinerja pemerintahan secara menyeluruh dan objektif.
Data ini mengindikasikan bahwa meskipun tingkat kepuasan publik cukup tinggi, ekspektasi terhadap pembenahan persoalan klasik di perkotaan tetap menjadi perhatian serius masyarakat.
Topik yang Paling Sering Muncul dalam Polling Kinerja 100 Hari Wali Kota dan Wakil Wali Kota Sukabumi
Polling publik mengenai kinerja 100 hari pertama Wali Kota dan Wakil Wali Kota Sukabumi juga mengungkap berbagai topik yang dominan diperbincangkan oleh warga. Isu paling banyak disorot adalah kondisi Lapangan Merdeka (Lapdek), yang mencatat 25% dari total pembahasan. Ini menandakan bahwa Lapdek menjadi simbol harapan publik terhadap ruang terbuka kota yang representatif dan tertata baik.
Selanjutnya, persoalan pedagang kaki lima (PKL) dan ketertiban kota muncul sebanyak 20%, mencerminkan keresahan warga terhadap tata kelola ruang publik dan ketegasan penegakan aturan.
Infrastruktur jalan dan evaluasi kinerja pimpinan kota masing-masing mendapat porsi 15%, menunjukkan kepedulian warga terhadap aspek fungsional pelayanan dasar dan efektivitas pemerintahan.
Selain itu, kebersihan kota (10%), parkir liar (8%), dan isu pencitraan versus realita (7%) turut mengisi opini publik, menandakan bahwa aspek estetika kota, ketertiban lalu lintas, serta transparansi komunikasi pemerintah masih menjadi perhatian yang tak kalah penting.
Temuan ini menunjukkan bahwa ekspektasi publik terhadap perubahan nyata sangat terukur dan konkret, tidak hanya berhenti pada simbolik atau janji politik.
Komentar Warganet Soal Kinerja 100 Hari Pertama Wali Kota dan Wakil Wali Kota Sukabumi
Dari 1056 komentar menunjukkan ragam respons, mulai dari pujian hingga kritik tajam. Sejumlah warganet menyampaikan apresiasi atas kinerja Wali Kota Ayep Zaki dan Wakil Wali Kota Bobby Maulana, terutama dalam hal pendekatan langsung ke masyarakat, peningkatan kesejahteraan guru ngaji dan RT, serta realisasi pembangunan jalan dan drainase.
Komentar positif seperti dari akun @omih_xxx, @fatimxxx, dan @gunawanxxx menandai adanya kepuasan atas kerja nyata yang telah dilakukan.
“Sangat Puas Sekali!!!! Lanjutkan Pak @Ayepzaki Dan Pak @Bobbymaulana Masya Allah Sehat2 Terus Ya Bapak. Wilayah Rw Saya Pernah Didatangi Bapak, Bagus Responnya!,” tulis akun @Omih.xxx.
“Guru Ngaji Di Sukabumi Sudah Digaji Pemkot, Gaji Rt Juga Naik. Terima Kasih Pak Wali!,” kata akun @Fatimxxx.
“Memuaskan! Pembangunan Jalan Dan Drainase Sudah Direalisasikan,” kata akun @Gunawanxxx.
Namun, tidak sedikit juga komentar bernada kekecewaan. Keluhan paling dominan mencakup persoalan pedagang kaki lima (PKL) yang tidak tertata, kemacetan parah di pusat kota, infrastruktur yang belum dibenahi, serta tudingan pencitraan tanpa hasil nyata.
Akun seperti @malikxxx, @mulyaxxx, dan @maspusxxx mengkritik keras kondisi lapangan Merdeka, jalan rusak, serta ketidaktertiban kota yang dianggap belum tersentuh secara serius oleh pemkot.
“Pkl Tidak Tertata, Preman Merajalela. Kota Sukabumi Makin Ancur!,” tulis akun @Malikxxx.
“Sangat Tidak Puas. Tidak Ada Gebrakan, Mau Pinjam Uang Ratusan Miliar Buat Beli Lampu,” tulis akun @Mulyaxxx.
“Belum Ada Karya, Jalan Ahmad Yani Semrawut, Trotoar Tidak Berfungsi. Hanya Pencitraan!,” kata akun @Maspusxxx.
Bahkan, terdapat komentar yang menyinggung kasus serius terkait ketidakadilan dan lemahnya penegakan hukum oleh dinas terkait, seperti disampaikan oleh akun @odc_sxxx, “Oknum Dinas Melakukan Obstruction Of Justice Belum Ditindak, Anak Korban Menderita. Sukabumi Mau Jadi Kota Apa?,” tulisnya.
Secara umum, komentar-komentar ini menggambarkan dinamika sentimen masyarakat yang kompleks, sebagian mengakui kemajuan dan ketulusan upaya pemerintahan baru, sementara sebagian lain menuntut gebrakan lebih konkret dan cepat dalam menjawab persoalan kota yang sudah lama mengendap.